Ragam

Kasus Sister Hong Jadi Alarm Buat Cewek, Belajar Bedain Cinta dan Manipulasi

Kasus Sister Hong benar-benar sedang memanas belakangan ini. Tapi, dari sana kita bisa mendapatkan pelajaran penting yang bisa diambil, terutama buat para perempuan.

Vania Rossa | Natasya Regina Melati

Sister Hong (dok. Instagram)
Sister Hong (dok. Instagram)

Dewiku.com - Belakangan ini, warganet Korea dihebohkan dengan kasus seorang pria bernama asli Hong yang dikenal sebagai Sister Hong atau Uncle Red di media sosial. Ia viral setelah terungkap sebagai pria berusia 38 tahun yang menyamar jadi perempuan dan diam-diam menyebarkan konten seksual ke grup komunitas berbayar.

Konten tersebut dibuat tanpa sepengetahuan lawan mainnya, yakni para pria yang mengira sedang menjalin hubungan dengan seorang wanita. Dengan dandanan lengkap berupa makeup tebal, wig, filter kecantikan, dan gaya bicara lembut, Sister Hong berhasil membangun persona sebagai perempuan single yang kesepian dan butuh perhatian.

Modusnya pun tak melibatkan permintaan uang secara langsung. Ia hanya meminta barang-barang kecil seperti susu, camilan, buah-buahan, hingga minyak goreng kepada pria yang datang. Anehnya, meski sebagian pria kaget setelah tahu Sister Hong adalah pria, beberapa dari mereka tetap kembali menemuinya.

Kalau sudah tahu kisahnya, sekarang saatnya kita bahas pelajaran penting yang bisa diambil, terutama buat para perempuan. Yuk simak bareng-bareng poin-poinnya!

1. Pria bisa mengajak berhubungan bukan karena sayang

Seringkali perempuan berpikir bahwa saat laki-laki mengajak berhubungan, itu tandanya dia sayang atau benar-benar tertarik secara emosional. Padahal kenyataannya nggak selalu begitu. Bisa jadi, laki-laki hanya melihat perempuan sebagai orang yang mudah dia dekati tanpa perlu komitmen. Jadi, jangan buru-buru merasa spesial dulu, ya. Perlu banget buat tahu niatnya lebih jauh sebelum terbawa perasaan.

2. Cara berpikir perempuan dan laki-laki itu beda banget

Perempuan biasanya lebih mengandalkan perasaan dan kenyamanan emosional. Misalnya, kalau kita nggak suka sama seseorang, pasti langsung nolak meski cuma sekadar pegangan tangan. Tapi beda dengan laki-laki, yang kadang bisa tetap lanjut meski nggak ada rasa. Bahkan di kasus Sister Hong, yang ternyata adalah pria menyamar pun masih ada yang tertarik. Ini menunjukkan bahwa pendekatan antara dua gender ini bisa sangat jauh berbeda.

3. Berhubungan bukan bukti kamu menarik, tapi bisa jadi cuma validasi buat laki-laki

Ada anggapan kalau berhasil "ditaklukkan", berarti kita cantik atau spesial. Padahal, bisa jadi itu bukan soal kamu sama sekali. Itu lebih ke soal validasi ego pria, semacam rasa bangga karena bisa ‘membujuk’ perempuan untuk percaya padanya. Jadi, jangan mudah merasa itu bentuk pengakuan. Justru harus hati-hati dan berpikir dua kali.

4. Istilah 'murahan' nggak cuma buat perempuan

Sering dengar kata "wanita murahan"? Nah, ternyata label itu nggak adil banget karena bisa berlaku ke siapa aja, termasuk laki-laki. Hanya saja, karena budaya patriarki masih kuat, pria jarang dapat cap seperti itu. Padahal, sikap murah hati atau sembarangan soal hubungan intim nggak tergantung gender. Itu tergantung kepribadian masing-masing. Jadi, yuk lebih adil dalam memandang dan menilai orang.

Pada akhirnya, kasus seperti Sister Hong ini bukan cuma soal penipuan identitas atau konten asusila semata. Tapi juga membuka mata kita tentang bagaimana hubungan, empati, dan pemahaman antar gender itu masih butuh banyak diskusi dan edukasi. Jangan buru-buru percaya, dan jangan takut buat pasang batasan. Kamu berharga, dan pantas dapat perlakuan yang layak.

Berita Terkait

Berita Terkini