Demi Cantik, Gadis Remaja Mauritania Dipaksa Makan 16.000 Kalori

Bayangkan, 16.000 kalori dalam sehari!

By: Dinar Surya Oktarini icon Minggu, 09 Desember 2018 icon 14:41 WIB
Demi Cantik, Gadis Remaja Mauritania Dipaksa Makan 16.000 Kalori

Feeding season di Mauritania. (YouTube/Al Jazeera English)

Kalau biasanya seorang perempuan dianggap lebih menarik ketika bertubuh langsing, berbeda dengan pandangan orang Afrika Barat. Para gadis remaja di sini malah dipaksa makan 16.000 kalori sehari agar terlihat lebih menarik.

Dilansir dari Daily Mail, sebuah dokumenter dari Channel 4's Unreported Worlds mengunjungi Mauritania, sebuah daerah di Afrika Barat di mana wanita gemuk dianggap cantik dan makmur.

Dokumenter tersebut menyoroti budaya 'feeding season', yakni budaya gadis remaja sejak umur 11 tahun harus melewati dua bulan makan berkilo-kilo bubur dan kuskus.

Baca Juga: Salut, Remaja ini Menolong Seorang Gadis di Menstruasi Pertamanya

Selain itu mereka juga harus minum berliter-liter susu unta manis agar berat badan banyak bertambah. Parahnya, mereka harus terus mengonsumsinya meski perut sudah terasa sangat penuh.

Feeding season di Mauritania. (YouTube/Al Jazeera English)
Feeding season di Mauritania. (YouTube/Al Jazeera English)

 

Di bawah paksaan ibu masing-masing, hal itu dilakukan dengan harapan para putrinya menjadi lebih menarik di mata calon pelamar laki-laki.

Sekitar seperempat gadis Mauritania dipaksa makan, tetapi di daerah pedesaan bisa lebih tinggi. Budaya ini cukup membahayakan kesehatan jangka panjang dan penyakit serius mengintai, seperti diabetes, jantung dan gagal ginjal.

''Memberi tekanan pada tubuh untuk terlihat menarik bukanlah hal baru. Tapi yang membuat ini berbeda dan sedikit mengejutkan adalah rasa sakit dan siksaan yang berpotensi memiliki masalah kesehatan yang serius yang ditimpakan pada gadis-gadis ini oleh orang tua mereka,'' ungkap Sahar Zand, selaku pembawa acara.

Feeding season di Mauritania. (YouTube/Al Jazeera English)
Feeding season di Mauritania. (YouTube/Al Jazeera English)

 

Bahkan ketika ada kekurangan makanan, keluarga menggunakan metode yang jauh lebih berisiko, yaitu mengambil bahan kimia yang dirancang untuk menggemukkan hewan.

Sahar Sand pun berkesempatan bertemu dengan Meriem, salah satu penduduk yang memiliki pengalaman langsung tentang betapa berbahayanya obat-obatan tersebut.

Meriem mengatakan putrinya, Ezza, mengonsumsi steroid untuk hewan kemudian tubuhnya membengkak seperti balon dan dia meninggal pada hari berikutnya.

Meski mengetahui fakta mengerikan itu, masih ada perempuan di Mauritania yang mengonsumsi obat tersebut.

Sampai tekanan untuk menyesuaikan diri dengan citra tubuh gemuk adalah cantik ini berkurang, kematian dan risiko kesehatan masih akan terus mengintai para perempuan Mauritania.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI