Penyakit Mulut dan Kuku Merebak, Masyarakat Diminta untuk Tidak Takut Minum Susu

Penyakit mulut dan kuku pada sapi menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat seputar keamanan minum susu.

By: Vania Rossa icon Rabu, 27 Juli 2022 icon 08:38 WIB
Penyakit Mulut dan Kuku Merebak, Masyarakat Diminta untuk Tidak Takut Minum Susu

Diamondfair ajak masyarakat tidak takut mengonsumsi susu. (Dok. Diamond)

Merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak, terutama sapi, mau tak mau menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat seputar keamanan minum susu.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian per 10 Juli 2022, dari total 329.829 hewan ternak yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), mayoritas atau sebanyak 97% menjangkiti sapi, yaitu sebanyak 320.196 ekor.

Tentu saja hal ini berpengaruh pada industri pengolahan susu, seperti yang dirasakan Diamond Group sebagai salah satu produsen susu sapi terbesar di Indonesia.

Baca Juga: Ini 5 Arti Mimpi Minum Susu, Pertanda Bakal Dapat Untung?

Melissa Huang, Direktur PT Diamondfair Ritel Indonesia, anak usaha Diamond yang berfokus pada ritel online - offline, menjelaskan bahwa kondisi ini memaksa mereka berinovasi menciptakan berbagai cara agar masyarakat tidak takut mengonsumsi susu.

“Kami terus mendukung gerakan minum susu, jangan sampai budaya ini berkurang. Salah satunya membuat bazaar dengan harga murah, agar masyarakat bisa memperoleh susu dengan harga terjangkau,” ujar Melissa, mengutip siaran tertulisnya.

Dampak PMK, volume produksi susu diakui Melissa berkurang hingga 30-40 persen dari produksi normal.

Baca Juga: NUTRIBOOST Ajak Anak Muda Aktif Jogja Penuhi Nutrisi On-The-Go

Hal ini lantaran suplai susu datang dari daerah Jawa Timur dan Jawa Barat, sebagai daerah yang pertama kali terhantam wabah PMK.

Awalnya, di bulan Maret – April 2022, wabah PMK menghantam Jawa Timur. Kemudian di bulan Mei – Juni 2022, saat pasokan Jawa Timur belum pulih, suplai susu di Jawa Barat pun terganggu akibat wabah yang sama.

Tidak hanya kekurangan pasokan akibat banyak sapi yang tidak bisa bertahan, peternak yang khawatir melihat sapi mereka bergejala akhirnya mulai memberikan antibiotik. Padahal secara aturan, antibiotik dilarang terkandung dalam bahan makanan, termasuk susu.

Meski begitu, Diamond secara ketat tetap menjaga kualitas susu mereka dengan cara mensortir pasokan susu yang masuk agar sesuai persyaratan mutu yang ditetapkan.

Meski dari sisi bisnis, Diamond membutuhkan pasokan susu agar produksi stabil, namun pihak manajemen berprinsip segala sesuatu yang berdampak negatif bagi konsumen harus ditolak.

Melissa pun menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu takut mengonsumsi produk susu Diamond, karena telah melewati uji kelayakan ketat sehingga aman.

“Produk kami telah melewati proses sterilisasi dengan menggunakan metode UHT (Ultra High Temperature) dengan suhu minimal 137 C, sementara untuk fresh milk minimal 110 C, sehingga aman dikonsumsi masyarakat,” ujarnya.

Menurutnya, gerakan rajin minum susu harus terus dihidupkan karena membawa susu sendiri memiliki nilai gizi tinggi. Tak hanya baik untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi, susu juga membantu mempertahankan sistem imun tubuh, menjaga kesehatan jantung, dan memelihara fungsi otak agar terus optimal.

Dalam ajang pasar murah yang digelar sebulan sekali dan hanya satu hari ini, Diamondfair mengarahkan konsumen datang berbondong-bondong di hari yang ditentukan.

Yang terdekat, Diamondfair akan mengadakan Super Bazaar pada 29 Juli 2022 di toko mereka yang berada di MM2100, Cibitung, Bekasi. Sementara untuk warga Jakarta dan sekitarnya, Diamondfair Ancol akan mengadakan bazaar pada 2 Agustus 2022.

Baca Juga: Susu Sapi atau Susu Kedelai? Ini Perbandingan Nutrisinya

“Dalam bazaar ini, kami memberi potongan harga untuk susu UHT dan fresh milk serta produk olahan susu lainnya. Untuk informasi lebih lengkap, konsumen bisa mengikuti Instagram kami di @diamondfair.indonesia,” tutup Melissa.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI