Usai Pandemi Covid-19 Berakhir, Angka Perceraian Diprediksi Naik Signifikan
Mengapa pandemi ini dapat memengaruhi angka perceraian?
Dampak pandemi Covid-19 ternyata juga memengaruhi urusan hubungan asmara. Bahkan, para ahli memprediksi adanya peningkatan angka perceraian secara signifikan dalam beberapa bulan mendatang.
Melansir Bustle, pada 9 April 2020 lalu, penulis dan peneliti sosial Wednesday Martin,Ph.D, membuat utas di Twitter berupa pertanyaan kepada para terapis hubungan soal apakah mereka melihat peningkatan jumlah klien yang berbicara tentang bercerai setelah pandemi virus corona berakhir atau berpikir untuk keluar dari hubungan itu.
Bagaimanapun, baru-baru ini, ramai diperbincangkan tingginya pengajuan perceraian di Xi’an, China. Mungkinkah Amerika bakal menunjukkan kecenderungan serupa?
Baca Juga: Hibur Warga Hadapi Pandemi, Pasangan Ini Keliling Desa Pakai Kostum Unik
Beberapa terapis menjawab, klien mereka belum membahas perceraian tapi pasangan memang lebih banyak bertengkar ketimbang biasanya. Ada pula terapis yang telah menyarankan kliennya untuk menunggu 60 hari agar tak membuat keputusan gegabah tentang masa depan.
Lebih tegas, terdapat terapis yang menimpali dengan prediksi populer, yakni kemungkinan adanya peningkatan angka perceraian dan perpisahan dalam beberapa bulan mendatang.
"Banyak pasangan menghabiskan lebih banyak waktu bersama daripada sebelumnya," kata licensed marriage and family therapist bernama Nicole Arzt kepada Bustle.
Baca Juga: Susah Move On, 3 Zodiak Ini Paling Suka Ngajak Mantan Balikan
Arzt telah melihat kliennya mengeluhkan meningkatnya kebencian terhadap pasangan mereka, terutama kalau ada satu orang mengambil tindakan pencegahan COVID-19 "lebih serius" daripada yang lain.
Kejenuhan juga dapat mengakibatkan pertengkaran. Kegiatan alternatif untuk mengusir rasa bosan, seperti menonton film porno, pun bisa berdampak pada kestabilan hubungan.
Menurut terapis Bette Levy Alkazian, masa karantina selama pandemi Covid-19 tampaknya menggali banyak kebenaran yang selama beberapa waktu sebelumnya bisa disingkirkan atau paling tidak ditutupi.
"Ini mungkin mengarah pada keputusan untuk mengakhiri pernikahan, tapi mungkin juga menjelaskan hal-hal yang membutuhkan perhatian dan penilaian," ucap Alkazian.
Di sisi lain, terapis Elisabeth Goldberg mengungkapkan, karantina sebenarnya dapat menjadi kesempatan emas untuk memperbaiki pernikahan melalui terapi hubungan.
Baca Juga: 4 Tahun Berlalu, Pria Ini Mengaku Telah Selingkuh di Hari Pernikahan
"Saya mencoba untuk mengajarkan pasangan keterampilan untuk berkomunikasi secara lebih efektif, terutama dengan keuntungan dari kedekatan fisik yang dipaksakan, tak punya tempat untuk berpaling," ujar dia.
BERITA TERKAIT
Hasil Survei: Perjalanan Ramah Lingkungan Lebih Disukai Wisatawan
Jumat, 29 Maret 2024 | 07:00 WIBManfaat Minum Susu saat Sahur, Minuman Sehat Kaya Protein
Kamis, 28 Maret 2024 | 18:00 WIBLiburan ke Luar Negeri Susah Cari Makanan Halal? Dian Ayu Lestasi Berbagi Tips Mudahnya
Kamis, 28 Maret 2024 | 15:00 WIBSenyuman 4 Zodiak Ini Paling Gampang Bikin Hati Meleleh, Gemas Banget!
Kamis, 28 Maret 2024 | 12:00 WIB8 Arti Mimpi Uang Robek, Bakal Ada Perubahan Prioritas Hidup
Kamis, 28 Maret 2024 | 11:00 WIBCegah Masalah Asam Lambung, Habis Sahur Jangan Langsung Tidur
Kamis, 28 Maret 2024 | 10:00 WIBBERITA TERKINI