Ramah Hewan, Ralph Lauren Berhenti Gunakan Mohair

Ralph Lauren akhirnya jadi satu dari sekian banyak label yang berpartisipasi.

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Selasa, 31 Juli 2018 icon 18:45 WIB
Ramah Hewan, Ralph Lauren Berhenti Gunakan Mohair

Ralph Lauren berhenti gunakan mohair. (Instagram/@ralphlauren)

Mengikuti jejak sejumlah brand lain, Ralph Lauren akhirnya berhenti menggunakan bahan baku mohair, berupa tenunan yang dibuat dari bulu kambing angora, untuk semua produknya.

Dilansir dari Nypost, keputusan ini diambil Ralph Lauren setelah mereka mendapat tekanan dari People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), organisasi pendukung hak-hak hewan.

Kambing angora. (Nypost)
Kambing angora. (Nypost)

Hal tersebut bermula setelah PETA merilis laporan di awal tahun 2018 yang mengungkapkan bahwa pekerja pertanian menyalahgunakan, memutilasi, dan membunuh kambing angora yang demi menggunakan wolnya untuk membuat sweater, topi, dan produk busana lain.

Baca Juga: Seperti Kylie Jenner, Jelly Nail Ini Cocok Buat Fashion Weekend

Sebagian besar mohair berasal dari Afrika Selatan dan AS, khususnya Texas. Menurut laporan itu, para pekerja menanduk kambing dengan membakar tanduk mereka. Mereka juga terlihat menyeret dan melemparnya.

Instagram/@ralphlauren
Produk busana Ralph Lauren. (Instagram/@ralphlauren)

Nggak cuma Ralph Lauren, sebelumnya PETA berhasil membujuk perusahaan-perusahaan pakaian seperti H & M, Zara, Gap, dan Topshop untuk berhenti menjual produk-produk mohair pada tahun 2020 mendatang dan mengambil sikap melawan praktik-praktik kejam pada binatang.

Terhitung sejauh ini, sudah hampir 300 label dan peritel yang nggak memakai mohair lagi dalam produk mereka.

Baca Juga: Jumpsuit dan Overall, Bedanya Apa sih?

Baca Juga: Sandal Birkenstock Ngetrend Lagi, Contek Inpirasi Padu Padannya

“Ralph Lauren telah bergabung dengan daftar merek fashion yang semakin berkembang yang mengakui bahwa pembeli saat ini tidak mendukung kekejaman terhadap hewan di industri mode,” kata direktur Urusan Perusahaan PETA, Anne Brainard seperti dikutip Nypost.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI