Ragam
Risiko Kanker Perempuan Diam-Diam Ikut Naik Seiring Suhu Bumi yang Makin Panas
Nggak cuma bikin bumi makin panas, pemanasan global juga diam-diam bisa meningkatkan risiko kanker pada perempuan. Ini penjelasan dari para ahli soal bahayanya!
Vania Rossa

Dewiku.com - Siapa sangka, efek pemanasan global ternyata nggak cuma soal es di kutub yang mencair atau cuaca yang makin nggak karuan. Di balik suhu bumi yang naik, ada ancaman serius buat kesehatan perempuan —termasuk soal risiko kanker.
Menurut penelitian terbaru, makin panas suhu udara, makin tinggi juga risiko perempuan terkena kanker payudara, ovarium, rahim, sampai leher rahim. Ngeri, kan?
Baca Juga
Psikolog Ungkap Alasan Kenapa Fenomena Ghosting Makin Lumrah di Kalangan Gen Z
OOTD Alyssa Daguise: Bukti Real Kalau Cantik Itu Nggak Harus Dandan All Out!
Duel Cushion Skintific: Cover All vs Perfect Stay, Mana yang Paling 'No Cracky' di Muka?
Dulu Cuma Cinta Monyet, Nggak Nyangka Ending-nya Bersanding di Pelaminan!
Relate Banget, Lirik Lagu Yura Yunita Ini Kayak Curhat Isi Hati Cewek
Shoulder Try-On: Solusi Belanja Tas Online Tanpa Drama
Riset ini dilakukan di 17 negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara yang diprediksi bakal mengalami lonjakan suhu sampai 4 derajat Celsius di tahun 2050.
Setiap kenaikan suhu 1 derajat Celsius saja ternyata sudah cukup buat ningkatin angka kasus dan kematian dari empat jenis kanker tadi.
Suhu Naik, Risiko Kanker Ikut Naik
Menurut Dr. Wafa Abuelkheir Mataria dari American University in Cairo, meski peningkatan kasus per derajat nggak besar-besar amat, dampaknya ke masyarakat tetap terasa besar.
"Ketika suhu naik, angka kematian akibat kanker perempuan juga ikut naik — terutama kanker ovarium dan payudara," ungkapnya lewat jurnal Frontiers in Public Health.
Yang bikin deg-degan, kanker ovarium tercatat paling tinggi kenaikannya tiap kenaikan suhu 1 derajat, disusul kanker rahim, payudara, dan leher rahim.
Bukan Cuma Soal Panas, Lingkungan Juga Nggak Ramah Kesehatan
Perubahan iklim bikin udara makin buruk, makanan dan air jadi kurang aman, sampai bikin layanan kesehatan keteteran. Kondisi ini selain bisa ningkatin paparan zat-zat karsinogenik (pemicu kanker), juga bikin susah akses buat cek kesehatan atau berobat, terutama di negara berkembang.
Para peneliti menelusui data dari negara-negara seperti Mesir, Iran, Qatar, sampai Saudi. Hasilnya, perempuan ternyata lebih rentan secara fisik — apalagi kalau lagi hamil.
Ditambah lagi, ketimpangan sosial dan akses kesehatan bikin perempuan dari kelompok miskin atau marjinal makin rentan.
Nggak Semua Negara Kena Dampak Sama
Fakta menariknya, nggak semua negara ngalamin lonjakan kasus. Peningkatan paling terasa justru di Qatar, Bahrain, Yordania, Arab Saudi, UEA, dan Suriah.
Di Qatar misalnya, kasus kanker payudara naik 560 kasus per 100.000 orang tiap suhu naik 1 derajat Celsius.
Tapi suhu tinggi bukan satu-satunya penyebab. Polusi udara, gaya hidup, sampai kualitas sistem kesehatan juga berperan besar.
“Peningkatan suhu kemungkinan bekerja melalui banyak jalur. Mulai dari meningkatnya paparan zat karsinogenik, terganggunya layanan kesehatan, sampai perubahan biologis di tingkat sel,” jelas Dr. Sungsoo Chun, salah satu peneliti.
Apa yang Bisa Kita Lakuin?
Ini warning keras buat pemerintah dan lembaga kesehatan. Nggak cukup cuma mikirin penanganan kanker aja—tapi juga mesti siap hadapi dampak perubahan iklim.
Mulai dari perbaiki program deteksi dini, bangun sistem kesehatan tahan krisis iklim, sampai ngurangin paparan polusi di lingkungan sekitar. Kalau akar masalah nggak diberesin, risiko kanker bakal terus naik seiring panasnya bumi.
“Tanpa mengatasi akar masalahnya, beban kanker yang terkait dengan perubahan iklim akan terus meningkat,” tutup Chun.