Quarter Life Crisis? Festival of Twenties Bantu Anak Muda Hadapi Tantangan Usia 20-an

Festival of Twenties hadir untuk membantu mereka yang berusia 20-an agar bisa saling berbagi dan mengembangkan diri.

By: Elga Maulina icon Kamis, 26 Desember 2024 icon 09:00 WIB
Quarter Life Crisis? Festival of Twenties Bantu Anak Muda Hadapi Tantangan Usia 20-an

Festival of Twenties, event untuk mereka yang berusia 20-an di Ciputra Atrpreneur, Sabtu (21/12/24).

Ada banyak pertanyaan ketika menginjak usia 20-an, mulai dari kegelisahan akan tujuan hidup, karier, hingga percintaan. Quarter life crisis, begitulah orang-orang biasa menyebutnya ketika memasuki usia 20-an. Untuk itulah, Festival of Twenties hadir untuk membantu mereka yang berusia 20-an agar bisa saling berbagi dan mengembangkan diri.

Digelar di Ciputra Artpreneur pada Sabtu (21/12/2024), Festival of Twenties dihadiri sekitar 1500 orang. Bersama-sama, mereka bertemu dan saling sharing di acara yang dimulai sejak pukul 10.00 hingga 22.00 WIB.

Jihan Amirah, selaku founder In Our Twenties, mengaku awal mula menyelenggarakan Festival of Twenties bermula dari dirinya yang menyadari bahwa di usia 20-an yang mengalami banyak kebingungan. Memiliki circle pertemanan yang berada di usia sama, akses, dan komunitas, Jihan mengaku beruntung bisa saling belajar.

Baca Juga: Pentingnya Mengenal Diri Sendiri sebelum Menikah: Bukan Sekadar Menemukan Cinta, Tapi Menjadi Pasangan yang Tepat

"Tapi aku mikir, gimana ya kalau umur 20-an yang lain, yang nggak punya akses sebanyak itu untuk belajar sedangkan ketika aku cek platform untuk orang mengedukasi dirinya di umur 20-an masih sedikit bahkan nggak ada yang spesifik," terang Jihan Amirah, Sabtu (21/12/24).

In Our Twenties yang memulai perjalanannya dari podcast Youtube ini terus berkembang, hingga akhirnya Jihan terpikirkan untuk membuat annual festival untuk mempertemukan mereka di usia 20-an secara langsung.

Di Festival of Twenties, ada empat pilar besar yang dihadirkan sesuai dengan kegelisahan dan banyaknya pertanyaan di usia 20-an yaitu karier, relationship, life skills, dan self-discovery.

Hal ini terlihat dari berbagai Twenties Live Experience Area di mana ada berbagai booth interaktif untuk mereka yang datang.

Memasuki venue, pengunjung akan langsung menemukan "Memory Drop off" di mana mereka bisa menyumbang barang penuh kenangan mereka dan diberikan lagi kepada mereka yang membutuhkan.

Setelahnya, pengunjung bisa menulis pesan semangat melalui "Message to Stranger" yang digantungkan di cloud of kindness. Selain itu, mereka juga bisa berkreasi di "Craft & Carry" untuk membuat kenang-kenangan dan dibawa pulang.

Naik ke lantai atas, ada booth untuk mereka yang ingin mencari teman atau jodoh yaitu "Ready, Set, Match". Pengunjung akan masuk ke dalam sebuah ruangan dan mengobrol selama beberapa menit tanpa mengetahui lawan bicaranya. Setelahnya, mereka bisa menekan tombol berwarna hijau untuk menyatakan kecocokan atau merah jika belum merasa cocok.

Dari banyaknya booth Twenties Live Experience Area, "Dear Me" menjadi yang paling ramai dikunjungi. Di dalam ruangan, pengunjung bisa refleksi diri dan perjalanan umur 20-an.

Twenties Live Experience Area, booth interaktif di Festival of Twenties yang diselenggarakan di Ciputra Artpreneur, Sabtu (21/12/24). (Foto: Dewiku.com/Elga Maulina)
Twenties Live Experience Area, booth interaktif di Festival of Twenties yang diselenggarakan di Ciputra Artpreneur, Sabtu (21/12/24). (Foto: Dewiku.com/Elga Maulina)

 

Festival of Twenties yang memang membuka ruang bagi mereka untuk sharing juga menghadirkan "The Buzz Spot" di mana komunitas dan mereka yang hadir bisa saling sharing dan ngobrol.

Ada yang menarik dari Festival of Twenties yaitu Multi-Experience Show, sebuah pertunjukkan yang menggabungkan story telling, baca puisi, stand-up comedy, mini art performance dengan berbagai narasumber. Show dibagi menjadi empat tema yaitu karier, relationship, life skills, dan self-discovery.

Story teller berdiri di atas panggung selama beberapa menit untuk sharing terkait tema-tema di atas. Mereka berbagi pengalaman hidupnya untuk dibagikan kepada mereka yang hadir di Festival of Twenties.

Di sesi relationship, Febby Rastanty hadir untuk berbagi kisah percintaannya.

Menurut Febby Rastanty dalam sesi sharing-nya, penting untuk mengenal diri sendiri sebelum menemukan pasangan yang tepat.

"Untuk dapat menemukan pasangan kita, kita harus kenal sama diri kita sendiri dulu. Apa yang kita suka, apa yang bisa kita tolerir dalam hubungan, apa visi misiku, apakah align dengan pasangan kita," ucap Febby Rastanty, Sabtu (21/12/24).

Ian Hugen, berbagi life skills di Festival of Twenties di Ciputra Artpreneur, Sabtu (21/12/24). (Foto: Dewiku.com/Elga Maulina)
Ian Hugen, berbagi life skills di Festival of Twenties di Ciputra Artpreneur, Sabtu (21/12/24). (Foto: Dewiku.com/Elga Maulina)

Ian Hugen, turut hadir dan berbagi dalam sesi life skills. Menurutnya, life skills yang penting belakangan ini adalah menjadi bodo amat di era digital.

"Bodo amat itu sebuah life skills yang berguna untuk menjadi shiel di era digital seperti sekarang ini," ucap Ian Hugen memulai sharing-nya.

Sayangnya, menurut Ian, bodo amat seperti pedang bermata dua. Terlalu bodo amat tentu tidak baik karena bisa membuat orang menjadi nirempati. Tapi, menjadi orang yang terlalu memikirkan pendapat orang lain sangat berbahaya.

"Penting untuk kita punya cirlce atau lingkungan yang kita percaya kritik kita adalah untuk membangun kita. Aku bodo amat, tapi bukan anti kritik," tegas Ian Hugen.

Festival of Twenties ini diharapkan bisa membuat orang-orang seperti datang ke rumah dan bertemu orang-orang sesama usia 20-an. Melalui event ini, Jihan Amirah berharap mereka yang usia 20-an bisa terhubung dan saling belajar satu sama lain.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI