Cantiknya Dian Sastro dan Putri Marino Bersatu di Film Pendek Peringati Hari Kebaya Nasional

Bakti Budaya Djarum Foundation berinisiatif membuat film pendek bertajuk 'Kebaya Kala Kini' sebagai upaya untuk menjaga dan melestarikan kebaya sebagai identitas nasional.

By: Risna Halidi icon Kamis, 25 Juli 2024 icon 14:50 WIB
Cantiknya Dian Sastro dan Putri Marino Bersatu di Film Pendek Peringati Hari Kebaya Nasional

Putri Marino dalam acara Press Conference di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2024). (Ist)

Selain menjadi warisan budaya, kebaya juga telah menjadi identitas perempuan Indonesia. Maka dari itu, Pemerintah Indonesia secara resmi menetapkan Hari Kebaya Nasional jatuh setiap tanggal 24 Juli melalui Keppres No. 19 Tahun 2023.

Penetapan Hari Kebaya Nasional ini diharapkan dapat terus menjadi momentum melestarikan kebaya sebagai bagian dari identitas budaya Indonesia, serta memperkuat rasa bangga terhadap warisan nenek moyang.

Putri Marino dalam acara Press Conference di Grand Indonesia, Jakarta  Pusat, Selasa (23/7/2024). (Ist)
Putri Marino dalam acara Press Conference di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2024). (Ist)

Untuk merayakan hal tersebut, Bakti Budaya Djarum Foundation berinisiatif membuat film pendek bertajuk 'Kebaya Kala Kini' sebagai upaya untuk menjaga dan melestarikan kebaya sebagai identitas nasional.

Baca Juga: Selamat Hari Kebaya Nasional! Kenali Berbagai Jenis Kebaya di Indonesia

"(Film pendek) Kebaya Kala Kini mengajak kita untuk mendalami kebaya yang tidak hanya memancarkan keanggunan, tetapi juga menggambarkan ketangguhan dan kelembutan perempuan Indonesia," ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation dalam acara Press Conference di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2024).

"Semoga Kebaya Kala Kini dapat menginspirasi kita untuk menjadikan kebaya sebagai bagian dalam aktivitas sehari-hari," tambahnya lagi.

Film pendek tersebut berlatar tempat di Kulon Progo, Yogyakarta, yang berisi pesan bahwa kebaya bukan sekadar baju yang digunakan namun juga merepresentasikan perjalanan transformasi perempuan Nusantara.

Baca Juga: 5 Gaya Seleb Pakai Kebaya, Maudy Ayunda hingga Marsha Aruan

Bukan hanya diperankan oleh artis papan atas, di beberapa scene juga terdapat ibu-ibu yang berasal dari daerah dengan berbagai macam latar belakang pekerjaan ikut berpatisipasi mengambil peran visual.

Hal ini, kata Renita, dikarenakan sang sutradara ingin pesan ini sampai bukan hanya untuk kalangan kota besar tapi juga sampai ke kalangan desa.

Menurut sang konseptor Hagai Pakan, membuat gaya kebaya untuk kebutuhan film ini memiliki spektrum yang luas, hingga akhirnya bisa dipakai oleh Dian Sastro hingga ibu-ibu petani.

"Kebaya merupakan bagian yang sangat penting di Bali. Aku melihat nenek aku yang setiap hari pakai kebaya atau kain bahkan ketika sedang tidur. Sekarang masih banyak generasi kita yang takut untuk memakai kebaya dan menganggap kebaya sebagai beban atau takut terlihat lawas," katanya.

Baca Juga: Sejarah Kebaya di Indonesia, Busana Nasional Warisan Budaya Nusantara

Karya sinematografi ini disutradarai Bramsky dan diperankan oleh para perempuan bertalenta Indonesia dari berbagai bidang seni, Dian Sastrowardoyo dan Putri Marino sebagai pelaku seni peran, ada Syandria Kameron sebagai penari Bali dan Woro Mustiko sebagai penyanyi keroncong dan tayang di YouTube Indonesia Kaya.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI