Ragam

Jejak Digital Bikin Batal Dukungan! Erika Carlina Malah Kena Cancel Netizen Gara-Gara Ini

Skandal Erika Carlina yang juga menimbulkan empati kini berbuah hujatan setelah rekam jejak digital terungkap. Apa Erika juga bakal kena cancel culture?

Vania Rossa | Estika Kusumaningtyas

Erika Carlina (instagram/eri.carl)
Erika Carlina (instagram/eri.carl)

Dewiku.com - Pemberitaan skandal pengakuan hamil di luar nikah oleh Erika Carlina ternyata masih terus berlanjut. Setelah panen simpati, kini giliran rekam jejak digital Erika yang dibongkar netizen hingga berujung pada hujatan.

Bukannya tanpa alasan, riwayat wawancara Erika di podcast YouTube Deddy Corbuzier tiga tahun lalu kembali mencuat di mana saat itu ia mengaku suka melakukan hubungan dengan lawan jenis meski tanpa ada status.

Nggak sampai di situ, Erika bahkan mengatakan kalau hal ini dilakukan karena penasaran saat dipancing dengan pertanyaan tentang pendapatnya terkait hubungan seks tanpa status. Bahkan kekasih DJ Bravy tersebut malah makin blak-blakan, lho.

Erika berkata kalau dirinya pernah mengajak pria makan malam, minum, dan segala macamnya sampai akhirnya dibawa pulang ke rumah buat “main uno”. Sekali main, Erika langsung mengaku bosan dan nggak mau mengulang lagi dengan pria yang sama.

Tampaknya, omongan Erika di masa lalu ini justru jadi bumerang sendiri dan berdampak di masa sekarang. Netizen mulai berubah arah dan menghujat Erika hingga terbentuk opini kolektif yang mengarah pada potensi cancel culture.

Cancel Culture dan Dampaknya Pada Karier Publik Figur

Cancel culture menjadi fenomena sosial di mana seseorang, termasuk figur publik, mendapat boikot dari masyarakat akibat perilakunya yang dinilai kontroversial, baik sikap maupun ucapan. Hal ini tampaknya juga berlaku pada Erika Carlina, setelah sebelumnya DJ Panda dan Nathalie Holscher.

Keterikatan DJ Panda dan Nathalie pada kasus Erika jadi bukti bahwa melanggar norma sosial nggak selalu bisa aman meski berstatus publik figur. Dampaknya sendiri nggak main-main, mulai dari kehilangan followers sampai putus kontrak kerja sama.

DJ Panda dan Nathalie sudah merasakannya dengan kehilangan job manggung di beberapa tempat yang sebelumnya terjadwal. Lalu bagaimana dengan Erika? Tampaknya sikap netizen masih terbelah mengingat Erika sebentar lagi akan melahirkan.

Meski begitu, hujatan yang datang ke Erika nggak berhenti seolah netizen belum puas mengorek masa lalu calon ibu muda tersebut. Namun, dampak cancel culture sudah mulai terasa di mana empati untuk Erika mulai berpindah haluan.

Publik Figur dan Tuntutan Moral Netizen

Sebagai publik figur, selebriti memang memiliki eksposur yang tinggi. Kehidupan pribadi mereka sering kali jadi konsumsi publik seolah merupakan “milik bersama”. Netizen pun merasa punya hak berkomentar tentang bagaimana mereka seharusnya bersikap.

Meski begitu, nggak seharusnya privasi publik figur boleh dibongkar hingga semua kehidupan mereka bebas dihakimi secara terbuka. Hanya saja, tuntutan moral dari netizen seolah jadi pembenaran penghakiman tersebut.

Dari kasus Erika Carlina misalnya, skandal yang diungkap dan memang apa nggak sejalan dengan nilai moral masyarakat kemudian membentuk opini sosial. Berawal dari simpati akibat fakta pengancaman, tapi beralih hujatan akibat jejak digital.

Reaksi sosial inilah yang kemudian dijadikan landasan pembenaran sikap masyarakat yang mengarah pada ajakan boikot. Dalam hal ini media cukup berperan dalam isu framing lewat headline sensasional dan potongan video yang viral.

Fenomena Cancel Culture dan Literasi Digital

Meski cancel culture dianggap merugikan dari sudut pandang publik figur, tapi fenomena ini juga mampu meningkatkan literasi digital masyarakat. Hanya saja, butuh pemahaman cara kerja media sosial yang nggak asal terima informasi mentah.

Bijak dalam bermedia sosial bakal jadi cara terbaik dalam menyikapi perbedaan pandangan lewat etika yang terjaga. Nggak harus ikutan emosi, tetaplah jadi pihak yang memandang situasi secara lebih proporsional.

Jadilah pengguna media sosial yang punya tanggung jawab dan nggak gampang terbawa arus ikut-ikutan “meng-cancel” seseorang hanya potongan konten viral. Pastikan buat menggunakan berbagai pendekatan sebelum bersikap, ya.

 

Berita Terkait

Berita Terkini