Ragam

Cewek Alpha di Drama Korea: Beneran Empowering atau Cuma Pemanis Layar?

Lagi ramai karakter cewek alpha di drama Korea. Keren dan mandiri sih, tapi beneran empowering atau cuma pemanis biar rating naik?

Vania Rossa

Ilustrasi perempuan alpha. (Pixabay)
Ilustrasi perempuan alpha. (Pixabay)

Dewiku.com - Kalau kamu penonton setia drama Korea, pasti sadar deh kalau belakangan ini karakter cewek di drama Korea udah nggak lagi digambarkan sebagai sosok lugu, polos, atau cewek manis yang nunggu diselamatin cowok kaya di drama-drama lama.

Sekarang trennya mulai bergeser ke karakter cewek alpha — perempuan yang kuat, percaya diri, ambisius, dan bisa banget ngatur hidupnya sendiri tanpa perlu bergantung sama siapa pun.

Keren sih, tapi pertanyaannya: beneran empowering atau cuma sekadar pemanis biar ceritanya makin seru?

Karakter cewek alpha ini biasanya tampil sebagai sosok yang galak, tegas, dan ambisius. Nggak jarang juga dikasih profesi kece seperti jaksa, CEO, dokter, pengacara, bahkan bos mafia.

Gayanya juga nggak main-main — selalu rapi, sleek, pakai heels tinggi, baju formal, plus rambut klimis ala boss babe sejati.

Mereka jago ngatur strategi, pinter ngomong, susah dibohongin, dan nggak segan buat ambil keputusan besar.

Tapi di balik semua itu, sering ada luka lama yang bikin mereka jadi sekuat itu. Makanya karakter kayak gini sering bikin penonton campur aduk — antara kagum sama ngerasa ‘kok kayaknya lebay, ya?’.

Contohnya banyak banget di drama populer. Ada Cheon Seo-jin di The Penthouse yang super ambisius dan rela ngelakuin apa pun demi kekuasaan.

Terus ada Ko Moon-young di It’s Okay to Not Be Okay yang nyentrik, dominan, dan misterius.

Atau Seo Myeong Ju di Undercover Highschool, kepala sekolah galak yang penuh intrik buat dapetin power.

Semua cewek alpha ini berhasil nyita perhatian, meski kadang bikin penonton mikir: "Yakin nih cewek beneran ada di dunia nyata?"

Di satu sisi, tren ini jadi angin segar karena akhirnya ada juga tokoh cewek yang nggak cuma nunggu diselamatin atau nangis-nangis mikirin cowok. Mereka digambarin bisa pegang kendali, punya mimpi, dan berani ngelawan sistem.

Korean Journal of Women’s Studies (2022) bahkan bilang kalau karakter cewek kuat di drakor sering dipengaruhi cara laki-laki nunjukin power — alias harus galak, dingin, dan jarang banget keliatan emosional. Padahal jadi cewek kuat kan nggak harus kayak gitu, ya?

Sebagian penonton malah ngerasa karakter cewek alpha di drakor belakangan ini kelewat dibuat-buat — terlalu sempurna, kurang manusiawi. Jadinya kurang relatable sama penonton cewek yang di dunia nyata tetap bisa tegas tanpa harus galak 24 jam.

Untungnya masih ada tokoh yang nunjukin sisi cewek alpha dengan lebih seimbang, kayak Yoon Hye-jin di Hometown Cha-Cha-Cha atau Shim Su-ryeon di The Penthouse.

Mereka tetap pintar, mandiri, tapi juga berani nunjukin sisi lembut dan rapuh. Justru itu yang bikin mereka kerasa lebih nyata dan inspiratif.

Jadi, karakter cewek alpha di drakor ini sebenarnya empowering atau overrated, sih? Jawabannya, tergantung.

Kalau ditulis dengan cerita yang kuat, latar belakang jelas, dan perkembangan karakter yang masuk akal, cewek alpha bisa banget jadi role model.

Tapi kalau cuma dijadiin gimmick biar dramanya keliatan ‘beda’, malah jatuhnya nambahin standar nggak realistis buat perempuan.

Yang dibutuhin sekarang? Tokoh cewek yang nggak cuma kuat di luar, tapi juga real, kompleks, dan nunjukin banyak sisi. Karena jadi cewek keren nggak harus selalu galak atau keras kepala.

Bisa juga lewat keberanian buat jujur, peduli sama orang lain, atau tetap setia sama diri sendiri. Nah, drakor yang bisa nunjukin itu baru deh layak dibilang empowering beneran!

(Sifra Kezia)

Berita Terkait

Berita Terkini