Kisah Sara Meddings, Penderita Kanker yang Inspiratif

Ibu dua anak ini didiagnosa kanker tepat enam bulan setelah berpisah dengan suaminya.

By: Tinwarotul Fatonah icon Rabu, 12 September 2018 icon 18:58 WIB
Kisah Sara Meddings, Penderita Kanker yang Inspiratif

Ilustrasi ibu dan anak. (Pexels)

Sara Meddings adalah seorang ibu dengan dua orang anak, Callum (15) dan Georgia (11). Sara menjadi ibu yang spesial karena memiliki pengalaman hidup yang lebih mahal dari pada ibu-ibu normal lainnya. Dia didiagnosis kanker pada Mei 2015 silam, enam bulan setelah dia berpisah dengan suaminya.

Mendengar diagnosa dokter tentang penyakitnya, Sara bertekad untuk menjadi ibu yang bahagia. Dia memutuskan untuk lebih menikmati setiap detik waktunya yang berharga bersama dengan anak-anaknya. Sara mulai menulis bucket list dan membuat buku kenangan untuk kedua anaknya.

Dalam buku berharga itu, Sara membuat sebuah kartu ucapan untuk diberikan pada anaknya ketika mereka berulang tahun ke-21 dan 18 tahun kelak.

Baca Juga: Kisah Nur Jahan : Bayi Buangan hingga Menjadi Ratu Mughal

Ilustrasi surat. (Pexels)
Ilustrasi surat. (Pexels)

''Dalam buku itu saya menulis hal-hal yang saya inginkan untuk mereka. Saya ingin mereka berbaik hati kepada orang lain, menikmati hidup, mengikuti impian mereka dan melakukan apa yang ingin mereka lakukan,'' ungkap Sara seperti yang ditulis dalam laman mirror.co.uk pada 11 September 2018.

Sara juga menambahkan foto-foto kenangan mereka pada kartu ucapannya. Dia berharap anak-anaknya akan melihat kembali kenangan yang sudah mereka lalui bersama.

Sara memang memiliki banyak kenangan dengan Callum dan Georgia. Mereka pernah menghabiskan waktu dengan berlayar mengelilingi pulau-pulau Indah di Yunani. Bahkan dalam bucket listnya, Sara juga menuliskan hal-hal indah lainnya yang ingin dia lakukan sebelum kanker menaklukan hidupnya.

Salah satunya adalah rencana mereka untuk berenang bersama lumba-lumba dan melakukan perjalanan ke Turki. Dia juga mengungkpkan ingin menyesap koktail atau sekadar mandi air panas sambil minum sampanye.

Ilustrasi surat. (Pexels)
Ilustrasi surat. (Pexels)

Kini Sara sedang fokus untuk menjalani berbagai proses kemoterapi untuk melawan kankernya. April 2016, Sara memulai semua proses medis yang melelahkan, seperti radioterapi dan kemoterapi. Kemudian November di tahun yang sama, Sara menemukan benjolan baru di lehernya. Biopsi menunjukkan jika itu adalah tumor sekunder dalam kelenjar getah bening.

Setelah itu, Sara melewati 30 siklus radioterapi dan kemotreapi. Jumlah itu terhitung sangat banyak hingga dia tidak boleh menjalani lebih banyak lagi. Sebagai upaya terakhir, Sara bersedia menggunakan obat yang belum pernah diuji coba pada manusia sebelumnya. Sara harus cukup sabar untuk melihat hasil kerja obatnya.

Suatu ketika, lengan sebelah kanan sara membengkak hingga dua kali ukuran sebenarnya. Agar anaknya tidak khawatir, Sara menjadikannya bahan guaraun agar itu tidak terasa sebagai beban hidupnya. Anaknya kemudian membelikannya sebuah baju baru dengan ukuran ekstra dia berkata ini baju untuk ibu dan lenganmu yang gemuk.

Sara paham, bagaimana berat beban anaknya secara psikis, sehingga mereka menerima konseling secara rutin. Georgia menerima konseling itu dengan patuh tapi tidak begitu halnya dengan Callum, si anak remaja yang sedang dalam masa pemberontakan.

Ilustrasi ibu dan anak. (Pexels)
Ilustrasi ibu dan anak. (Pexels)

''Dia mencoba untuk berpura-pura seolah tidak terjadi. Selama saya tidak terlihat terlalu buruk, dia baik-baik saja, '' ungkap Sara.

Hal buruk terjadi ketika Sara harus menerima tindakan di mana sebuah alat harus dimasukkan dalam dadanya. Callum sangat terpukul karena dia tidak bisa mengabaikan pemandangan itu. Ada gejolak pemberontakan dalam diri Callum yang tidak terima jika ibunya merasa sakit.

Kini Sara lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membantu orang lain yang sedang melawan kondisi seperti dirinya. Sara mendedikasikan waktunya untuk mengatur gerakan amal di sebuah hotel. Dia ingin meningkatkan kesadaran tentang kanker sekunder dan dampak kanker terhadap keluarga.

Bahkan dokter Onkologi yang menanganinya berkata bahwa dia tidak pernah menemukan wanita lain yang lebih kuat dan tangguh seperti dirinya.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI