Berdayakan Orang Tua dan Pendidik untuk Menanggulangi Malnutrisi

Malnutrisi masalah kompleks yang muncul dalam berbagai bentuk, salah satunya stunting.

By: Ririn Indriani icon Jumat, 23 Agustus 2024 icon 18:48 WIB
Berdayakan Orang Tua dan Pendidik untuk Menanggulangi Malnutrisi

Abbott berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) membantu memerangi malnutrisi pada anak di Indonesia. (Foto: Istimewa)

Di Indonesia, 1 dari 5 balita menderita stunting, salah satu bentuk malnutrisi lantaran kurangnya asupan gizi yang tepat.

Perlu diketahui, stunting merupakan salah satu bentuk malnutrisi yang umum terjadi ketika tinggi badan anak berada di bawah tinggi badan yang sehat untuk usianya.

Hal ini dapat menghambat tumbuh kembang anak, memengaruhi kesehatannya secara menyeluruh, dan membatasi potensi mereka di masa depan.

Baca Juga: Tak Cuma Lelaki, Ini Sederet Manfaat Sepakbola bagi Perempuan

Anak pengidap stunting berisiko mengalami defisiensi imun, gangguan fungsi kognitif, masalah perilaku, dan penurunan kesehatan tulang, serta penurunan massa otot.

Saat ini, terdapat sekitar 148 juta balita di seluruh dunia yang mengidap stunting, dan 6.3 juta di antaranya berada di Indonesia.

“Malnutrisi memengaruhi anak di segala usia dan status sosial serta ekonomi, maka dari itu, dalam memerangi malnutrisi dibutuhkan upaya bersama antara sektor pemerintah dan swasta,” ungkap Dr. Prawira Winata, Head of Nutrition Medical Affairs at Abbott in Indonesia.

Baca Juga: Sering Bekali Makanan Siap Saji, Bisa Berdampak pada Tumbuh Kembang Anak Lho, Moms!

Terkait isu kesehatan tersebut, perusahaannya, lanjut dia, telah lama berfokus pada peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia melalui nutrisi yang baik.

Menyadari pentingnya asupan nutrisi yang baik bagi anak, Abbott berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk membantu memerangi malnutrisi pada anak di Indonesia.

Sebagai bagian dari kolaborasi tersebut, baru-baru ini digelar program pendidikan di TK Islam Bunayya. Program ini memberikan informasi dan sumber daya terhadap keluarga dan anggota komunitas, menyediakan pemeriksaan di tempat untuk membantu mengidentifikasi malnutrisi dan membantu mendorong pertumbuhan holistik pada anak.

Inisiatif program kolaborasi tersebut, kata Dr. Prawira Winata, akan membantu menyediakan sarana dan dukungan kepada para orang tua untuk mengidentifikasi malnutrisi sejak dini, menangani dan mencegahnya.

"Ada lebih dari 80 orang tua dan anak mengikuti penyuluhan gizi dan pemeriksaan malnutrisi di TK tersebut. Para guru di sekolah tersebut diajarkan cara menggunakan grafik pertumbuhan untuk mengukur dan memantau pertumbuhan anak secara berkesinambungan," jelasnya.

Hal tersebut merupakan sebuah upaya penting yang didukung oleh Kemendikbudristek untuk mengidentifikasi masalah stunting sejak dini.

“Mengurangi dan mencegah stunting pada anak merupakan prioritas utama di Indonesia” ucap Komalasari M.Pd, Direktur Pendidikan Anak Usia Dini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Oleh karena itu, lanjut dia, penting untuk mendorong kesadaran dan pemahaman terkait pemeriksaan tumbuh kembang dan nutrisi yang baik. Di samping itu, ada pula kebutuhan untuk mengedukasi orang tua dan guru dalam mendukung pertumbuhan anak.

"Kolaborasi ini akan semakin memperkuat upaya kami di negara ini dalam mengatasi stunting.

Inisiatif Abbott's Growth Watch mendorong dilakukannya pemeriksaan tinggi badan anak secara rutin dan pemberian nutrisi yang tepat untuk menjaga pertumbuhan, kesehatan, dan perkembangan anak-anak di negara ini," terang Dr. Prawira Winata.

Inisiatif ini, kata dia, menyediakan alat dan sumber daya, termasuk Growth Pedia Calculator, sebuah alat daring untuk mengukur, melacak, dan memantau pertumbuhan anak dengan mudah. Alat ini juga memberikan informasi nutrisi untuk mendukung pertumbuhan yang sehat.

"Lewat Growth Watch, perusahaan kami bertujuan untuk membantu para pengasuh dalam mengidentifikasi masalah pada pertumbuhan anak sejak dini dan mencegahnya dengan nutrisi yang baik," tutup Dr. Prawira Winata.

 

 

Baca Juga: Strict Parents Bikin Kesal? Ini 7 Cara Menghadapinya Tanpa Berantem

 

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI