Tradisi Hari Valentine di Jepang Panen Hujatan, Ada Apa?

Selamat Hari Valentine!

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Kamis, 14 Februari 2019 icon 08:54 WIB
Tradisi Hari Valentine di Jepang Panen Hujatan, Ada Apa?

Merayakan Hari Valentine. (Pixabay/jil111)

Cokelat bisa dibilang menjadi kado Valentine paling populer sepanjang masa. Tradisi memberikan cokelat di Hari Valentine dilakukan di berbagai negara. Manisnya cokelat dianggap tepat untuk menggambarkan perasaan bahagia di hari kasih sayang.

Namun, tradisi VAlentine satu ini justru tidak begitu disukai perempuan di Jepang. Mereka mengaku merasa tertekan karena dipaksa melakukan sesuatu yang mereka tidak suka.

Jepang mengenal istilah giri choco saat perayaan Hari Valentine. Secara harfiah, giri choco sendiri berarti ''cokelat wajib''.

Baca Juga: Tolak Hari Valentine, Alasan 9 Demonstran Ini Bikin Mikir Keras

Dilansir dari The Guardian, Rabu (13/2/2019) kemarin, entah sejak kapan kaum perempuan di Jepang rupanya merasa terlalu terikat oleh tradisi itu: harus membagikan cokelat. Parahnya, perempuan diharuskan membeli cokelat untuk semua teman laki-laki di kantor setiap Hari Valentine tiba.

Itulah yang kemudian membuat tradisi giri choco panen kritikan dan hujatan karena merepotkan pihak perempuan. Bahkan, giri choco disebut sebagai salah satu bentuk penyalahgunaan kekuasaan.

Coklat Valentine. (Pixabay/congerdesign)
Coklat Valentine. (Pixabay/congerdesign)

 

Baca Juga: Rayakan Hari Valentine, Pakai Couple Shoes yuk!

Sebagai balasan, laki-laki hanya diminta untuk membelikan cokelat pada tanggal 14 Maret atau White Day dalam rangka membalas perasaan si perempuan.

Untungnya, beberapa kantor dan perusahaan di Jepang kini mulai melarang praktek giri choco di kalangan pekerja.

''Sebelum ini, kami harus mengkhawatirkan berapa banyak uang yang harus kami habiskan untuk membeli cokelat dan siapa saja yang harus diberi,'' ungkap seorang pekerja perempuan.

Kado untuk Hari Valentine. (Pixabay/jil111)
Kado untuk Hari Valentine. (Pixabay/jil111)

 

Di Jepang sendiri, tradisi memberikan cokelat saat Hari Valentine sebenarnya sudah lama dianggap sebagai sesuatu yang komersial dan dapat dimanfaatkan produsen cokelat. Tak ingin kehilangan pasar, beberapa produsen cokelat pun sudah mengganti strategi marketing mereka dengan tidak mendukung tradisi giri choco lagi.

Baca Juga: Pria Ini Jual Paket Kencan Hari Valentine, Tarifnya Mulai Rp 200 Ribuan

''Hari Valentine adalah saat ketika orang-orang menyatakan perasaan mereka yang sebenarnya, bukan menjaga hubungan di tempat kerja,'' demikian yang tertulis pada salah satu iklan cokelat yang menolak tradisi giri choco. (Guideku.com/Amertiya Saraswati)

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI