Ragam
Cewek Lebih Sering Cemas daripada Cowok? Ini Alasannya Menurut Psikologi!
Cewek memang cenderung lebih sering mengalami kecemasan dibanding cowok. Tapi, ini bukan cuma soal perasaan lho! Yuk, cari tahu alasan ilmiahnya menurut psikologi!
Vania Rossa

Dewiku.com - Gangguan kecemasan jadi salah satu masalah kesehatan mental yang paling sering dialami di seluruh dunia. Data Global Burden of Disease Study 2019 mencatat, prevalensi alami cemas pada perempuan mencapai 4,86%, sementara pada laki-laki hanya sekitar 2,93%.
Angka ini bukan sekadar statistik semata, melainkan mencerminkan kombinasi faktor biologis, psikologis, hingga sosial yang membuat perempuan cenderung lebih rentan mengalami kecemasan—baik dalam skala ringan maupun berat.
Baca Juga
Nggak Ribut, Nggak Pamer, Tapi Tetap Menarik! 6 Ciri Quiet Confidence yang Jarang Disadari
Healing Sendirian vs Girls Trip: Kamu Tim Liburan yang Mana Buat Recharge Diri?
Ngopi Cantik Nggak Harus ke Kafe! Ini 3 Resep Kopi ala Barista buat Dicoba di Rumah
Mengenal Sara Netanyahu, Perempuan Berpengaruh di Tengah Ketegangan dan Kekuasaan Israel
Ayu Ting Ting Sakit Tipes di Tengah Padatnya Aktivitas, Ini Pelajaran Buat Kamu Cewek Super Sibuk!
Zodiak Kamu dan Bestie Beda Kutub? Jangan Panik, Kombinasi Ini Justru Bikin Persahabatan Makin Seru!
Sebuah studi dalam Journal of Psychiatric Research juga mengungkapkan, jumlah perempuan yang mengalami gangguan kecemasan hampir dua kali lipat dibanding laki-laki. Kenapa bisa begitu? Ini dia alasannya:
1. Hormon Perempuan Berubah-ubah
Sepanjang hidupnya, perempuan mengalami banyak perubahan hormon, terutama saat menstruasi, hamil, atau menopause. Hormon seperti estrogen dan progesteron ikut memengaruhi bagian otak yang mengatur emosi dan stres.
Inilah kenapa banyak perempuan merasa lebih sensitif atau mudah cemas menjelang menstruasi atau usai melahirkan.
Perubahan hormon ini nggak cuma berdampak fisik, tapi juga mental, bikin perasaan jadi lebih rentan terhadap kecemasan.
2. Otak Perempuan Lebih Responsif terhadap Stres
Penelitian membuktikan kalau otak perempuan bereaksi lebih aktif terhadap stres dibanding laki-laki. Bagian otak yang mengatur rasa takut dan emosi bekerja lebih intens saat perempuan mengalami tekanan.
Selain itu, tubuh perempuan juga memproduksi hormon stres (kortisol) lebih cepat, yang bikin rasa cemas makin terasa.
Walau ini respon alami tubuh untuk bertahan, jika terjadi terlalu sering bisa memicu gangguan kecemasan jangka panjang.
3. Tuntutan Sosial Lebih Tinggi
Nggak cuma faktor biologis, perempuan juga menghadapi tekanan sosial yang besar. Tuntutan jadi istri, ibu, anak, pekerja, sekaligus pengurus rumah tangga membuat mereka rentan kelelahan emosional.
Ditambah lagi, ekspektasi masyarakat yang berharap perempuan selalu tampak sabar, tenang, dan menyenangkan bisa bikin stres menumpuk tanpa disadari.
4. Pola Pikir Lebih Mendalam (Overthinking Alert!)
Perempuan cenderung memikirkan segala hal lebih dalam alias suka ‘overthinking’. Saat ada masalah, pikiran negatif bisa berulang-ulang muncul di kepala (disebut ruminasi), bikin cemas makin sulit hilang.
Namun, sisi positifnya, perempuan lebih terbuka cari bantuan, baik cerita ke teman atau konsultasi psikolog. Ini bikin kasus kecemasan pada perempuan lebih terdeteksi ketimbang laki-laki yang cenderung menahan diri.
Kecemasan Bukan Berarti Lemah
Fakta ini nggak berarti perempuan lebih lemah, lho, tapi justru menunjukkan bahwa kebutuhan mental mereka memang khusus dan harus diperhatikan, baik secara biologis maupun sosial.
Dengan dukungan keluarga, lingkungan kerja yang suportif, serta akses ke layanan kesehatan mental yang baik, perempuan bisa tetap tangguh menghadapi berbagai tantangan emosional.
Jadi, jangan ragu cari pertolongan saat butuh. Ingat, kesehatan mental sama pentingnya dengan fisik—dan semua orang, termasuk kamu, berhak menjaganya.
(Sifra Kezia)