Jomblo Meningkat, Sekelompok Wanita Tunisia Demo Minta Poligami

Poligami dipandang sebagai salah satu solusi.

By: Vika Widiastuti icon Kamis, 31 Januari 2019 icon 18:58 WIB
Jomblo Meningkat, Sekelompok Wanita Tunisia Demo Minta Poligami

Ilustrasi demo. (Unsplash/Clem Onojeghuo)

Masalah poligami semakin dipandang serius di Tunisia, sebab sekelompok wanita Tunisia menuntut pemerintah melegalkan poligami di media sosial.

Dilansir dari Middle East Monitor, poligami adalah masalah tabu di Tunisia dan kejahatan yang dapat dihukum.

Namun, Presiden Forum Kebebasan dan Kewarganegaraan Fathi Al-Zghal, mengonfirmasi bahwa demonstrasi itu spontan dan datang dalam kerangka advokasi untuk menyelesaikan masalah kehidupan wanita lajang di negara ini.

Baca Juga: Viral, Pria Ini Punya 4 Istri Cantik dan Semuanya Hidup Akur

Fathi Al-Zghal telah menekankan dalam pernyataan pers sebelumnya bahwa para wanita akan berpartisipasi dalam demonstrasi untuk mengekspresikan kemarahan mereka atas kegagalan Tunisia untuk mengizinkan poligami.

Dia menambahkan bahwa "Protes itu tidak terkait dengan entitas politik dan tidak dipimpin oleh asosiasi apa pun".

Seruan untuk demonstrasi telah memicu perdebatan tentang masalah poligami, yang ditolak oleh mayoritas warga Tunisia tetapi didukung oleh minoritas dengan dalih mengikuti hukum Syariah.

Baca Juga: Ini Rahasia Brady Williams Hidup Rukun meski Poligami 5 Istri

Dalam konteks ini, peneliti peradaban Islam, Sami Braham, menulis bahwa. "Wanita yang belum menikah yang melewatkan kesempatan pernikahan percaya bahwa membuka pintu poligami akan memungkinkan mereka untuk menikah."

Ilustrasi demo. (Unsplash/Chris Slupski)
Ilustrasi demo. (Unsplash/Chris Slupski)

 

Namun, dia menambahkan, "Menurut perkiraan saya, dan menurut pengetahuan saya tentang jenis kelamin laki-laki tempat saya berasal, kebalikannya akan terjadi karena krisis akan diperburuk oleh laki-laki yang mencari perempuan yang lebih muda, kecuali mereka menerima pernikahan sebagai tindakan amal dan kebaikan."

Sejumlah aktivis percaya bahwa panggilan untuk poligami dimotivasi oleh partai-partai politik untuk menargetkan gerakan Ennahda Islam dan mengubah citranya sebelum pemilihan mendatang.

Aktivis Mohammed Nur Musa menggambarkan demonstrasi sebagai "ide Setan" yang bertujuan untuk memobilisasi pendukung rezim dan mitra-mitranya untuk mendistorsi gerakan Ennahda Islam. "Ini adalah rencana gagal yang tidak akan menipu orang-orang Tunisia yang pintar," tambahnya.

Menurut laporan terbaru yang diterbitkan oleh Kantor Nasional untuk Keluarga dan Penduduk pada bulan Desember 2017, Tunisia adalah salah satu negara dengan tingkat keengganan tertinggi untuk menikah sebanyak 60%, jauh lebih tinggi daripada rasio negara Arab lainnya.

Laporan itu mengungkapkan bahwa jumlah perempuan lajang telah meningkat menjadi lebih dari 2,25 juta, dari total 4,9 juta perempuan di negara ini. Ini telah meningkat dari hanya 990.000 pada tahun 1994, dengan usia kehamilan tertinggi di antara wanita usia 25-34.

Menurut sebuah studi internasional yang dilakukan pada bulan Desember, Tunisia berada di peringkat keempat di dunia Arab dan pertama di Afrika utara dalam persentase wanita lajang.

Baca Juga: Kembar Cantik asal Rusia Ini Bikin Geger karena Ingin Dipoligami

Namun, sosiolog Salahuddin Ben Faraj tidak melihat poligami sebagai solusi untuk masalah ini. "Poligami akan membuka pintu bagi munculnya masalah sosial baru yang tidak ada saat ini," ujar Ben.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI