Cinta Lingkungan, Yuk Kurangi Emisi Karbon dengan Energi Baru Terbarukan

Buruknya kualitas udara saat ini masih menjadi salah satu masalah pencemaran lingkungan di Indonesia.

By: Ririn Indriani icon Sabtu, 14 September 2024 icon 05:45 WIB
Cinta Lingkungan, Yuk Kurangi Emisi Karbon dengan Energi Baru Terbarukan

Ilustrasi ramah lingkungan, (Pexels/Akil Mazumder)

Sahabat Dewiku, permasalahan kualitas udara saat ini masih menjadi salah satu masalah pencemaran lingkungan yang besar di Indonesia selain sampah plastik, sampah makanan, dan pengelolaan limbah.

Berdasarkan laporan Kualitas Udara Dunia IQAir 2023 yang dirilis pada Maret 2024, Indonesia menduduki peringkat ke-14 sebagai negara dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia, dengan konsentrasi PM2,5 (particulate matter) mencapai 37,1 μg per meter kubik.

Beranjak dari keprihatinan itulah Ajinomoto memiliki inisiatif Health Provider yang merupakan inisiatif keberlanjutan terintegrasi dari grup perusahaan tersebut yang meliputi aktivitas dalam menunjang kesehatan bagi manusia dan juga kesehatan bagi bumi (lingkungan).

Baca Juga: Peduli Lingkungan, Perusahaan Kosmetik Ini Bersihkan Sampah di Sungai Citarum

Salah satu upaya untuk berkontribusi bagi kesehatan bumi (lingkungan) dari Ajinomoto adalah berperan aktif dalam mendukung Nett Zero Emission (NZE) atau pengurangan emisi karbon.

Setelah sebelumnya pada Oktober 2023 mengganti batubara dengan biomassa sebagai bahan bakar mesin boiler di pabrik sehingga lebih ramah lingkungan, kali ini perusahaan tersebut menambah sumber energi ramah lingkungannya dengan menggandeng PT PLN (Persero) untuk penggunaan listrik dengan Renewable Energy Certificate (REC).

Dimulainya kerjasama ini ditandai dengan momen penandatanganan MoU yang dilakukan oleh Naoto Minemura – Presiden Direktur PT Ajinomoto Indonesia dan Faisal Muslim – Vice President Enterprise Solution, PT PLN (Persero) pada Kamis (05/09/2024) di Jakarta Convention Center.

Baca Juga: Apa Itu Sustainable Beauty? Begini Cara Menerapkannya untuk Pemula

Menurut Direktur PT Ajinomoto Indonesia,Samsul Bakhri, sebelum menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang bersertifikat dari PLN, pabriknya di Mojokerto maupun Karawang sebelumnya telah melakukan beberapa upaya dalam mengurangi jumlah buangan emisi.

Penandatanganan MoU Naoto Minemura – Presiden Direktur PT Ajinomoto Indonesia dan Faisal Muslim – Vice President Enterprise Solution, PT PLN (Persero) untuk penggunaan listrik dengan Renewable Energy Certificate (REC) di Jakarta Convention Center pada Kamis (05/09/2024). (Foto: Istimewa)
Penandatanganan MoU Naoto Minemura – Presiden Direktur PT Ajinomoto Indonesia dan Faisal Muslim – Vice President Enterprise Solution, PT PLN (Persero) untuk penggunaan listrik dengan Renewable Energy Certificate (REC) di Jakarta Convention Center pada Kamis (05/09/2024). (Foto: Istimewa)

“Sebelum ini, guna mengurangi jumlah buangan emisi, di Pabrik Karawang dan Mojokerto sudah menggunakan panel surya pada beberapa gedung kantor maupun produksi. Kemudian, di Pabrik Mojokerto kami juga sudah menggunakan bio-massa sebagai bahan bakar untuk menjalankan mesin-mesin boiler yang ada di pabrik. Total penggunaan EBT kami saat ini kurang lebih 30%,” ucapnya.

Dengan adanya penggunaan renewable energy baru bersertifikat (REC) kerjasama dengan PLN ini, penggunaan EBT untuk mengurangi emisi karbon meningkat menjadi lebih dari 45%.

"Ini adalah salah satu langkah penting untuk mencapai target dekarbonisasi perusahaan sebesar 60% pada 2030. Kami juga terbuka terhadap berbagai bentuk kolaborasi yang dapat membantu mengurangi GHG (Greenhouse Gases) melalui penggunaan energi terbarukan,” lanjut Samsul.

Lebih lanjut ia menuturkan bahwa selain aktivitas dekarbonisasi, di bidang lingkungan perusahannya juga mengolah limbah yang ada dari proses produksi produk MSG menjadi produk samping bernilai tambah (co-products) seperti AJIFOL (pupuk daun), AMINA (pupuk tanah), dan FML (tambahan nutrisi pakan ternak), yang bermanfaat di bidang pertanian dan peternakan.

"Proses ini kami lakukan sebagai praktik siklus-bio guna menciptakan proses produksi yang ramah lingkungan," imbuh Samsul.

Kemudian, menyoroti permasalahan pengelolaan sampah plastik di Indonesia yang jumlahnya dari tahun ke tahun kian meningkat, Grup Ajinomoto Indonesia turut berkontribusi menanggulangi masalah tersebut melalui berbagai langkah seperti: pengurangan material plastik pada bagian header part serta menghilangkan plastik inner part pada produk bumbu instannya.

Selain itu perusahaan tersebut juga melakukan inovasi produk baru kemasan kertas yang bisa mengurangi hingga 30% penggunaan material plastik pada produk MSG-nya.

"Bukan hanya itu saja, dalam rangka meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam mengelola sampah plastik, kami juga bekerjasama dengan salah satu platform layanan daur ulang untuk menarik kembali sampah plastik di masyarakat agar tidak mencemari laut Indonesia,” ungkap Samsul.

Melalui kontribusi Health Provider, Ajinomoto berharap dapat menginspirasi banyak pihak untuk melakukan gerakan lainnya yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat bersama keluarga, sambil terus menjaga kelestarian lingkungan.

Baca Juga: Zero Waste Movement Semakin Diminati, Ini Alasannya

"Kami berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, dengan memperpanjang harapan hidup sehat keluarga Indonesia melalui produk dan layanan yang berkualitas tinggi, serta menciptakan bisnis yang ramah lingkungan," tutupnya.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI