Agustina Wilujeng dan Sherly Tjoanda: Dua Sosok "Triple Minority" di Pesta Pilkada 2024

Kemenangan mereka tidak hanya menjadi momentum penting bagi keberagaman, tetapi juga mencerminkan perjuangan gigih menghadapi berbagai hambatan sosial, budaya, dan politik.

By: Risna Halidi icon Jumat, 29 November 2024 icon 19:35 WIB
Agustina Wilujeng dan Sherly Tjoanda: Dua Sosok "Triple Minority" di Pesta Pilkada 2024

Kemenangan Dua Sosok "Triple Minority" di Pesta Pilkada 2024 (Dewiku)

Pilkada 2024 mencatat sejarah baru dengan terpilihnya dua tokoh perempuan yang membawa identitas triple minority, yakni Agustina Wilujeng sebagai Wali Kota Semarang dan Sherly Tjoanda sebagai Gubernur Maluku Utara.

Keunggulan mereka sejauh ini tidak hanya menjadi momentum penting bagi keberagaman, tetapi juga mencerminkan perjuangan gigih menghadapi berbagai hambatan sosial, budaya, dan politik.

Lalu, siapa dua sosok tersebut? Berikut Dewiku ulas profil dan perjalanan mereka!

Baca Juga: Jelang Pilkada 2024, Politisi Berlomba Menangkan Sentimen Publik

Agustina Wilujeng Menuju Kursi Wali Kota Semarang

Agustina Wilujeng, yang sebelumnya dikenal sebagai anggota legislatif, berhasil mencetak sejarah dengan menjadi perempuan pertama yang nampaknya bakal memimpin Kota Semarang, Jawa Tengah.

Sebagai seorang perempuan, politisi dari etnis minoritas, dan advokat untuk isu-isu sosial, Agustina sempat menghadapi tantangan besar di awal kampanyenya.

Baca Juga: Lawan Kecurangan Pilkada 2024! Ini Pentingnya Pendidikan Politik bagi Perempuan

Dukungan terhadapnya diragukan mengingat stigma terhadap keterlibatan perempuan dalam politik tingkat daerah. Namun, visi Agustina untuk membangun Semarang yang inklusif dan ramah terhadap semua kalangan berhasil merebut hati masyarakat.

Didukung oleh calon wakilnya, Iswar Aminudin, Agustina mengusung program-program inovatif yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi perempuan, penguatan pendidikan inklusif, dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan.

Strategi kampanyenya yang melibatkan dialog langsung dengan masyarakat marjinal, seperti komunitas buruh dan pelaku UMKM, menjadi kunci sukses. Dengan slogan 'Semarang Bersatu, Semarang Semakin Hebat', ia memenangkan pilkada dengan selisih suara yang signifikan.

Pada hari pencoblosan Pilwalkot Semarang 2024, Agustina menggunakan hak pilihnya di TPS 010 Kelurahan Gedawang, Banyumanik, ditemani suami, keluarga, dan tokoh masyarakat.

"Manusia hidup harus selalu optimistis," ucapnya.

Malam sebelum pencoblosan, rumahnya dipenuhi kerabat yang memberi dukungan penuh, meski persiapan utamanya hanyalah doa pagi kepada Tuhan.

Menurut hasil sementara Desk Pilkada Semarang 2024 (Kamis, 28 November 2024), pasangan Agustina-Iswar unggul dari lawannya dengan 483.574 suara atau 57,32%, berdasarkan 99,28% suara yang telah masuk dari 2.341 TPS dari total 2.358 TPS.

Sherly Tjoanda, Calon Pemimpin Baru Maluku Utara

Sherly Tjoanda muncul sebagai figur inspiratif di tengah tragedi. Setelah kehilangan suaminya yang sebelumnya dijagokan sebagai calon gubernur, ia memutuskan untuk melanjutkan perjuangannya.

Langkah Sherly menjadi simbol keteguhan hati dan dedikasi terhadap masyarakat Maluku Utara. Sebagai perempuan dari komunitas etnis Tionghoa dan minoritas agama di wilayah mayoritas Muslim, Sherly menghadapi tantangan ganda.

Namun, ia berhasil membuktikan bahwa inklusivitas dapat menjadi kekuatan politik.
Kampanyenya menyoroti isu keberagaman, pemerataan akses kesehatan, dan perlindungan ekosistem laut yang menjadi sumber kehidupan utama bagi masyarakat setempat.

Kemenangan Sherly juga didorong oleh kehadirannya yang karismatik di tengah masyarakat pesisir. Melalui pendekatan langsung dan program konkret seperti pemberdayaan nelayan perempuan, ia mampu menarik simpati lintas golongan.

Sherly Tjoanda, yang berhasil meraih kemenangan dalam Pilgub Maluku Utara dengan 50,73% suara (Kamis, 28 November 2024), menunjukkan keteguhan dan dedikasinya untuk melanjutkan perjuangan suaminya.

Keberhasilannya, yang tercatat dengan partisipasi 81,07% dan margin of error 2,73%, mencerminkan dukungannya dari berbagai lapisan masyarakat.

Kampanyenya menekankan keberagaman, akses kesehatan, dan perlindungan ekosistem laut, serta memberdayakan nelayan perempuan, yang berhasil menarik simpati dari berbagai golongan, memperkuat posisinya sebagai figur pemimpin yang inklusif di tengah masyarakat pesisir.

Mengubah Paradigma Politik Lokal

Kemenangan Agustina Wilujeng dan Sherly Tjoanda tidak hanya menunjukkan bahwa perempuan dengan identitas triple minority mampu bersaing dalam politik lokal, tetapi juga mengubah paradigma bahwa politik daerah hanya milik kelompok mayoritas.

Keduanya menjadi bukti bahwa keberagaman bukan penghalang, melainkan modal penting dalam memimpin. Mereka juga menginspirasi lebih banyak perempuan dan individu dari kelompok minoritas untuk berani tampil dan mengambil peran strategis di ranah politik.

Di Pilkada 2024, masyarakat Indonesia menunjukkan bahwa suara mereka mampu membawa perubahan. Dengan memilih pemimpin yang inklusif dan berkomitmen terhadap kesejahteraan semua golongan, Agustina dan Sherly mencetak sejarah yang akan dikenang sebagai tonggak penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia.

Baca Juga: Perolehan Kursi Perempuan di DPR RI 2024-2029 Meningkat, Angin Segar bagi Kebijakan Berpihak?

Penulis: Nurul Lutfia Maryadi

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI