Hasil Studi PBB: Rumah Jadi Tempat Paling Berbahaya bagi Wanita

Banyak wanita yang jadi korban pembunuhan orang terdekat.

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Rabu, 28 November 2018 icon 14:50 WIB
Hasil Studi PBB: Rumah Jadi Tempat Paling Berbahaya bagi Wanita

Ilustrasi wanita jadi korban kekerasan. (Unsplash/Motoki Tonn)

Ada studi baru tentang narkoba dan kejahatan dari kantor PBB  yang membuat banyak orang kaget membacanya. Setiap hari, rata-rata 137 wanita dari seluruh dunia dibunuh oleh pasangan atau anggota keluarga mereka sendiri. Mereka jadi korban pembunuhan orang terdekat.

Dilansir dari laman Elle, penelitian tersebut berfokus pada kasus pembunuhan wanita dewasa dan anak perempuan serta berkaitan dengan isu gender.

Pada 2017 lalu, jumlah korban pembunuhan wanita tercatat  mencapai 87.000 jiwa. Sebanyak 58 persen di antaranya dinyatakan dibunuh oleh pasangan intim atau anggota keluarga. Lalu, sepertiganya dibunuh oleh mantan pasangan intim.

Baca Juga: 10 Alasan Bercerai Paling Aneh, Beberapa Bikin Kesal Bacanya

Ilustrasi wanita sedang sedih. (Unsplash/Yuris)
Ilustrasi wanita jadi korban kekerasan. (Unsplash/Yuris)

''Wanita terus membayar harga tertinggi sebagai akibat dari ketidaksetaraan gender, diskriminasi dan stereotip negatif,'' ungkap Yuri Fedotov, Direktur Eksekutif UNODC.

''Mereka juga yang paling mungkin dibunuh oleh pasangan intim atau keluarga. Ini menjadikan rumah tempat yang paling berbahaya bagi seorang wanita,'' lanjutnya.

Laporan ini juga menunjukkan bahwa angka tersebut meningkat signifikan sejak tahun 2012. Sebelumnya, diperkirakan 47 persen dari korban pembunuhan wanita dihabisi oleh pasangan intim atau anggota keluarga.

Baca Juga: The East Light Jadi Korban Kekerasan, Ketahui Dampaknya

Sementara sekitar 80 persen dari korban pembunuhan yang disengaja adalah laki-laki. Sebanyak 64 persen dari pasangan intim dan korban pembunuhan yang berhubungan dengan keluarga adalah wanita.

Sebagai upaya mencegah pembunuhan di masa depan, UNODC melaporkan bahwa lembaga nasional dan internasional harus berbuat lebih banyak untuk melindungi perempuan. Hal itu termasuk memperkenalkan undang-undang yang menangani kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan seksual.

Ilustrasi wanita sedang sedih. (Unsplash/Luiz Galves)
Ilustrasi wanita jadi korban kekerasan. (Unsplash/Luiz Galves)

Perempuan juga harus dapat mengakses layanan peradilan pidana, kesehatan, dan sosial terkoordinasi, termasuk tempat penampungan dan bantuan hukum.

Ada suatu kejadian besar di hadapan publik yang menyentil kasus ini lagi. Kekerasan terkait pasangan intim menjadi berita utama ketika Dr Tamara O'Neal ditembak mati di sebuah rumah sakit Chicago oleh mantan tunangannya.

Baca Juga: Gadis Cilik Ini Selamatkan Ibunya dari Tindak Kekerasan Sang Ayah

Pembunuhan serupa pun terjadi setiap hari, entah kita mendengarnya atau tidak. Masalah kekerasan terhadap wanita ini memang harus ditangani dengan serius, tak boleh disepelekan lagi.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI