Trending

Kades Tilep Dana Desa Malah Cengengesan: Mental Baja atau Nggak Punya Rasa?

Dalam foto yang tersebar luas di media sosial, Heni tampak mengenakan rompi tahanan berwarna oranye sambil tersenyum lebar ke arah kamera. Apa sih yang sebenarnya bikin seseorang bisa tetap senyum meski tahu dirinya bersalah?

Vania Rossa | Natasya Regina Melati

Kepala Desa Cikujang, Sukabumi, Heni Mulyani tersangku kasus dugaan korupsi dana desa (Instagram)
Kepala Desa Cikujang, Sukabumi, Heni Mulyani tersangku kasus dugaan korupsi dana desa (Instagram)

Dewiku.com - Kasus korupsi dana desa kembali mencuat, kali ini datang dari wilayah Sukabumi dan jadi sorotan publik karena satu hal yang bikin geleng-geleng kepala. Seorang kepala desa yang tengah terseret kasus dugaan korupsi malah tampak cengengesan saat dibawa jaksa. Ya, ekspresi yang nggak nyambung dengan situasi itu langsung viral dan bikin warganet ikut geram.

Adalah Heni Mulyani, Kepala Desa Cikujang, yang kini jadi pusat perhatian karena tersandung dugaan penyelewengan dana desa hingga Rp500 juta. Namun bukan hanya kasusnya yang menyita perhatian, tapi juga sikapnya saat resmi ditahan Kejaksaan Negeri Sukabumi.

Dalam foto yang tersebar luas di media sosial, Heni tampak mengenakan rompi tahanan berwarna oranye sambil melemparkan senyum lebar ke arah kamera. Ekspresi itu dinilai banyak orang sebagai bentuk ketidakpekaan, bahkan bisa dibilang seperti nggak punya rasa bersalah.

Lebih lanjut, Heni disebut telah melakukan penyelewengan dana desa dan pendapatan asli desa sejak 2019. Yang bikin publik makin murka, ia juga dilaporkan telah menjual Gedung Posyandu Anggrek 09 seharga Rp45 juta. Padahal bangunan tersebut dibangun menggunakan dana desa yang artinya termasuk aset negara, meskipun lahan tempat berdirinya merupakan milik pribadi sang kades.

“Penjualan itu dinilai melanggar hukum karena aset negara tidak boleh diperjualbelikan,” bunyi keterangan unggahan yang beredar luas, dikutip Dewiku.com, Jumat (1/8/2025).

Kasus ini jelas menunjukkan bagaimana kepercayaan publik terhadap pengelolaan dana desa bisa rusak hanya karena satu tindakan yang sewenang-wenang.

Lalu, apa sih yang sebenarnya bikin seseorang bisa tetap senyum meski tahu dirinya bersalah? Kenapa masih banyak pelaku kejahatan, bahkan korupsi, yang tampak tenang bahkan percaya diri di depan kamera? Apakah mereka memang nggak merasa bersalah, atau justru ada hal lain yang sedang mereka tampilkan? Kita bakal bahas lebih lanjut.

Kenapa Orang yang Salah Bisa Tetap Cengengesan? Ini Penjelasannya

1. Penyangkalan Diri Sendiri

Kadang seseorang terlalu sulit menerima kenyataan bahwa dirinya melakukan kesalahan. Jadi, alih-alih mengakui, mereka malah menyangkal. Ini biasanya terjadi karena mereka punya bayangan ideal soal diri sendiri sebagai "orang baik", dan mengakui kesalahan bisa merusak citra itu. Akhirnya, denial jadi bentuk perlindungan diri.

2. Empatinya Rendah

Ada juga yang memang kurang bisa memahami perasaan orang lain. Bukan karena jahat, tapi memang nggak peka. Kalau sudah begini, kesalahan yang mereka lakukan pun nggak terasa besar di mata mereka sendiri, karena mereka nggak bisa benar-benar memahami dampaknya bagi orang lain.

3. Tukang Gaslighting

Gaslighting bukan cuma terjadi dalam hubungan, lho. Dalam kasus seperti ini, pelaku bisa memanipulasi persepsi orang lain supaya dirinya terlihat tak bersalah. Mereka bisa saja ngeles, nyalahin orang lain, atau memutarbalikkan fakta. Jadi bukan cuma gak merasa bersalah, tapi juga aktif bikin orang lain bingung.

4. Takut Akan Konsekuensi

Beberapa orang memilih pura-pura santai atau bersikap seolah tak terjadi apa-apa karena sebenarnya mereka takut. Entah takut dipenjara, takut dijauhi, atau takut kehilangan jabatan. Jadi senyum atau cengengesan itu bisa jadi bentuk pertahanan supaya terlihat kuat, padahal dalam hati panik juga.

5. Luka dari Masa Lalu

Trauma masa lalu bisa bikin seseorang terbiasa memproteksi dirinya dengan menyangkal kesalahan. Mereka sudah terbentuk jadi pribadi yang "salah = lemah", jadi lebih mudah menyalahkan orang lain daripada merasa bersalah. Ini bisa jadi efek pengalaman hidup yang keras atau pola asuh yang nggak sehat.

6. Gak Ngeh Dampaknya

Ada juga yang memang gak paham atau gak sadar kalau perbuatannya salah. Bukan karena bodoh, tapi karena mereka nggak melihat dampak langsung dari tindakan itu. Misalnya, merasa uang negara itu "gak ada yang punya", padahal jelas-jelas itu hak masyarakat.

7. Overthinking Guilt Complex

Sebaliknya, ada juga orang yang terlalu gampang merasa bersalah bahkan untuk hal-hal kecil. Ini disebut guilt complex. Bisa jadi karena pengalaman masa lalu, tekanan sosial, atau memang punya kecenderungan cemas. Tapi sayangnya, mereka yang punya guilt complex biasanya bukan pelaku yang kita maksud.

Jadi, kalau kamu melihat seseorang yang salah tapi masih bisa cengengesan, jangan langsung anggap itu karena mereka nggak punya hati. Bisa jadi mereka sedang menyangkal, takut, atau bahkan memang gak paham seberapa besar kesalahan yang dilakukan.

Tapi tentu saja, ini bukan pembenaran. Salah tetap salah, dan tanggung jawab tetap harus dijalani. Senyum lebar mungkin bisa menipu kamera, tapi gak akan bisa mengelabui nurani dan hukum yang sedang berjalan.

Berita Terkait

Berita Terkini