Trending

Viral! Mengapa Bendera One Piece Ikut Berkibar Bersama Merah Putih di HUT RI ke-80?

Jelang HUT RI ke-80, viral pengibaran bendera One Piece. Simak arti Jolly Roger Luffy yang ternyata menyimpan pesan kebebasan dan kritik sosial!

Vania Rossa | Ayu Ratna

Ilustrasi bendera one piece (mydramalist)
Ilustrasi bendera one piece (mydramalist)

Dewiku.com - Menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-80, media sosial diramaikan dengan fenomena unik sekaligus kontroversial: pengibaran bendera One Piece berdampingan dengan Merah Putih.

Video-video dari berbagai daerah menunjukkan bendera hitam bergambar tengkorak bertopi jerami dikibarkan di halaman rumah, tiang bambu, bahkan kendaraan.

Buat yang belum tahu, itu bukan sembarang bendera bajak laut. Itu adalah Jolly Roger milik Monkey D. Luffy, kapten kru Topi Jerami dalam anime dan manga One Piece.

Fenomena ini menimbulkan perdebatan: ada yang melihatnya sebagai ekspresi kreatif anak muda, ada juga yang menilai kurang menghormati momen sakral kemerdekaan. Tapi... sebenarnya ada makna lebih dalam di balik pengibaran bendera ini.

Arti Sebenarnya Bendera One Piece

Buat orang awam, gambar tengkorak dan tulang bersilang di atas kain hitam mungkin langsung diasosiasikan dengan perompak atau simbol bahaya. Tapi kalau udah masuk dunia One Piece, Jolly Roger bukan sekadar lambang nakal-nakalan.

Simbol itu punya dua elemen utama: tengkorak & tulang bersilang, dan topi jerami legendaris milik Luffy. Tengkorak dan tulang sendiri memang simbol klasik bajak laut, tapi dalam konteks anime ini, maknanya berubah total.

Simbol itu jadi tanda penolakan terhadap sistem yang menindas. Luffy dan krunya hidup di luar hukum Pemerintah Dunia—yang dalam ceritanya korup dan otoriter. Jadi, Jolly Roger mereka adalah deklarasi bahwa mereka memperjuangkan kebebasan, bukan kejahatan.

Nah, bagian paling penting adalah topi jerami yang nempel di tengkorak itu. Topi ini punya sejarah kuat—warisan dari Raja Bajak Laut Gol D. Roger, lalu diberikan ke Shanks, dan akhirnya ke Luffy. Topi ini bukan cuma gaya, tapi lambang harapan, petualangan, dan mimpi besar yang dikejar tanpa takut.

Jadi bisa dibilang, Jolly Roger Luffy itu semacam bendera mimpi dan perlawanan. Bukan simbol anarkis, tapi lambang hidup yang bebas, setia kawan, dan pantang menyerah walau melawan sistem sekuat apapun.

Makna Simbolik Pengibaran Bendera One Piece Jelang HUT RI ke-80

Kalau dilihat dari konteks sekarang, pengibaran bendera ini kayaknya nggak bisa dianggap angin lalu. Banyak netizen yang mengaitkannya dengan kekecewaan terhadap kondisi sosial-politik di Indonesia saat ini.

Bendera Topi Jerami itu jadi semacam bentuk sindiran—bahwa rakyat kecil merasa ditindas, nggak didengar, dan hanya bisa menyuarakan keresahannya lewat simbol-simbol budaya pop yang relate dengan perjuangan. Salah satunya, ya lewat bendera One Piece.

Sebagian orang menganggap pengibaran ini bentuk kritik sosial. Sebuah pesan diam yang menyuarakan perlawanan terhadap sistem yang dinilai korup, timpang, dan makin jauh dari rakyat. Contohnya? Kebijakan kenaikan pajak, masalah data pribadi, dan pengelolaan negara yang dianggap makin gak transparan.

Buat generasi muda, bendera Jolly Roger ini punya vibe yang kuat: kompak, setia kawan, bebas, dan berani melawan ketidakadilan. Nggak heran kalau mereka merasa simbol ini lebih "nyambung" dibanding sekadar retorika kemerdekaan tiap tahun.

Di sisi lain, ada juga yang mempertanyakan kepantasannya. Apa nggak terlalu berlebihan mengibarkan bendera fiksi saat peringatan kemerdekaan RI? Tapi kalau dipikir-pikir, kemerdekaan itu juga soal kebebasan mengekspresikan diri, selama nggak melanggar hukum.

Fenomena ini jadi bukti bahwa anak muda sekarang punya cara baru dalam menyampaikan aspirasi. Lewat budaya pop, mereka mengirim pesan kuat bahwa mereka peduli dengan negara ini—hanya saja, dengan cara yang lebih relate ke dunia mereka.

Apapun pendapatmu soal pengibaran bendera One Piece menjelang HUT RI ke-80, satu hal jelas: ini bukan cuma soal anime atau tren semata. Ada pesan kebebasan, kritik sosial, dan harapan akan perubahan yang tertanam dalam simbol itu.

Mungkin, ini cara generasi muda merayakan kemerdekaan dengan makna baru—bukan hanya mengibarkan bendera, tapi juga menyuarakan isi hati.

Berita Terkait

Berita Terkini