Lifestyle

Mitos tentang Kesehatan Mental yang Perlu Kamu Tahu

Sebab deretan mitos ini salah kaprah!

Tinwarotul Fatonah | Yasinta Rahmawati

Ilustrasi kesehatan mental. (Pixabay)
Ilustrasi kesehatan mental. (Pixabay)

Dewiku.com - Tanggal 10 Oktober diperingati sebagai World Mental Health Day atau Hari Kesehatan Mental Dunia. Meski sudah menjadi fokus perhatian, sayangnya masih banyak yang menganggap tabu gangguan psikologis ini. Hal ini menyebabkan beredar mitos yang tidak benar.

Dilansir dari Psychology Today, inilah 5 mitos tentang kesehatan mental yang salah kaprah.

1. Sakit mental atau sehat secara mental

Mirip dengan orang yang sehat secara fisik yang kadang mengalami masalah kesehatan ringan seperti pusing atau flu, orang yang sehat secara mental juga mungkin mengalami satu atau dua masalah emosional. Kesehatan mental adalah suatu kontinum dan orang dapat mengalaminya di mana saja dan kapan saja.

Bahkan saat kamu merasa baik-baik saja, ada kemungkinan kamu tidak 100 persen sehat secara mental. Karena faktanya, U.S. Department of Health and Human Services memperkirakan hanya sekitar 17% orang dewasa berada dalam kondisi kesehatan mental ''optimal''.

Ilustrasi kesehatan mental. (Pixabay)
Ilustrasi kesehatan mental. (Pixabay)

2. Penyakit mental adalah tanda kelemahan

Banyak yang berkomentar bahwa orang-orang yang secara otomatis menganggap orang dengan depresi, kecemasan, atau kondisi kesehatan mental lainnya adalah orang dengan mental lemah.

Perlu digarisbawahi kalau kekuatan mental tidak sama dengan kesehatan mental. Sama seperti seseorang dengan diabetes masih bisa secara fisik kuat, seseorang dengan depresi masih dapat secara mental kuat.

Banyak orang dengan masalah kesehatan mental sangat kuat secara mental. Siapa pun dapat membuat pilihan untuk membangun kekuatan mental, terlepas dari apakah mereka memiliki masalah kesehatan mental.

3. Masalah kesehatan mental tidak bisa dicegah

Seseorang tentu tidak dapat mencegah semua masalah kesehatan mental sebab faktor-faktor seperti genetika dan peristiwa kehidupan traumatis sangat berperan.

Tetapi setiap orang dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesehatan mental mereka dan mencegah penyakit mental lebih lanjut.

Contohnya dengan menetapkan kebiasaan yang sehat seperti makan makanan sehat, tidur nyenyak dan olahraga teratur yang dapat membantu memperbaiki perasaan.

Demikian pula dengan menyingkirkan kebiasaan mental yang merusak, seperti terlibat dalam mengasihani diri sendiri atau merenungkan masa lalu. Hindari hal itu untuk kesejahteraan emosionalmu.

Ilustrasi kesehatan mental. (Pixabay)
Ilustrasi kesehatan mental. (Pixabay)

4. Orang dengan penyakit mental sangat kasar

Sangat disayangkan selama ini banyak media sering memberitakan tentang penembakan massal atau insiden kekerasan dengan pelaku terkena gangguan mental. Meskipun headline ini sering menggambarkan banyak penjahat kejam sebagai orang sakit jiwa, kebanyakan orang dengan masalah kesehatan mental tidak melakukan kekerasan.

American Psychological Association melaporkan bahwa hanya 7,5% kejahatan yang secara langsung berkaitan dengan gejala penyakit mental. Kemiskinan, penyalahgunaan zat, pengangguran, dan tunawisma adalah salah satu alasan lain mengapa orang melakukan tindakan kekerasan.

5. Masalah kesehatan mental tidak bisa disembuhkan

Tidak semua masalah kesehatan mental dapat disembuhkan, skizofrenia misalnya. Tetapi seperti penyakit medis lainnya, kebanyakan masalah kesehatan mental dapat diobati.

Aliansi Nasional pada Penyakit Mental melaporkan bahwa antara 70 hingga 90 persen orang terbukti berhasil meredakan gejala gangguan mental dengan kombinasi terapi dan pengobatan. Pemulihan lengkap dari berbagai masalah kesehatan mental sangat dimungkinkan.

Berita Terkait

Berita Terkini