Keracunan Sinar Matahari, Wajah Wanita Ini Bengkak Parah

Lupa pakai tabir surya, dia harus mengalami kondisi yang menyakitkan.

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Minggu, 05 Juli 2020 icon 17:30 WIB
Keracunan Sinar Matahari, Wajah Wanita Ini Bengkak Parah

Ilustrasi musim panas. (Pixabay/Jill Wellington)

Tabir surya tidak hanya berguna melindungi kulit dari kemungkinan terbakar sinar matahari. Penggunaan sunscreen juga dapat melindungi mereka yang rentan keracunan sinar matahari.

Payton Williams, 25 tahun, sama sekali tak menyangka dirinya akan mengalami keracunan sinar matahari. Bukan hanya terbakar, kulit wajahnya mengalami pembengkakan.

Melansir Mirror, Payton diketahui lupa menggunakan tabir surya dan menghabiskan dua jam di bawah paparan sinar matahari pada suhu 27 derajat Celcius.

Baca Juga: Bisa Bahaya, Simak Tanda-Tanda Tabir Surya Sudah Kedaluwarsa!

Kala itu, Payton Williams yang berasal dari Oklahoma rupanya tengah jalan-jalan bersama temannya. Namun, dia lupa tidak memakai tabir surya karena cuaca hari itu terlihat berawan. Akibatnya, Payton pun tak sadar dirinya telah terbakar sinar matahari.

Ilustrasi. (Foto: shutterstock)
Ilustrasi sinar matahari. (Shutterstock)

Barulah saat Payton hendak pergi bekerja, gadis 25 tahun ini sadar bahwa tekstur kulitnya berubah kering. Payton juga mulai mengalami dehidrasi, mual, serta merasa ingin pingsan.

Hal itu terus terjadi selama beberapa hari berikutnya. Wajah Payton pun mulai bengkak dan terasa sakit di bagian dahi.

Baca Juga: Benarkah Orang Berkulit Gelap Tak Butuh Tabir Surya? Ini Faktanya

Dokter akhirnya mendiagnosis Payton keracunan sinar matahari. Kondisi ini jauh lebih parah dari sekadar terbakar sinar matahari.

Akibat keracunan sinar matahari, kulit Payton pun membentuk selulit dan terinfeksi bakteri. Selain mengalami wajah bengkak hingga sebesar 4 cm, Payton juga tak bisa membuka matanya.

Demi mengatasi hal ini, dokter memberikan antibiotik pada Payton. Namun, kondisinya terus bertambah parah sebelum akhirnya dapat membaik.

Wajah belang akibat paparan sinar matahari. (Shutterstock)
Ilustrasi dampak sinar matahari. (Shutterstock)

"Ini sangat menyakitkan. Aku terbiasa dengan rasa sakit dan mempunyai toleransi tinggi, namun ini membuatku sampai menangis."

"Terakhir aku merasa sakit seperti itu adalah saat punya masalah dengan syaraf. Aku tak merekomendasikannya. Aku tidak akan berjemur lagi," tambah gadis ini.

Payton sendiri mencoba untuk mengatasi rasa sakit dengan membuat candaan di media sosial. Dia membandingkan penampilannya dengan sederet tokoh kartun.

Namun, bagaimanapun hal ini menjadi pelajaran bagi Payton untuk tidak pernah lupa memakai tabir surya lagi sebelum keluar rumah.

"Aku sangat marah karena lupa memakai tabir surya. Kulitku pucat, semestinya aku tahu itu. Aku pikir tidak apa-apa (aku keluar) karena hanya sebentar, tapi aku salah."

Baca Juga: Hobi Berjemur di Pagi Hari, Haruskah Pakai Tabir Surya?

"Cuaca waktu itu berawan dan berangin dan tidak terlalu panas, dan aku hanya dua jam di bawah sinar matahari," kata dia.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI