Terlalu Ambigu, Inilah Alasan Kenapa Break Hanyalah Mitos

Belum putus tapi rasanya seperti sudah. Lhah?

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Selasa, 17 Juli 2018 icon 11:30 WIB
Terlalu Ambigu, Inilah Alasan Kenapa Break Hanyalah Mitos

Ilustrasi pasangan kekasih / Unsplash.com

Banyak pasangan yang tidak buru-buru mengakhiri hubungan saat mengalami permasalahan berat. Ketimbang putus, mereka memilih break alias istirahat. Masing-masing pihak dianggap hanya membutuhkan waktu untuk sendiri selama beberapa saat untuk memikirkan solusi terbaik.

Dilansir dari Boldsky, break disebut tidak lebih dari sekedar mitos. Pasangan menjalani hubungan yang menggantung, belum putus tapi sudah merasa seperti single. Break-up is the only myth in a relationship. Kok bisa?

1. Kenangan bersama pasangan tetap melekat dalam ingatan

Masa break terasa begitu mengambang. Kamu mungkin sedang ingin menenangkan diri tapi otakmu tidak bisa benar-benar berhenti memikirkan dia, termasuk segala kesalahannya terhadap kamu.

Ilustrasi pasangan kekasih / Unsplash.com
Ilustrasi pasangan kekasih / Unsplash.com

Pada akhirnya, kamu tidak benar-benar mendapatkan waktu untuk sendiri dan menenangkan diri. Sosoknya masih mengisi hari-harimu. Saat dia ulang tahun, kamu tetap memberinya ucapan selamat dan hadiah dengan cara yang manis meskipun jelas-jelas sedang break. Itulah kenapa break hanya menjadi sebuah mitos.

2. Kamu masih terikat dengan dia

“Kita nggak putus, cuma break.” Hanya kata putus yang membuat hubungan benar-benar berakhir. Jadi saat break, kamu maupun dia sebenarnya hanya memberikan sedikit kebebasan lebih satu sama lain.

Ilustrasi pasangan kekasih bertengkar / Unsplash.com
Ilustrasi pasangan kekasih bertengkar / Unsplash.com

Namun, sering kali ini menjadi ambigu. Saat break, bisa jadi ada yang kemudian dekat dengan orang ketiga, dan yang lainnya merasa diselingkuhi. Break itu memang terasa seperti sudah putus, tapi sebenarnya belum.

3. Kalian mencoba tidak terikat secara emosional tapi sering kali gagal

Break itu terlalu samar, tidak jelas ke mana arahnya. Kalian sebenarnya tidak hanya menghentikan hubungan secara fisik sementara, misalnya dengan tidak saling bertemu. Ikatan secara emosional pun harus dikendalikan.

Ilustrasi pasangan kekasih / Unsplash.com
Ilustrasi pasangan kekasih / Unsplash.com

Sayangnya, ikatan emosi hampir mustahil untuk dihentikan. Kamu masih merasa seperti bisa berbagi emosi. Kamu tetap sedih saat mendengar dia sedang sedih, kamu juga tidak bisa benar-benar cuek saat dia punya masalah. Apanya yang istirahat kalau masih begitu?

4. Cinta tidak akan menghilang

Setelah putus, perasaan cinta belum tentu akan langsung hilang, apalagi kalau cuma break? Apakah ada kata istirahat dalam mencintai seseorang? Pada dasarnya, kamu hanya punya dua pilihan, melanjutkan semuanya atau berhenti dan kembali menata hati.

Ilustrasi pasangan kekasih / Unsplash.com
Ilustrasi pasangan kekasih / Unsplash.com

Demi menyelamatkan hubungan, break mungkin bisa dijadikan pilihan. Tapi kalau waktunya terlalu lama, coba kalian pertimbangkan lagi. Mau sampai kapan punya hubungan yang menggantung?

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI