Ragam

S Line Viral, Bukti Kalau Pamer Dosa Sekarang Lebih Laku dari Minta Maaf

Nggak harus FOMO tren S Line biar kelihatan keren. Kamu justru seperti sedang bongkar aib sendiri di medsos.

Vania Rossa | Estika Kusumaningtyas

Poster Drakor S Line (Wavve)
Poster Drakor S Line (Wavve)

Dewiku.com - Popularitas drama Korea S Line memang sedang menanjak dan jadi perbincangan hangat warganet. Terutama tema yang diusung di mana tokoh utama drakor ini diceritakan bisa melihat garis merah di atas kepala orang lain yang merupakan jejak hubungan seksual.

S Line atau sexual line berupa garis merah ini jadi topik hangat yang mulai nge-tren. Sayangnya, orang justru FOMO tren S Line ini dan menggambar garis merah di atas kepala mereka sendiri lalu diunggah ke media sosial dengan tujuan seru-seruan.

Namun, nggak semua orang tersebut paham betul makna dari S Line dan membuat penafsirannya sendiri, mulai dari jumlah orang yang sayang atau malah jumlah mantan pacar. Tren S Line pun jadi salah kaprah dan orang justru terkesan bongkar aib sendiri.

Awal Mula Tren S Line di Media Sosial

Berawal dari penayangan drama Korea berjudul S Line, daya tarik cerita yang nggak biasa memang cukup banyak jadi sorotan. Drama 6 episode ini bercerita tentang Shin Hyun Heup (Arin) yang bisa melihat jejak aktivitas seks orang lain dalam bentuk garis merah di atas kepala.

Sayangnya, Hyun Heup kecil belum benar-benar memahami makna garis merah tersebut dan mulai memvisualisasikan dalam gambar keluarga. Ibu Hyun Heup menemukan gambar tersebut dan kaget dengan fakta kalau suami dan adiknya punya hubungan gelap.

Kemarahan ibu Hyun Heup berujung pada keputusan membunuh suaminya dan Hyun Heup mengalami trauma psikologis yang terbawa hingga dewasa. Hyun Heup dewasa kemudian dipertemukan dengan detektif polisi Han Ji Wook (Lee Soo Hyuk) yang punya banyak garis merah.

Konsep cerita ini jadi manifestasi keingintahuan orang pada kehidupan pribadi seseorang yang dengan mudahnya terungkap. Tampaknya, daya tarik inilah yang menjadi awal mula orang yang mulai terpikat menonton dramanya dan ‘menikmati’ tren S Line.

Bahkan orang yang nggak nonton drama ini pun jadi FOMO dan terbawa arus pembahasan seru tentang tren S Line. Tapi sayang, tren S Line yang kemudian diunggah ke media sosial tidak benar-benar dipahami maknanya lebih dulu sebelum join.

Dampak FOMO Tren S Line

FOMO tren S Line terus berlanjut dan sayangnya nggak diimbangi dengan pencarian informasi yang komplet. Buat orang yang menonton drakor ini pasti sudah memahami kalau garis merah di atas kepala diartikan sebagai jejak aktivitas seksual.

Orang dengan garis merah pasti pernah melakukan hubungan seks dengan orang yang terhubung. Termasuk kalau garis merahnya semakin banyak, artinya orang tersebut sudah sering ‘tidur’ dengan banyak pasangan.

Namun, pemahaman ini hanya didapat saat menonton serial dramanya. Buat yang sekadar FOMO, bisa dibilang seperti umbar aib dan orang lain bakal mengira kalau ada jejak hubungan seks yang dilakukan sesuai jumlah garis merah yang digambar.

FOMO Tren S Line atau Mau Bongkar Aib?

Kalau tujuannya sekadar join the trend, maka risiko anggapan ‘hyper’ nggak bisa terhindarkan saat garis merah itu semakin banyak tergambar. Termasuk saat maksud gambar itu nggak mengarah pada aktivitas seks, orang terlanjur beranggapan sesuai konsep cerita dalam drama.

Jadi, sebaiknya pikir-pikir dulu sebelum ikutan tren S Line ini. Entah kamu paham maknanya atau nggak, penafsiran orang bakal langsung melekat dan anggapan pernah ‘tidur’ bersama jadi aib yang kamu umbar sendiri.

Ingat, nggak semua tren di medsos wajib kamu ikuti dengan alasan ‘having fun’. Justru kamu harus berhati-hati dalam memilah tren yang diikuti biar nggak menimbulkan label negatif yang mengarah bak dua mata pisau.

Pertanyaan terakhir, apa tujuanmu ikutan tren dari drakor yang lagi hype ini? Sekadar FOMO tren S Line atau mau bongkar aib? Baiknya pikir-pikir dulu buat join tren ini biar nggak dipermalukan oleh kebodohan sendiri yang tersebar luas.

 

Berita Terkait

Berita Terkini