Trending

Privilege Napi VVIP: Sembilan Bulan Hukuman Putri Candrawathi Langsung Menguap Karena Rajin Donor Darah

Donor darah biasanya dapat snack roti, tapi buat napi VVIP bisa jadi tiket remisi 9 bulan. Publik pun makin skeptis soal keadilan hukum.

Vania Rossa

Putri Candrawathi Dapat Remisi 9 Bulan Karena Donor Darah (Instagram)
Putri Candrawathi Dapat Remisi 9 Bulan Karena Donor Darah (Instagram)

Dewiku.com - Kalau biasanya donor darah itu identik dengan aksi kemanusiaan, kali ini justru dipromosikan sebagai jurus jitu pemotongan masa tahanan. Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo yang divonis 10 tahun penjara, baru saja dapat bonus remisi 9 bulan. Alasannya? Bukan karena penemuan vaksin atau Nobel Perdamaian, tapi karena rajin donor darah!

Kalkulasinya lumayan bikin geleng-geleng: 4 bulan Remisi Umum, 3 bulan Remisi Dasawarsa, ditambah 2 bulan Remisi Tambahan berkat “tiket emas” donor darah. Totalnya? Sembilan bulan vonis hilang begitu saja.

Netizen pun auto nyinyir, “Rajin sedikit, tahun depan bebas dong?”

Ada juga yang lebih pedas, “Donor darah bisa jadi kartu member platinum di lapas, ya?”

Ironinya makin terasa kalau dibandingin dengan rakyat biasa. kalau warga biasa yang donor darah paling-paling dapat snack roti, teh manis, plus ucapan “terima kasih” dari PMI, sementara kalau statusnya napi “kelas VVIP”, satu kantong darah bisa jadi voucher diskon hukuman.

Tak cukup sampai di situ, di balik layar, pihak lapas juga memamerkan bahwa Putri aktif ikut kegiatan agama, menyulam, hingga karyanya dipamerkan di festival. Semua kesibukan itu seolah dijadikan bumbu penyedap narasi bahwa Putri Candrawathi sudah berubah, layak diapresiasi. Publik pun bertanya-tanya: ini rehabilitasi atau malah ajang pencitraan?

Ditambah lagi, publik masih menyoroti kasus besar yang membuat nama Putri ramai diberitakan sebelumnya. Bagi sebagian orang, remisi sembilan bulan terasa kontras dengan beratnya kasus yang pernah terjadi.

Remisi sendiri sah secara aturan dan memang menjadi hak warga binaan pemasyarakatan. Namun, perdebatan muncul karena masyarakat melihat ada jurang antara aturan tertulis dengan rasa keadilan publik. Bagi sebagian orang, bukannya jadi inspirasi, remisi ini justru menimbulkan pertanyaan baru soal konsistensi hukum.

Intinya, di negeri ini donor darah bukan cuma menolong sesama—kalau posisimu pas, donor juga bisa jadi shortcut menuju kebebasan. Jadi jangan kaget kalau ramalan netizen jadi kenyataan: “Rajin sedikit, tahun depan bebas.”

(Clarencia Gita Jelita Nazara)

Berita Terkait

Berita Terkini