Ragam
Queen Bee Syndrome: Sindrom Si Bos Cewek yang Bisa Bikin Tim Nggak Nyaman Kerja
Nggak semua bos perempuan punya sikap woman support woman. Ada juga sosok yang bak queen bee atau ratu lebah. Apa aja ciri-cirinya?
Vania Rossa
Dewiku.com - Kalian pasti pernah dengar kan dalam sebuah koloni hewan si penghasil madu itu ada sosok yang bernama ratu lebah. Yup, sosok yang memiliki kedudukan tertinggi ini punya berbagai macam tugas dan tanggung jawab, mulai dari bereproduksi, mengatur pekerjaan lebah lain untuk menghasilkan feromon, hingga menjadi garda terdepan untuk melawan musuh.
Nah, ternyata peran ratu lebah tersebut juga ada loh di kehidupan manusia. Namun, peran ratu lebah pada manusia ini kerap kali melekat pada perempuan dan berkaitan dalam dunia profesi atau pekerjaan.
Peran ratu lebih di kehidupan nyata ini disebut dengan Queen Bee Syndrome. Kira-kira apa yah Queen Be Syndrome itu?
Mengutip dari artikel jurnal berjudul “A Battle in the Hive Against the Queen Bee: Reaction of Female Subordinates’ Unconscious Mind”, dalam pernyataan Narcikara (2018) bahwa Queen Bee Syndrome merupakan sebuah istilah yang merujuk kepada sosok perempuan profesional yang telah mencapai kesuksesan atau posisi tertentu di lingkungan bisnis yang sering didominasi oleh laki-laki yang secara sadar menjauhi dan menjaga jarak dari rekan kerjanya sehingga membuat hidup mereka (rekan kerja) lebih sulit dalam lingkungan bisnis.
Perlu diketahui istilah Queen Bee Syndrome tersebut juga mengarah kepada tindakan yang dilakukan perempuan profesional tersebut saat berkomunikasi, berperilaku, dan menganggap rendah karyawannya. Hal inilah yang menyebabkan karyawannya merasa tidak nyaman dan menjauh dari sosok yang mengidap Queen Bee Syndrome.
Dilakukan Secara Sadar dan Menimbulkan Dampak

Seperti pada definisi sebelumnya bahwa perilaku Queen Bee Syndrome sendiri sering diketahui secara sadar oleh perempuan yang memiliki posisi tinggi dalam sebuah perusahaan. Pasalnya, ia merasa mengetahui apa saja hal yang perlu dilakukan demi mencapai kesuksesan perusahaan.
Secara langsung, mereka yang dianggap mengidap Queen Bee Syndrome akan memimpin bawahannya untuk melaksanakan segala sesuatu yang menurutnya baik untuk keberlangsungan perusahaan. Dari sinilah, peran perempuan yang memiliki jabatan tinggi terlihat layaknya ratu lebah yang memimpin koloni.
Di balik tujuannya untuk membawa perusahaan menuju kesuksesan, ada dampak serius yang bisa ditimbulkan. Salah satunya membuat karyawan tidak nyaman dalam bekerja.
Pasalnya, tekanan dan perintah yang diberikan sang pemimpin tanpa melihat kesanggupan dari seluruh karyawan yang ada ataupun karena tidak memberikan arahan yang jelas pada bawahan, tentu akan membuat karyawan kebingungan saat ingin menjalankan tugasnya.
Baca Juga
Kesuburan Bukan Cuma Urusan Cewek! Yuk, Kenali Fakta Soal Sperma dan Infertilitas Pria
Debut Dita Karang di JFW 2026: Menari Anggun di Runway Jadi Muse Brand Fashion
Tren Olahraga Naik Daun, Ini Klinik Khusus Buat Jaga Fisik dan Mental Kamu yang Aktif
Joanne F. Wullur: Warna Kepemimpinan Perempuan di Dunia Perhotelan
Cegah Sebelum Terlambat! Yuk, Biasakan SADARI Setelah Menstruasi!
Tidak hanya itu, tekanan untuk mencapai kesuksesan yang diinginkan pemimpin yang memiliki Queen Bee Syndrome juga akan meningkatkan stres berlebih pada karyawan. Alhasil, penugasan atau arahan yang dikerjakan tidak akan sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan.
Cara Mengatasi Queen Bee Syndrome
Kalau kamu sudah mengetahui bahwa diri kamu sudah terindikasi memiliki tanda-tanda mengidap Queen Bee Syndrome, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan, di antaranya:
1. Mengenali Diri Sendiri
Dalam memimpin tentu ia harus mengetahui diri kamu sendiri. Kalau sosok pemimpin aja nggak mengenali diri sendiri, ia pun akan kesulitan untuk mengenali karakter karyawannya. Mengenali diri sendiri dapat membantu untuk mengetahui tanggung jawab apa yang harus dilakukan, bahkan memudahkan pola dari cara memimpin sebuah perusahaan.
2. Menerima Segala Masukkan
Kesuksesan seorang pemimpin nggak akan ada kalau bukan karena peran dan kerja keras karyawan. Inilah mengapa mendengarkan segala keluhan, kritik, dan saran dari karyawan sangat penting untuk memperbaiki atau mengintropeksi diri. Intropeksi inilah yang akan membuat karyawan betah dalam bekerja.
3. Memberikan Apresiasi Kepada Karyawan
Jangan lupa untuk memberikan apresiasi kepada karyawan yang telah melaksanakan pekerjaan dan tanggung jawabnya dengan baik dan benar. Cara ini juga akan membangun empati pada diri sendiri untuk selalu menghargai dan menghormati rekan kerja lainnya. Jadi, nggak melulu mikirin diri sendiri.
Itu dia info menarik seputar Queen Bee Syndrome. Memang dalam dunia kerja, perempuan bisa dan boleh untuk memimpin perusahaan hingga menduduki posisi tertinggi sekali pun. Namun, peduli dengan karyawan tetap menjadi hal utama untuk mencapai kesuksesan untuk perusahaan, diri sendiri, maupun rekan kerja lainnya.
(Annisa Deli Indriyanti)








