Ragam

Tren Bare Minimum Monday: Nggak Usah Perfeksionis di Hari Senin

Lagi ramai di TikTok, tren Bare Minimum Monday jadi cara baru untuk melawan burnout kerja kantoran. Cari tahu apa itu, manfaatnya, dan tips menerapkannya di sini!

Vania Rossa

Ilustrasi tren bare minimum monday. (Ilustrasi/Dewiku.com)
Ilustrasi tren bare minimum monday. (Ilustrasi/Dewiku.com)

Dewiku.com - Memulai minggu dengan semangat tinggi? Nggak selalu harus begitu, lho. Belakangan ini, tren Bare Minimum Monday ramai dibicarakan di TikTok sebagai cara baru buat para pekerja, khususnya perempuan karier, agar bisa melawan tekanan dan burnout di awal minggu. 

Konsep ini justru menganjurkan untuk "slow down" di hari Senin agar energi tetap terjaga sepanjang minggu.

Daripada ngoyo menyelesaikan semua to-do list di hari pertama kerja, Bare Minimum Monday mengajak kita untuk melakukan tugas-tugas paling penting saja alias “yang minimal banget” di Senin pagi. 

Hasilnya? Pikiran lebih tenang, hati lebih lega, dan motivasi tetap terjaga sampai weekend tiba.

Apa Itu Bare Minimum Monday?

Bare Minimum Monday adalah gaya kerja di hari Senin yang mendorong seseorang untuk hanya melakukan hal-hal esensial atau tugas yang paling prioritas saja. 

Konsep ini pertama kali dipopulerkan oleh Marisa Jo Mayes, content creator asal Amerika, lewat video TikTok-nya yang viral.

Menurut Marisa, Bare Minimum Monday lahir karena dirinya sering merasa cemas dan overwhelmed setiap Senin pagi. Ia pun memutuskan untuk "melambat" di hari pertama kerja dengan hanya fokus pada hal-hal penting, bukan semua pekerjaan sekaligus.

Hasilnya, ia merasa jauh lebih produktif dan terhindar dari kelelahan mental di sisa minggu itu. 

Banyak perempuan karier pun merasa relate dengan konsep ini, terutama mereka yang bekerja di kantor maupun WFH.

Dukung Kesehatan Mental

Banyak perempuan muda yang mulai sadar soal pentingnya kesehatan mental di tempat kerja. Tekanan target, meeting non-stop, dan notifikasi email yang tiada henti bikin energi gampang habis di awal minggu. 

Nah, Bare Minimum Monday menawarkan solusi sederhana: nggak usah perfeksionis dulu di Senin.

Apa alasannya?

  • Mengurangi stres di hari pertama kerja.
  • Memberi waktu untuk self care seperti journaling, meditasi, atau olahraga ringan.
  • Membantu menyusun prioritas tanpa merasa kewalahan.
  • Mengurangi risiko burnout di pertengahan minggu.

Tips Menerapkan Bare Minimum Monday di Kantor

Kalau kamu tertarik mencoba tren ini, berikut beberapa tips simpel yang bisa dilakukan:

1. Buat daftar prioritas 3 tugas terpenting.

Nggak semua harus dikerjakan hari itu. Fokus di hal krusial saja.

2. Hindari meeting pagi yang nggak urgent.

Kalau bisa, geser meeting ke siang atau hari berikutnya.

3. Mulai hari dengan ritual self care.

Bangun sedikit lebih siang, minum kopi tanpa terburu-buru, journaling, atau jalan pagi.

4. Atur mindset: Nggak harus produktif maksimal hari Senin.

Ingat, ini maraton, bukan sprint!

5. Berani bilang “tidak” ke task tambahan di hari pertama kerja.

Komunikasikan ke atasan atau tim bahwa kamu sedang fokus di prioritas utama.

Apakah Bare Minimum Monday Cocok Buat Semua Pekerjaan?

Tentu saja tidak semua bidang pekerjaan bisa fleksibel menerapkan ini, terutama mereka yang di industri layanan publik atau deadline harian super ketat. 

Tapi, untuk profesi seperti content creator, social media specialist, HR, hingga desainer grafis, metode ini cukup realistis dilakukan—asal tetap ada komunikasi jelas dengan tim.

Meski begitu, Bare Minimum Monday bukan alasan untuk malas-malasan. Ini cara agar energi tetap terjaga sepanjang minggu. Pada akhirnya, setiap orang punya cara masing-masing buat survive di dunia kerja yang serba cepat ini. Kalau kamu sering merasa burnout di hari Senin, mungkin sudah waktunya kasih ruang buat diri sendiri lewat metode ini.

Berita Terkait

Berita Terkini