Ragam
Vanessa Kirby Terlalu Lengket Sama Lawan Mainnya di Fantastic Four: Profesional atau Personal?
Vanessa Kirby dan Pedro Pascals tampil mesra hingga menunjukkan kedekatan fisik saat promosi film The Fantastic Four: First Steps hingga menimbulkan reaksi negatif dari netizen dan penonton.
Vania Rossa

Dewiku.com - Film The Fantastic Four: First Steps resmi tayang di beberapa negara mulai 25 Juli 2025. Sebagai reboot dari versi tahun 2015, film ini menyajikan tampilan visual yang segar dengan sentuhan retro futuristik dan berhasil mengantongi rating 92% di Rotten Tomatoes. Namun, bukan hanya alur cerita dan efek visual yang mencuri perhatian—chemistry dua pemeran utamanya, Pedro Pascal dan Vanessa Kirby, justru jadi bahan perbincangan hangat.
Kedekatan yang diperlihatkan Kirby dan Pascal selama masa promosi film belakangan dianggap kelewat batas. Dalam sebuah video promosi yang diunggah akun resmi @MarvelStudios di X (Twitter), tampak keduanya bergandengan mesra, bahkan tangan Pascal nyaris menyentuh perut Kirby yang sedang hamil. Caption “Fantastic Couple” dalam video itu malah memancing reaksi beragam dari netizen.
Meski banyak yang memahami bahwa adegan tersebut bagian dari strategi promosi, sebagian warganet merasa aksi itu tidak pantas, mengingat Kirby tengah mengandung anak dari tunangannya, Paul Rabil. Tak hanya satu momen, dalam berbagai klip selama press tour pun, Kirby dan Pascal kerap terekam berpegangan tangan atau berpelukan akrab di depan publik.
Dalam wawancara dengan unilad.com, Pedro Pascal menjelaskan bahwa kedekatannya dengan Kirby adalah bentuk saling dukung selama tur promosi. “Kita selalu berpegangan satu sama lain untuk saling mengingatkan bahwa kita tidak sendirian dalam hal ini,” ujarnya.
Sayangnya, penjelasan itu belum cukup meredam reaksi publik. Banyak yang menilai, interaksi mereka terlihat lebih personal ketimbang profesional. Bahkan, image Kirby sebagai aktris pun ikut dipertanyakan, terlebih karena ia diketahui tengah menjalin hubungan serius dan mengandung.
Strategi Promosi yang Bikin Kontra?
Kemunculan “pasangan mesra” dalam rangka promosi film memang bukan hal baru. Banyak studio memanfaatkan chemistry antar pemain demi menarik penonton. Tapi, promosi yang terlalu mengarah ke gimmick romantis bisa jadi pedang bermata dua. Ini beberapa potensi dampaknya:
1. Merusak Citra Film Itu Sendiri
Alih-alih bikin penonton penasaran, kedekatan yang dianggap “berlebihan” bisa memancing reaksi negatif. Apalagi jika menyangkut nilai moral atau status hubungan pribadi pemain. Boikot dan ulasan buruk bisa berdampak pada performa film di box office.
2. Profesionalisme Pemain Jadi Sorotan
Ketika pemain yang sudah punya pasangan justru menampilkan kemesraan dengan lawan main, publik cenderung mempertanyakan etika dan profesionalismenya. Apakah ini bentuk akting, atau justru mencampur urusan pribadi dengan pekerjaan?
3. Efek ke Proyek Selanjutnya
Kalau strategi promosi semacam ini gagal total atau malah menimbulkan drama pribadi, bukan tidak mungkin kepercayaan produser pada sang aktor/aktris jadi menurun. Penonton juga bisa kehilangan minat menyaksikan proyek mereka berikutnya.
Baca Juga
Awet Muda dan Body Goals! Intip Rahasia Diet dan Olahraga ala Melaney Ricardo
Nongkrong di Mal, Tapi Nggak Pernah Belanja: Kamu Termasuk Tim Rojali dan Rohana?
Pacaran Lama Tapi Gak Dinikahin? Cek 5 Tanda Kamu Cuma Jadi Placeholder
Kayak Boneka Hidup! Tren Plastic Skin Bikin Cewek Gen Z Makin Kinclong
Mimpi Hamil Tapi Belum Nikah? Cek Artinya Menurut Primbon Jawa
Glowing Maksimal, Effort Minimal! Ini 4 Tren Kurasi Kecantikan 2025 yang Wajib Kamu Coba
Salah Nggak Sih Tampil Mesra Buat Promosi?
Nggak ada yang salah dari menunjukkan kedekatan antarpemain—apalagi kalau itu mendukung promosi film. Tapi, tetap perlu melihat konteks. Dalam kasus Kirby dan Pascal, status kehamilan Kirby dan hubungan pribadinya jadi latar belakang yang membuat publik bereaksi lebih sensitif. Apa yang mungkin terlihat manis bagi sebagian orang, bisa terasa tidak profesional bagi yang lain.
Kamu sendiri gimana, setuju bahwa kedekatan Pascal dan Kirby itu sekadar bagian dari kerja tim, atau sudah kelewat batas?
(Annisa Deli Indriyanti)