Putri Handayani, Orang Indonesia Pertama Kibarkan Merah Putih di Kutub Selatan

Simak kisah inspiratif penjelajah perempuan Indonesia, Putri Handayani saat di Kutub Selatan.

By: Ririn Indriani icon Rabu, 17 Januari 2024 icon 09:46 WIB
Putri Handayani, Orang Indonesia Pertama Kibarkan Merah Putih di Kutub Selatan

Putri Handayani saat ekspedisi di Kutub Selatan. (Foto: Istimewa)

Kisah inspiratif Putri Handayani yang berhasil mengibarkan Merah Putih di Kutub Selatan diharapkan dapat memecut semangat kaum perempuan Indonesia untuk berkiprah dan menoreh prestasi sesuai passionnya. Simak kisah selengkapnya.

Bendera Merah Putih akhirnya berkibar di Kutub Selatan setelah pendaki gunung asal Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Putri Handayani, berhasil mencapai titik paling selatan bumi di 90°S pada Kamis, 28 Desember 2023 pukul 13.00 waktu Punta Arenas, Chili.

Setelah 8 hari (21-28 Desember) berjalan dengan menggunakan ski sambil menarik 30 kg sled dari latitude (Garis Lintang) 89°S ke 90°S, menembus cuaca ekstrim dan salju, Putri Handayani akhirnya berhasil mengibarkan Merah Putih untuk bersanding dengan bendera negara-negara lain yang pernah mencapai titik Kutub Selatan tersebut.

Baca Juga: 2 Jenis Skincare yang Wajib Dibawa saat Mendaki Gunung menurut Penjelajah Perempuan Putri Handayani

“Sungguh bersyukur bisa sampai ke titik ini. Apalagi setelah mengalami sendiri angin dingin yang ekstrim, berjalan tertatih-tatih dengan ski dan akhirnya sampai ke Ceremonial South Pole. Lelah, terharu dan bangga, semua perasaan itu campur aduk, apalagi kalau ingat belum pernah ada orang Indonesia yang sampai sini," ungkapnya.

Pencapaian ini sekaligus menjadikan Putri Handayani sebagai orang Indonesia pertama yang mencapai Kutub Selatan dengan berjalan menggunakan ski.

Sebelum mencapai titik 90°S (Geographic South Pole), ia juga sempat melakukan selebrasi dan mengucap syukur di titik Ceremonial South Pole yang biasa dimanfaatkan para penjelajah untuk melakukan selebrasi di antara bendera-bendera 12 negara penandatangan asal Perjanjian Antartika. Jarak antara kedua titik itu hanya terpaut 200 m.

Baca Juga: Outfit Naik Gunung Dibongkar, Pendaki Ini Ternyata Pakai OOTD Puluhan Juta

Putri Handayani melakukan selebrasi dan mengucap syukur di titik Ceremonial South Pole yang biasa dimanfaatkan para penjelajah untuk melakukan selebrasi di antara bendera-bendera 12 negara penandatangan asal Perjanjian Antartika. (Foto: Istimewa)
Putri Handayani melakukan selebrasi dan mengucap syukur di titik Ceremonial South Pole yang biasa dimanfaatkan para penjelajah untuk melakukan selebrasi di antara bendera-bendera 12 negara penandatangan asal Perjanjian Antartika. (Foto: Istimewa)

Cuaca Buruk Tak Goyahkan Semangat
Ekspedisi yang bertajuk lengkap Road to The Explorer’s Grand Slam “Antarctic 8 Expedition” ini bukan tanpa hambatan. Menurut rencana awal, ekspedisi ini terdiri atas dua tahap.

Tahap pertama adalah pendakian ke puncak tertinggi di Benua Antartika, yaitu Gunung Vinson (4.892 mdpl), dan tahap ke dua adalah penjelahan ke Kutub Selatan menuju titik 90°S.

Namun karena kondisi cuaca yang sangat buruk, pendakian Gunung Vinson yang berlangsung pada tanggal 6 hingga 13 Desember 2023 harus terhenti pada saat Putri sedang menuju puncak (summit day) pada 12 Desember 2023 karena terhadang angin kencang.

Demi keselamatan para pendaki, tim memutuskan untuk berbalik dan turun ke Vinson Base Camp untuk beristirahat dan melanjutkan target ekspedisi berikutnya ke titik 90°S Kutub Selatan.

Setelah mengalami sendiri angin dingin yang ekstrem, berjalan tertatih-tatih dengan ski, akhirnya Putri Handayani sampai ke Ceremonial South Pole, Kutub Selatan. (Foto: istimewa)
Setelah mengalami sendiri angin dingin yang ekstrem, berjalan tertatih-tatih dengan ski, akhirnya Putri Handayani sampai ke Ceremonial South Pole, Kutub Selatan. (Foto: istimewa)

“Saya tidak bisa merasakan jari-jari saya saking dinginnya. Hari itu suhu sekitar -38°C, yang dengan wind chill terasa hingga -45 sampai -50°C. Risiko frostbite sangat tinggi dalam kondisi seperti ini, sehingga saya dan tim memutuskan untuk turun. Saya sendiri berniat untuk mencoba lagi untuk kedua kalinya dalam musim pendakian ini. Sambil beristirahat sebelum memulai ekspedisi Kutub Selatan, saya juga mulai berusaha untuk mendapatkan slot di pendakian berikutnya di bulan Januari,” cerita Putri.

Sambil menunggu slot pendakian ke-2 pada 10-21 Januari 2024, yang merupakan pendakian terakhir di musim ini, Putri diterima oleh Duta Besar Indonesia untuk Chili, Bapak Muhammad Anshor, untuk beristirahat di Wisma KBRI di Santiago, Chili.

Namun ternyata untuk mendapatkan slot pendakian ke-2 tidaklah mudah. Persiapan pendaftaran yang terlalu singkat, serta musim pendakian yang sudah memasuki peak season adalah alasan utama Putri tidak dapat melanjutkan ekspedisi Gunung Vinson.

“Memang saya sudah menduga bakal sulit mendapatkan slot. Karena pendakian pertama (ke Vinson) saja sudah confirmed sejak 4 bulan sebelum ekspedisi. Jadi memang mau tidak mau harus menunggu lagi sampai musim berikutnya di akhir 2024 atau awal 2025. Rasa kecewa pasti ada, tapi saya tidak mau berlarut-larut dalam kekecewaan. Saya memilih untuk lebih memfokuskan ke hal-hal positif. Salah satunya adalah keberhasilan saya mengibarkan Merah Putih di Kutub Selatan”, paparnya.

Jadwal Road to The Explorer’s Grand Slam untuk menggenapkan “tujuh puncak gunung tertinggi di tujuh benua dan dua kutub bumi” pun harus segera menjadi fokus utama.

Ekspedisi Selanjutnya, Taklukkan Kutub Utara
Di tahun ini, Putri akan mempersiapkan diri untuk menggelar ekspedisi selanjutnya, yaitu penjelajahan Kutub Utara pada April 2024.
Targetnya: menjadi orang Indonesia pertama yang berjalan dengan menggunakan ski dari latitude (Garis Lintang) 89°N-90°N (North Pole Last Degree).

Sampai saat ini, Putri telah memasuki tahun ke-8 sejak awal ekspedisinya demi meraih gelar The Explorer’s Grand Slam.

Selama kurun waktu tersebut, pendaki lulusan Fakultas Teknik UI ini telah menyelesaikan pendakian ke puncak Gunung Kilimanjaro (tertinggi di benua Afrika), Carstensz Pyramid (tertinggi di benua Australia dan Oseania), Elbrus (tertinggi di benua Eropa), Aconcagua (tertinggi di benua Amerika Selatan), Denali (tertinggi di Benua Amerika Utara), serta terakhir, titik 90°S Kutub Selatan. Sehingga, masih menyisakan titik 90°N Kutub Utara, Gunung Vinson (tertinggi di Kutub Selatan), dan Gunung Everest yang merupakan gunung tertinggi di benua Asia dan dunia.

Putri Handayani tidak sendiri dalam menjalankan misinya. Turut mendukung upayanya tersebut, sejumlah perhimpunan beranggotakan mahasiswa hingga lulusan Universitas Indonesia lainnya seperti Ikatan Alumni UI (ILUNI UI), Ikatan Alumni Fakultas Teknik UI (ILUNI FTUI), Kamuka Parwata Fakultas Teknik UI (KAPA FTUI), dan Yayasan KAPA FTUI.
Putri Handayani tidak sendiri dalam menjalankan misinya. Turut mendukung upayanya tersebut, sejumlah perhimpunan beranggotakan mahasiswa hingga lulusan Universitas Indonesia lainnya seperti Ikatan Alumni UI (ILUNI UI), Ikatan Alumni Fakultas Teknik UI (ILUNI FTUI), Kamuka Parwata Fakultas Teknik UI (KAPA FTUI), dan Yayasan KAPA FTUI.

Misi ini tentunya didukung oleh banyak pihak. Dukungan tersebut datang dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora RI), produsen alat aktivitas luar ruang dalam negeri, Eiger Adventure, serta National Geographic Indonesia.

Selain misi meraih gelar The Explorer’s Grand Slam, Putri juga membawa misi lain untuk pemberdayaan perempuan Indonesia. Ia ingin perempuan Indonesia tidak ragu dan bertekad kuat jika memiliki mimpi dan cita-cita di berbagai bidang, meskipun bidang itu didominasi oleh laki-laki.

Melalui platform ‘Jelajah Putri’, Putri berharap unggahan-unggahan kegiatannya di media sosial dapat mendorong wanita Indonesia agar berani bekerja dan bertualang tanpa terbatasi oleh bias gender.

“Tidak ada kata tidak mungkin bagi perempuan Indonesia. Dengan kegigihan dan tekat yang kuat, perempuan bisa melatih diri untuk mampu bekerja, bertualang dan berbakti di segala bidang”, tegasnya lagi.

Baca Juga: Temukan Kedamaian di Pakistan, Wanita Ini Putuskan Jadi Mualaf

Tentunya, Putri tidak sendiri dalam menjalankan misinya. Turut mendukung upayanya tersebut, sejumlah perhimpunan beranggotakan mahasiswa hingga lulusan Universitas Indonesia lainnya seperti Ikatan Alumni UI (ILUNI UI), Ikatan Alumni Fakultas Teknik UI (ILUNI FTUI), Kamuka Parwata Fakultas Teknik UI (KAPA FTUI), dan Yayasan KAPA FTUI.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI