fashion-beauty

SPF Tinggi di Sunscreen Bukan Jaminan Perlindungan Optimal, Ini Kata Dokter

Dokter kulit sebut SPF tinggi pada produk tabir surya bukan jaminan perlindungan optimal.

Melindungi kulit dengan tabir surya. (Shutterstock)

Tabir surya atau sunscreen membantu melindungi tubuh dari sengatan sinar matahari dan dampak buruk sinar Ultraviolet atau sinar UV. Paparan sinar UV berlebihan bisa merusak sel kulit dan memicu penuaan dini hingga kanker kulit.

Penggunaan tabir surya sangat tergantung dari kadar Sun Protection Factor (SPF) yang terkandung di dalamnya. Banyak pakar yang menyarankan untuk memilih SPF 30 atau lebih jika menghabiskan lebih banyak waktu di luar ruangan.

Meski begitu, perlu diingat bahwa jumlah SPF tinggi tidak menjamin terlindungi sepenuhnya dari sinar UV. Hal itu salah satunya dijelaskan Director of Pigmented Lesions and Skin, Orit Markowitz, MD.

Sebagai catatan, kebanyakan tabir surya diformulasikan untuk menangkal dua jenis sinar UV yakni UVA yang menembus lebih dalam ke kulit sehingga menyebabkan flek hitam dan penuaan dini.

Kedua, tabir surya menangkal UVB yang merupakan penyebab kulit terbakar (sunburn) dan warna kulit berubah gelap.

"Ketika jumlah SPF naik, perlindungan terhadap UVA turun akibat bahan pelindung dalam tabir surya yang berinteraksi, itulah sebabnya SPF 100 tak direkomendasikan," ungkap Markowitz, mengutip Insider, Kamis (17/6/2021) pekan kemarin.

Jadi, bahan perlindungan UVA dan UVB dalam tabir surya bisa saling pro-kontra atau bertolak belakang, apabila SPF terlalu tinggi.

Alih-alih menggunakan tabir surya dengan SPF tinggi, Yayasan Kanker Kulit atau Skin Cancer Foundation merekomendasikan SPF 15 sebagai pilihan terbaik.

Kadar SPF tersebut dinilai sangat ideal digunakan ketika harus mengajak anjing berjalan-jalan atau bekerja sekilas di bawah sinar matahari.

Namun jika ingin melakukan kegiatan luar ruangan, seperti hiking atau berenang, Anda disarankan menggunakan tabir surya dengan SPF 30. (*Dini Afrianti Efendi)