Ragam
Galau Nunggu Jodoh, Perempuan Ini Pilih Nikahi Dirinya Sendiri
Capek nunggu jodoh datang? Cewek ini akhirnya memilih untuk sologami. Definisi cinta sejati bisa dimulai dari diri sendiri?
Vania Rossa

Dewiku.com - Menikah biasanya identik dengan dua orang yang berkomitmen dalam hubungan. Namun, kisah unik datang dari seorang wanita yang memutuskan menikahi dirinya sendiri. Alasannya sederhana, ia sudah terlalu lelah menunggu kehadiran pria yang dianggap tepat sementara usia terus berjalan dan tekanan sosial semakin menghantui.
Fenomena ini dikenal dengan istilah sologami, yaitu praktik menikahi diri sendiri. Meski masih terdengar asing di telinga sebagian besar orang, ternyata langkah ini cukup populer di beberapa negara sebagai simbol penghargaan terhadap diri. Bukan soal pesta besar atau gaun indah semata, melainkan pesan mendalam bahwa cinta sejati bisa dimulai dari diri sendiri.
Wanita tersebut mengaku, ia sudah terlalu sering mengalami kekecewaan dalam hubungan. Mulai dari pacaran yang kandas, digantung tanpa kejelasan, hingga capek di ghosting. Semua pengalaman itu membuatnya sadar, menunggu orang lain untuk hadir dan membuat bahagia hanyalah pekerjaan sia-sia. Pada akhirnya, kebahagiaan adalah tanggung jawab sendiri.
Dalam pernikahan yang ia gelar, meski sederhana terdapat nuansa penuh makna. Ia mengenakan gaun putih layaknya pengantin pada umumnya, membawa bunga bahkan memotong kue pernikahan sendirian. Namun, bukannya terasa aneh, suasana justru menyenangkan karena penuh dengan tawa dan simbol penerimaan diri.
Fenomena seperti ini memang masih menimbulkan pro dan kontra. Ada yang menganggapnya berlebihan, bahkan aneh. Namun, ada juga yang melihat langkah tersebut sebagai bentuk keberanian untuk mendobrak standar sosial. Toh, tidak ada aturan bahwa bahagia harus selalu datang dari pasangan, bukan?
Pesannya sederhana, sih: jangan sampai kita merasa hidup “pause” hanya karena belum ada pasangan. Merayakan cinta terhadap diri sendiri bisa jadi cara untuk tetap bahagia, percaya diri, dan siap menerima hal-hal baik di masa depan—termasuk jodoh, kalau memang datang di waktu yang tepat.
(Clarencia Gita Jelita Nazara)