Kerja di Akhir Pekan Bisa Ganggu Kesehatan Mental, Wanita Lebih Berisiko

Wanita lebih rentan dengan lebih banyak beban.

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Jumat, 04 Oktober 2019 icon 17:57 WIB
Kerja di Akhir Pekan Bisa Ganggu Kesehatan Mental, Wanita Lebih Berisiko

Stres bekerja. (Unsplash/JESHOOTS.COM)

Akhir pekan tak selamanya menjadi waktu istirahat bagi banyak orang. Pasalnya, masih banyak yang mesti bekerja di akhir pekan.

Bukan bermaksud untuk membuatmu segera mengundurkan diri atau merasa insecure dengan pola kerjamu sekarang, tapi sebuah penelitian terbaru mengungkap jika ada efek buruk bekerja di akhir pekan.

Para peneliti dari University College London dan Queen Mary University of London menemukan bahwa bekerja di akhir pekan bisa mengacaukan kesehatan mental.

Baca Juga: Gamophobia, Perasaan Takut Menikah yang Perlu Diwaspadai

Penelitian tersebut menemukan bahwa mereka yang bekerja selama berjam-jam di akhir pekan, berisiko lebih tinggi mengalami depresi. Terlebih, disebutkan juga bahwa risiko pada wanita lebih tinggi ketimbang pria.

Melansir Healthline, survei menganalisis 20.000 pekerja dan menemukan bahwa mereka yang bekerja lebih dari 55 jam per minggu, total sebanyak 7,3 persen menunjukkan lebih banyak gejala depresi.

Perbandingannya adalah 4,6 persen wanita yang bekerja di akhir pekan menunjukkan gejala depresi. Sementara itu, cuma 3,4 persen pria yang menunjukkan tanda-tanda depresi.

Baca Juga: Cara Asik Mengatasi Stres: Rajin Cuci Piring, yuk!

Ilustrasi wanita bekerja di kantor. (Shutterstock)
Ilustrasi wanita bekerja di kantor. (Shutterstock)

Gill Weston, penulis utama studi ini mengatakan walau belum dapat ditentukan apa penyebab pastinya, penelitian ini menunjukkan banyak wanita menghadapi beban tambahan lebih besar dari pria. Hal itu mulai dari urusan rumah tangga, jam kerja, tekanan yang lebih banyak, serta tanggungjawab.

"Terlepas dari pola kerja mereka, kami juga menemukan bahwa pekerja yang paling banyak mengalami gejala depresi adalah mereka yang berusia lebih tua, dengan pendapatan lebih rendah, perokok, melakukan pekerjaan yang menuntut fisik, dan yang tidak puas dengan tempat kerjanya," papar Gill Weston.

Baca Juga: Patah Hati Bikin Mewek, Ini Manfaat Menangis untuk Kesehatan Mental

Ilustrasi bekerja.(Unsplash/Icon8 Team)
Ilustrasi bekerja.(Unsplash/Icon8 Team)

Gill Weston berharap temuan mereka bakal mendorong pengusaha dan pembuat kebijakan untuk mencari solusi agar mengurangi beban dan meningkatkan dukungan bagi perempuan yang bekerja.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI