4 Bahan Kimia Berbahaya Ini Jangan Sampai Ada di Produk Perawatan Andalanmu

Berikut beberapa bahan kimia berbahaya yang bisa jadi terkandung di produk makeup.

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Kamis, 21 Oktober 2021 icon 13:00 WIB
4 Bahan Kimia Berbahaya Ini Jangan Sampai Ada di Produk Perawatan Andalanmu

Ilustrasi perempuan melakukan perawatan wajah di rumah. (Pexels/Sora Shimazaki)

Produk keseharian yang dipakai tanpa disadari bisa jadi mengandung bahan kimia yang berbahaya untuk kesehatan. Sayangnya, cuma sedikit yang menyadari beberapa nama kandungan kimia tersebut.

Kandungan kimia ini bisa ada dalam sampo, makeup, hingga pembungkus makanan yang sangat mudah masuk ke tubuh manusia. Walau jumlahnya sedikit, jika terpapar terus-menerus bisa menyebabkan masalah kesehatan.

Berikut beberapa bahan kimia merusak yang paling banyak ditemui di produk keseharian mengutip Insider.

Baca Juga: Pilih Produk Makeup Favoritmu! Baca Maknanya dalam Tes Kepribadian Ini

Phthalates

Ini adalah bahan kimia paling umum yang banyak ditemukan dalam ratusan, bahkan ribuan, produk seperti sampo, makeup, parfum, dan beberapa kemasan makanan.

Ilustrasi perempuan sedang menyemprotkan parfum. (Pixabay/Lubov Lisitsa)
Ilustrasi perempuan sedang menyemprotkan parfum. (Pixabay/Lubov Lisitsa)

Menurut BPOM Amerika Serikat (FDA) diethyl phthalate adalah jenis phthalate yang paling umum digunakan dalam kosmetik. Dalam label kemasan sering juga ditulis dimethyl phthalate dan dibutyl phthalate.

Baca Juga: Menyentuh! Viral Kisah Pria Rela Belajar Makeup Demi Mendandani Putrinya

Adapun paparan phthalate dikaitkan dengan penyakit jantung, diabetes, dan obesitas. Bahan kimia tersebut juga disebut-sebut menganggu hormon yang akan mengganggu sistem reproduksi dan kekebalan tubuh, serta perkembangan otak prenatal pada janin.

BPA

BPA adalah kepanjangan dari bisphenol A banyak ditemukan dalam produk yang terbuat dari plastik. Jenis bahan kimia ini serupa dengan phthalates yang membikin plastik lebih mudah ditekuk dan tahan lama.

Ada kontroversi seputar penggunaan BPA sejak awal 1990-an, terutama mengenai BPA dalam pembuatan wadah makanan. Bahan kimia ini diketahui bisa keluar dari wadah plastik dan masuk ke makanan atau minuman, terutama saat dipanaskan dalam microwave atau mesin pencuci piring.

FDA melarang penggunaan BPA dalam botol bayi dan kemasan susu formula pada 2012, tapi telah berdiri dengan klaim bahwa senyawa itu aman dalam makanan yang ada sekarang.

Namun, tak kurang dari 40 penelitian telah menemukan efek samping yang disebabkan oleh dosis BPA di bawah standar FDA.

BPA dikaitkan dengan obesitas, keguguran berulang, sindrom ovarium polikistik, hiperplasia endometrium, serta peningkatan risiko kanker payudara. Paparan BPA dalam kandungan atau anak usia dini juga bisa memeengaruhi perkembangan kelenjar prostat dan otak.

llustrasi skincare krim perawatan dari dokter. (Pixabay/summa)
llustrasi skincare krim perawatan dari dokter. (Pixabay/summa)

PFAS

Bahan kimia ini jadi perbincangan hangat di Kongers di AS, terlebih usai diperkenalkannya PFAS Action Act pada April yang diklaim membuat air lebih bersih dan jernih.

PFAS atau per and polyfluoroalkyl substances, terkenal lambat terurai. Bahan ini bisa bertahan lama di lingkungan dan tubuh manusia selama bertahun-tahun, menyebabkan masalah kesehatan termasuk kanker, ketidakseimbangan hormon, hingga masalah kesuburan.

Baru-baru ini, bahan kimia ini ditemukan di lebih dari 231 produk makeup yang ada di beberapa toko populer AS. Bahan ini paling banyak ditemukan dalam produk yang waterproof.

Paraben

Paraben merupakan sekelompok bahan kimia yang sering digunakan sebagai pengawet untuk produk makeup dan perawatan kulit. Bahan kimia ini mencegah jamur dan bakteri tumbuh ini bisa memperpanjang umur simpan produk makeup.

Baca Juga: Bikin Mewek, Viral Respons Beauty Vlogger Diejek Warganet Gara-gara Gigi

FDA mengatakan paraben aman digunakan dalam kosmetik, yakni dengan jumlah yang sedikit digunakan. Namun penelitian menunjukkan walau jumlahnya sedikit, paraben bisa melewati kulit, lalu masuk ke dalam tubuh, dan menyebabkan masalah kesehatan. (*Dini Afrianti Efendi)

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI