Ragam
Lebih Baik Mati Berdiri: Pesan Ribka Tjiptaning yang Jadi Simbol Perempuan Tangguh Lawan Ketidakadilan
Dari pidato Ribka Tjiptaning, kita bisa belajar bahwa perjuangan tak selalu soal aksi besar. Terkadang, keberanian untuk bersuara, untuk tetap teguh memegang prinsip, adalah bentuk perlawanan paling nyata.
Vania Rossa | Natasya Regina Melati

Dewiku.com - Peringatan 29 tahun peristiwa Kudatuli menjadi momen yang emosional dan penuh semangat, terutama saat Politisi senior PDI Perjuangan (PDIP), Ribka Tjiptaning, menyampaikan pidato berapi-api.
Dalam suasana yang penuh semangat perjuangan, Ribka tak hanya mengenang kekejaman Orde Baru, tapi juga menegaskan pentingnya keberanian dan keteguhan hati, terutama sebagai seorang perempuan dalam menghadapi ketidakadilan.
Acara yang berlangsung di Kantor Pusat DPP PDIP, Jakarta, Minggu 27 Juli 2025, menghadirkan suasana haru ketika Ribka menyampaikan bahwa kemenangan Megawati Soekarnoputri dalam Kongres Luar Biasa PDI tahun 1993 adalah bentuk nyata kekuatan rakyat.
Menurutnya, kemenangan ini jugalah yang membuat penguasa saat itu ketar-ketir hingga akhirnya merancang kongres tandingan yang berujung pada tragedi berdarah 27 Juli 1996, atau yang dikenal dengan Kudatuli.
Ribka juga tidak segan membagikan pengalaman pribadinya. Ia bercerita bagaimana sikap politiknya yang berbeda membuat klinik miliknya ditutup paksa. Namun, alih-alih menyerah, tekanan itu justru memperkuat tekadnya untuk terus melawan. Di hadapan para kader dan generasi muda PDIP, ia melontarkan sumpah yang menggugah semangat siapa pun yang mendengarnya.
“Buat saya, lebih baik mati berdiri di depan lawan, daripada harus berlutut di hadapannya,” tegasnya lantang.
Dari pidato Ribka, kita bisa belajar bahwa perjuangan tak selalu soal aksi besar. Terkadang, keberanian untuk bersuara, untuk tetap teguh memegang prinsip, adalah bentuk perlawanan paling nyata.
Apalagi buat kita sebagai perempuan, menghadapi ketidakadilan bisa dimulai dari hal-hal kecil seperti tidak diam, tidak takut menyampaikan kebenaran, dan saling menguatkan satu sama lain.
Semangat Ribka jadi bukti kalau kekuatan perempuan bukan hanya soal kelembutan, tapi juga keberanian dan integritas. Habis ini, kita bakal bahas gimana sih cara kita, sebagai perempuan modern, bisa tetap tegas menghadapi ketidakadilan di zaman sekarang. Yuk,lanjut simak!
Cara Elegan Hadapi Ketidakadilan: Tetap Tenang, Tapi Tegas
Menghadapi ketidakadilan memang nggak pernah mudah. Rasanya bikin emosi, kadang ingin marah atau bahkan menyerah. Tapi, ketidakadilan juga bisa jadi momen pembuktian bahwa kita tetap bisa bersikap elegan dan bijak meski disudutkan. Kuncinya? Tahu kapan harus tenang, kapan harus tegas.
Nah, kalau kamu sedang mengalami situasi yang nggak adil, berikut beberapa cara yang bisa bantu kamu menghadapinya dengan lebih elegan dan bermartabat:
1. Terima Kenyataan dengan Lapang Dada
Ketidakadilan bisa terjadi pada siapa saja. Menerimanya bukan berarti menyerah, tapi lebih pada mengakui bahwa ini memang bagian dari hidup. Daripada menghabiskan energi untuk marah atau kecewa, lebih baik fokus pada hal yang masih bisa kamu kendalikan yaitu cara kamu meresponsnya.
2. Jaga Emosi Tetap Stabil
Nggak mudah memang untuk tetap tenang saat merasa diperlakukan nggak adil. Tapi, menarik napas dalam-dalam dan memberi jeda sebelum merespons bisa sangat membantu. Coba alihkan energi ke aktivitas yang menenangkan, seperti jalan kaki, olahraga ringan, atau meditasi. Dengan pikiran yang lebih jernih, kamu pun bisa berpikir lebih strategis.
3. Bangun Komunikasi yang Sehat
Saat ingin menyampaikan perasaan, lakukan dengan tenang dan jelas. Pilih kata-kata yang sopan dan fokus pada fakta, bukan asumsi. Hindari kalimat yang menyalahkan. Tujuannya bukan untuk menyerang, tapi untuk dipahami. Komunikasi yang baik bisa membuka jalan ke solusi yang saling menguntungkan.
4. Fokus Cari Solusi
Daripada berkutat dalam rasa marah, lebih baik fokus mencari jalan keluar. Kalau situasinya melibatkan orang lain, coba ajak bicara dan cari solusi bareng. Bukan untuk menyenangkan semua pihak, tapi demi hasil yang lebih membangun ke depan.
5. Lihat Sisi Positifnya
Meskipun rasanya nggak enak, cobalah tetap mensyukuri hal-hal baik yang masih kamu punya. Punya support system? Punya waktu luang buat ngelakuin hobi? Itu semua hal yang layak disyukuri. Menjaga kesehatan mental dan fisik juga jadi pondasi penting supaya kamu tetap kuat.
6. Pegang Prinsip dan Integritas
Dalam situasi nggak adil, kamu mungkin tergoda untuk membalas dengan cara yang sama. Tapi justru di sinilah karakter kamu diuji. Tetaplah jadi versi terbaik dirimu. Nggak perlu berubah jadi orang lain hanya karena kecewa. Sikap kuat dan berprinsip akan jadi nilai yang terus menempel di mata orang lain.
7. Ambil Pelajaran dari Setiap Pengalaman
Ketidakadilan bisa jadi guru yang kejam tapi efektif. Coba refleksi diri: Apa yang bisa dipelajari? Apa yang bisa diperbaiki ke depannya? Sikap seperti ini yang bikin kamu terus tumbuh dan makin matang menghadapi hidup.
Menghadapi ketidakadilan dengan elegan bukan berarti diam atau lemah, tapi justru menunjukkan bahwa kamu mampu bersikap dewasa, tetap waras, dan nggak kehilangan jati diri. Jadi, apapun situasinya, kamu tetap bisa jadi versi paling kuat dari dirimu sendiri.