Ragam

Bukan Sekadar Legenda: Gusti Ayu Soli, Penari Bali Berusia 100 Tahun yang Masih Aktif Pentas

Gusti Ayu Soli jadi simbol ketahanan budaya dan sosok inspiratif bagi generasi muda di tengah gempuran budaya luar.

Vania Rossa | Estika Kusumaningtyas

Gusti Ayu Soli saat pentas Tari Legong Bapang Saba (dok. Sanggar Seni Saba Sari)
Gusti Ayu Soli saat pentas Tari Legong Bapang Saba (dok. Sanggar Seni Saba Sari)

Dewiku.com - Media sosial diramaikan dengan berita penari Legong asal Bali, Gusti Ayu Soli, yang tetap lincah meski usianya sudah lebih dari satu abad. Dalam sebuah video yang viral, tampak Gusti Ayu Soli jadi satu-satunya penari usia lanjut.

Meski begitu, beliau nggak kalah lincah dan ekpresif dalam menarikan Tari Legong Bapang Saba. Bukan sekadar menari, sosok Gusti Ayu Soli juga jadi bukti usia nggak jadi penghalang untuk terus berkarya dan mencintai budaya.

Usut punya usut, video yang sudah banyak menyebar di berbagai platform media sosial ini direkam dalam acara Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV 2023 di Art Center Denpasar. Warganet pun banyak yang menuliskan komentar kekaguman pada sosok Gusti Ayu Soli.

Mengenal Sosok Gusti Ayu Soli

Gusti Ayu Soli berasal dari Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali. Berdasar data dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP), Gusti Ayu Soli lahir pada 31 Desember 1935 yang artinya saat ini berusia hampir 90 tahun.

Namun, beliau menyangkal dan menyebut kalau usianya sudah lebih dari 100 tahun. Beliau mengaku punya enam orang anak, tiga di antaranya sudah meninggal, serta lebih dari 20 cicit yang punya ketertarikan menari dan belajar bersamanya.

Kepiawaian Gusti Ayu Soli menari bukan sesuatu yang instan sebab beliau sudah pintar menari sejak kecil dan bahkan pernah pentas di hadapan Presiden Soekarno sekitar tahun 1945-an di Gianyar.

Tari Legong Bapang Saba yang dibawakan dalam potongan video viral tadi merupakan tarian yang sudah dihafal sejak masih remaja dari Anak Agung Alit, seniman tari senior di desanya.

Niang Soli, sapaan akrab Gusti Ayu Soli sendiri saat ini masih tergabung dalam Sanggar Seni Saba Sari di desa setempat dan aktif pentas di beberapa kesempatan.

Kelincahan di Usia Senja yang Patut Diapresiasi

Apa yang membuat Gusti Ayu Soli begitu istimewa? Jawabannya adalah kelincahannya saat menari di usia lanjut. Beliau terlihat masih mampu melakukan gerakan tangan yang halus, sorot mata tajam penuh makna, dan langkah kaki yang stabil.

Banyak warganet menyebutnya sebagai “legenda hidup” hingga “simbol semangat budaya Bali”. Bahkan, kekaguman pada Gusti Ayu Soli bisa jadi inspirasi lintas generasi atas teladan dan dedikasinya terhadap seni.

Kunci Kesehatan: Gaya Hidup Sederhana dan Aktif

Tampaknya, gaya hidup sederhana dan aktif jadi kunci kesehatan Gusti Ayu Soli. Disebutkan kalau Gusti Ayu Soli jarang makan nasi putih dan memilih ubi jalar dengan lauk sayur.

Menariknya lagi, Gusti Ayu Soli juga memilih menyiapkan makanannya sendiri tanpa harus merepotkan anak mantu. Aktivitas di luar menari juga masih beliau lakukan, seperti bekerja di luar sekadar membersihkan rumput atau sejenisnya.

Nggak heran kalau di usia yang terbilang senja, Gusti Ayu Soli masih kuat beraktivitas mandiri dan bahkan tampil di pentas menari.

Simbol Ketahanan Budaya dan Inspirasi Generasi Muda

Kisah hidup Gusti Ayu Soli layak jadi inspirasi generasi muda, bukan hanya karena usianya yang panjang tapi juga keteguhan dan cintanya terhadap budaya Bali.

Apalagi di tengah era digital dan serbuan budaya luar, sosok seperti beliau jadi pengingat akan pentingnya menjaga identitas lokal.

Gusti Ayu Soli menunjukkan bahwa budaya bukan hanya warisan, tapi harus dihidupkan, dijaga, dan dilestarikan. Ia menjadi simbol ketahanan budaya dan inspirasi nyata agar terus bermanfaat sampai usia senja.

 

Berita Terkait

Berita Terkini