Cetak Sejarah, Arab Saudi Tampilkan Penyiar Berita Perempuan

Semoga bisa jadi pintu gerbang kebebasan berekspresi perempuan Saudi ya.

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Senin, 24 September 2018 icon 16:02 WIB
Cetak Sejarah, Arab Saudi Tampilkan Penyiar Berita Perempuan

Weam Al Dakheel. (Twitter/@saudiatv)

Arab Saudi dulunya dikenal sebagai negara konservatif yang melarang perempuan untuk tampil ke publik. Namun belakangan, kerajaan Arab Saudi mulai memberi 'kelonggaran' pada perempuan lewat revolusi kebijakannya.

Tahun lalu, pihak kerajaan memutuskan memberikan izin kepada kaum hawa mengendarai mobil dan berbisnis, termasuk menonton pertandingan olahraga di stadion.

Tidak hanya sampai di situ, akhirnya ada seorang jurnalis perempuan yang muncul menjadi penyiar berita televisi.

Baca Juga: Cantik Itu Relatif, Ini 5 Standar Kecantikan dari Berbagai Negara

Dilansir dari Dailymail UK, sosok Weam Al Dakheel mencetak sejarah dengan menjadi perempuan pertama yang tampil sebagai pembawa acara televisi pemerintah.

Weam Al Dakheel. (Twitter/@saudiatv)
Weam Al Dakheel. (Twitter/@saudiatv)

Weam Al Dakheel pertama kali muncul membawakan acara berita pukul 21.30 di stasiun TV Al Saudiya, pada Kamis (20/9) ditemani rekan pernyiar pria, Omar Al-Nashwan.

Al Saudiya merupakan stasiun TV milik pemerintah dan berada di bawah Kementerian Budaya dan Informasi.

Baca Juga: 7 Artis Korea yang Tetap Cantik dengan Gaya Rambut Pendek

Berkat panampilannya itu, Weam Al Dakheel mendapat banjir pujian dari netizen. Mereka mengapresiasi kinerjanya dan menyebut kemunculannya telah menandai tonggak sejarah dalam kerjaaan yang sangat konservatif.

Menurut laporan sejumlah media di Arab Saudi, Weam Al Dekheel adalah seorang sarjana lulusan Univeristas Amerika Libanon di Beirut.

Sebelum bergabung dengan stasiun Al Saudiya, ia merupakan seorang reporter CNBC Arabia dan presenter untuk Al-Arab News Channel yang bermarkas di Bahrain.

Penampilan Al-Dakheel di televisi pemerintah ini disebut-sebut sebagai bagian dari reformasi yang diperkenalkan oleh Raja Salman bin Abdulazis.

Hal itu mengingat perempuan di sana harus memiliki izin dari kerabat laki-laki untuk bekerja, bepergian, menikah, dan bahkan untuk mendapat perawatan medis.

Baca Juga: Inilah Alasan Perempuan Mengoleksi Tas Branded

Reformasi itu pun didukung oleh Putra Mahkota Mohammen bin Salman sedang berupaya meningkatkan jumlah perempuan mencapai porsi sepertiga dari keseluruhan jumlah angkatan kerja hingga satu dekade ke depan.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI