Social Bella Kenalkan Model Bisnis Baru, Siap Garap Potensi Besar SHEconomy di Indonesia

Berhasil lampaui visi dan misinya hanya dalam kurun waktu 7 tahun, beauty-tech ini kini siap menuju misi selanjutnya, yakni Liberating Self-Care

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Kamis, 31 Maret 2022 icon 07:59 WIB
Social Bella Kenalkan Model Bisnis Baru, Siap Garap Potensi Besar SHEconomy di Indonesia

Social Bella kenalkan model bisnis baru, siap garap potensi besar SHEconomy di Indonesia (Istimewa)

Hanya dalam waktu tujuh tahun sejak pertama kali diluncurkan pada Maret 2015, Social Bella berhasil melampaui misinya untuk menciptakan sebuah ekosistem kecantikan dan perawatan diri yang solid. Perusahaan beauty-tech yang dikenal dengan omnichannel retailer Sociolla ini, kini hadir dengan ambisi dan model bisnis baru guna memperluas jangkauan di luar pasar kecantikan dan perawatan diri serta fokus menggarap potensi SHEconomy di Indonesia secara maksimal.

Dalam rilis yang diterima Dewiku.com, Rabu (30/3/2022) kemarin, Co-Founder & President Social Bella, Christopher Madiam memaparkan, "Memperingati ulang tahun Social Bella di bulan Maret ini, kami ingin secara terbuka memperkenalkan model bisnis baru kami, yaitu SHEcosystem, yang akan membantu kami membangun dan menghubungkan beberapa ekosistem dari berbagai industri berbeda menjadi satu ekosistem yang terintegrasi. SHEcosystem akan menciptakan peluang bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi multi-dimensional. Dengan ekspansi ini, kami dapat melayani seluruh SHEconomy di Indonesia yang diperkirakan dapat mencapai 59 miliar USD dengan proyeksi CAGR sebesar 9,4%."

Sejak pertama kali didirikan, Social Bella turut berkontribusi mengubah lanskap industri kecantikan. Komitmen kuat perusahaan untuk selalu melakukan hal yang benar dimulai dengan komitmen untuk hanya menyediakan 100% produk bersertifikat BPOM di Sociolla, yang membedakannya dari pelaku bisnis atau retailer lainnya. Kini, Social Bella telah bertransformasi menjadi ekosistem lengkap dengan tambahan empat pilar bisnis lainnya, yaitu Super App kecantikan SoCo, media kecantikan dan gaya hidup dengan menghadirkan layanan end-to-end O2O marketing Beauty Journal, Brand Development dengan layanan distributor produk kecantikan dan perawatan diri dari hulu ke hilir, serta Lilla, ekosistem terlengkap bagi ibu dan anak yang belum lama diluncurkan.

Baca Juga: Sering Tergoda Beli Produk Kecantikan? Ini Tips Putri Indonesia Lingkungan

Social Bella kenalkan model bisnis baru, siap garap potensi besar SHEconomy di Indonesia (Istimewa)
Social Bella kenalkan model bisnis baru, siap garap potensi besar SHEconomy di Indonesia (Istimewa)

Lilla juga menandai langkah pertama Social Bella untuk berekspansi di luar pasar kecantikan dan perawatan diri. Bahkan, salah satu fokus utama Social Bella tahun ini adalah menjadikan Lilla sebagai top of mind brand bagi ibu dan buah hati di Indonesia.

Co-Founder & CEO Social Bella, John Rasjid menjelaskan, "Kami tidak pernah percaya pada jalan pintas dalam mengembangkan bisnis. Kami percaya dan berkomitmen pada janji utama kami untuk melayani pelanggan dengan integritas dan membantu mitra bisnis kami agar terus tumbuh secara sustainable. Ekspansi bisnis yang masif seperti ekspansi gerai omnichannel Sociolla dan peluncuran unit bisnis baru Lilla semasa pandemi mungkin terlihat cukup berani bagi sebagian pihak, tetapi setiap inisiatif yang kami lakukan selalu diperhitungkan dengan sangat cermat. Inilah cara kami menjalankan bisnis sejak hari pertama yang membawa kami ke titik hari ini, dan pandemi justru semakin membuktikan ketahanan model bisnis kami dalam jangka panjang."

Langkah Kedepan Social Bella dengan Misi Baru "Liberating Self-care"

Baca Juga: Ini Pentingnya Riset Pasar bagi Perkembangan Industri Kecantikan Lokal

Saat ini perusahaan telah berhasil melewati pandemi dan melampaui misi sebelumnya. Social Bella pun sepenuhnya siap untuk melanjutkan perjalanan berikutnya dengan misi baru, yakni "Liberating Self-care".

CoFounder & CMO Social Bella, Chrisanti Indiana menjelaskan filosofi di balik misi baru tersebut. Dia mengatakan, konsumen selalu menjadi pusat dari apa pun yang perusahaan lakukan.

"Teknologi dan ekosistem Social Bella dibangun agar kami dapat memahami pelanggan kami lebih dari mereka memahami diri mereka sendiri. Kami tahu apa yang mereka inginkan bahkan sebelum mereka tahu mereka menginginkannya. Liberating Self-care berarti memberikan kebebasan bagi pengguna, pelanggan, dan konsumen kami dari segala kesulitan dan keterbatasan yang mereka hadapi untuk memberikan perawatan terbaik bagi diri mereka dan orang yang dicintai," paparnya.

Chrisanti menambahkan, pemahaman pelanggan yang kuat dan berbasis data menjadi kunci perusahaan dalam menghadirkan pendekatan terbaik untuk menangkap potensi pasar dan berkomunikasi dengan pelanggan.

Dia mengungkapkan, "Memenangkan persaingan untuk meraup pangsa pasar yang lebih besar tidak pernah menjadi fokus utama kami. Obsesi kami adalah agar bagaimana bisa memberikan pelayanan kepada para pengguna dan pelanggan kami lebih baik dari hari-hari sebelumnya."

"Kami selalu setia pada nilai yang berpusat pada konsumen atau customer-centric, dan itulah yang membuat kami tidak gentar meskipun ada tantangan yang menghadang," imbuhnya.

Selama pandemi, Sociolla berhasil memiliki lebih dari 150 brand yang tengah berkembang, menghadirkan pilihan produk yang sangat komprehensif mencakup sub-kategori kecantikan dan perawatan diri. Jumlah pengguna Sociolla meningkat lebih dari 2 kali lipat dibandingkan sebelum pandemi, secara signifikan lebih tinggi dari rata-rata +15% peningkatan pengguna e-commerce di Indonesia pada tahun 2021.

Baca Juga: Apa Itu CHANGE? Ini Gambaran Tren Industri Kecantikan di Indonesia 2022

Sociolla juga memperoleh peningkatan loyalitas pelanggan dengan lebih dari 40% retensi dalam 1 tahun, lonjakan lebih dari 23% di AOV, serta lebih dari 109% untuk jumlah pembelian harian jika dibandingkan dengan pra-pandemi. Dalam waktu dekat, Social Bella berencana untuk meningkatkan penetrasi offline dan online Sociolla hingga tiga kali lipat pada tahun 2022 dalam menambah jumlah gerai sebanyak tiga kali lipat dalam waktu dua tahun.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI