Dampak Negatif Hustle Culture, Begini Cara Mengatasinya

Jangan sampai terjebak pola hidup hustle culture yang memiliki berbagai dampak negatif. Berikut beberapa di antaranya.

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Jumat, 15 September 2023 icon 05:47 WIB
Dampak Negatif Hustle Culture, Begini Cara Mengatasinya

Ilustrasi perempuan bekerja. (Pixabay/Pexels)

Apakah kamu pernah mendengar tentang hustle culture? Istilah ini terbilang ramai digunakan dalam lingkup pekerjaan.

Mereka yang menganut budaya hustle culture biasanya hanya menghabiskan waktu mereka untuk bekerja, bahkan sampai melupakan waktu istirahat. Tentu saja sesuatu yang berlebihan seperti itu bukan hal yang baik. Dalam jangka waktu panjang, ini bisa membahayakan kesehatan fisik maupun mental.

Agar kamu tak terjebak dengan budaya ini, pahami apa itu hustle culture dan bagaimana cara mengatasinya.

Baca Juga: Pengertian Quiet Quitting dan 5 Tandanya, Diam-Diam Mantap Resign

Ilustrasi karyawan bekerja. (Pexels/ThisIsEngineering)
Ilustrasi karyawan bekerja. (Pexels/ThisIsEngineering)

Apa Itu Hustle Culture?

Melansir The Finery Report, hustle culture adalah kondisi di mana seseorang punya jam kerja yang tidak terbatas. Mereka kerap dipanggil workaholic karena bekerja tanpa mengenal waktu.

Saat menganut budaya hustle culture, seseorang akan berpikir bahwa demi mencapai kesuksesan hidup, waktu yang ada mesti didedikasikan sepenuhnya untuk selalu bekerja keras.

Baca Juga: Cerita Wanita Ingin Jadi Putri Duyung, Habis Rp100 Juta demi Beli Ekor Ikan

Hustle culture dikatakan bisa menciptakan kondisi lingkungan kantor yang tak sehat. Para pekerja bakal berkompetisi secara tidak sehat untuk mendapat pengakuan atau posisi tertentu dengan motivasi yang salah, termasuk mengarah ke overworking.

Dampak Hustle Culture

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Current Cardiology Reports pada 2018 lalu, disebutkan bahwa mereka yang bekerja lebih dari 50 jam per minggu berisiko lebih tinggi mengalami penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular seperti serangan jantung.

Tekanan darah dan detak jantung yang meningkat karena kerja berlebihan juga bisa memicu aritmia, resistensi insulin, hiperkoagulasi, hingga iskemia bagi mereka yang punya aterisklerotik tinggi.

Pada jangka waktu yang lebih panjang, hustle culture bisa berpotensi menyebabkan stroke karena fibrilasi atrium, yakni kondisi di mana detak jantung tak stabil dan memicu darah terkumpul di atrium kiri.

Tak hanya itu, hustle culture juga bisa mengganggu kesehatan mental, seperti memicu gangguan cemas, depresi, hingga keinginan untuk bunuh diri.

Cara Mengatasi Hustle Culture

1. Jangan membandingkan dirimu dengan orang lain

Saat melihat media sosial, terkadang kita langsung membandingkan diri dengan orang lain yang mungkin tampak lebih sukses. Bolah dijadikan motivasi tapi jangan sampai membuatnya jadi bekerja terlalu keras. Ingatlah bahwa setiap orang mempunyai jatahnya masing-masing.

2. Tahu batasan

Baca Juga: Pakai Video Call, Wanita Ini Awasi Pacar Bekerja Agar Tak Digoda Cewek Lain

Satu-satunya orang yang tahu batas kemampuan beban kerja adalah diri sendiri. Penting untuk mengukur kapasitas pribadi dan memberanikan diri menolak pekerjaan di luar hal tersebut.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI