Ragam
Hati-Hati Jatuh Hati di Kantor: Begini Cara Mencegah Perselingkuhan di Tempat Kerja
Perselingkuhan di lingkungan kerja masih jadi salah satu isu sensitif yang kerap terjadi diam-diam, tapi berdampak besar. Suasana profesional yang seharusnya netral, bisa berubah rumit ketika batasan antara kolega dan pasangan emosional mulai kabur.
Vania Rossa

Dewiku.com - Perselingkuhan di lingkungan kerja masih jadi salah satu isu sensitif yang kerap terjadi diam-diam, tapi berdampak besar. Suasana profesional yang seharusnya netral, bisa berubah rumit ketika batasan antara kolega dan pasangan emosional mulai kabur.
Faktanya, menurut survei yang dilakukan oleh Forbes, sekitar 40% partisipan pernah terlibat hubungan romantis atau bahkan perselingkuhan dengan rekan kerjanya. Beberapa pemicu utama yang muncul dari data tersebut antara lain:
- Rasa nyaman karena sering bersama (65%)
- Keterbatasan waktu untuk bersosialisasi di luar kantor (61%)
- Saling curhat di waktu kerja (59%)
- Memiliki hobi atau minat yang sama (56%)
- Merasa satu frekuensi saat bekerja (52%)
Lingkungan kantor yang intens, ritme kerja cepat, hingga tekanan proyek bisa membentuk koneksi emosional yang kadang tidak disadari. Tapi hubungan semacam ini tentu bisa membawa risiko besar, terutama bila salah satu atau kedua pihak sudah memiliki pasangan.
Agar tidak terjebak dalam hubungan gelap di dunia kerja, berikut beberapa cara mencegah perselingkuhan di kantor:
1. Buat Batasan Interaksi yang Jelas
Hal pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan batasan secara sadar. Pilah mana komunikasi yang perlu untuk urusan kerja, dan mana yang mulai masuk ke ranah pribadi. Hindari berbagi cerita terlalu intim atau terlalu sering melakukan kontak di luar jam kerja.
Batasan juga bisa berupa:
- Tidak terlalu sering ngobrol via chat pribadi
- Menghindari panggilan larut malam
- Tidak membagikan rahasia pribadi yang terlalu sensitif
2. Kedepankan Sikap Profesional
Mengedepankan etika kerja dan sikap profesional akan membuat relasi dengan rekan kerja tetap sehat dan fungsional. Fokus pada tugas, tanggung jawab, dan target, bukan pada kenyamanan emosional yang berlebihan.
Jangan terjebak obrolan yang tidak berkaitan dengan pekerjaan, apalagi jika itu menyangkut kehidupan pribadi masing-masing.
3. Hindari Situasi yang Rentan
Beberapa situasi punya potensi menimbulkan kedekatan emosional yang tidak sehat, seperti:
- Lembur berdua
- Perjalanan dinas tanpa pendamping lain
- Nongkrong setelah jam kerja berdua saja
- Kalau situasinya memang tidak mendesak dan bisa dihindari, lebih baik cari opsi lain yang lebih aman untuk menjaga jarak secara sehat.
4. Libatkan Pasangan dalam Lingkungan Kerja
Cara sederhana tapi efektif: kenalkan pasangan Anda kepada rekan-rekan kantor. Dengan begitu, batasan akan terbentuk secara alami karena semua pihak tahu bahwa Anda sudah memiliki komitmen.
Baca Juga
Second Account Mau Dilarang? Padahal Hampir Setengah Gen Z Punya Lebih dari Satu Akun!
Belajar dari Kasus Erika Carlina: Bilangnya Sayang, Eh Giliran Testpack Dua Garis Langsung Ngilang
Pentingnya Consent dan FRIES: 5 Aturan Persetujuan Seksual yang Harus Diketahui Semua Pasangan
Bukan Asing, Tapi Orang Dalam: Prabowo Sebut Koruptor Sebagai Dalang di Balik Indonesia Gelap
Diva Internasional, Lidah Tetap Lokal! Agnez Mo Mau Nasi Padang di Backstage
Siapa Irene Agustine? Sosok yang Ikut Terseret di Balik Kabar Kehamilan Erika Carlina
Selain itu, pasangan Anda juga bisa memahami dinamika tempat kerja dan tidak mudah curiga, karena komunikasi berjalan dua arah.
5. Lakukan Introspeksi Diri
Terakhir dan paling penting: kenali diri sendiri dan refleksi secara rutin. Apa yang sedang Anda cari? Apa yang membuat Anda goyah? Introspeksi membantu Anda lebih sadar dalam mengambil tindakan.
Kendalikan emosi, pikirkan konsekuensi, dan ingat bahwa integritas di tempat kerja bukan cuma soal performa, tapi juga tentang menjaga komitmen dan nilai pribadi.
Perselingkuhan di tempat kerja bukan sekadar soal emosi dan godaan, tapi soal kesadaran, tanggung jawab, dan batasan yang jelas. Di tengah tekanan dan intensitas dunia profesional, menjaga integritas pribadi bukan cuma penting buat diri sendiri, tapi juga untuk lingkungan sekitar.
Karena pada akhirnya, hubungan yang sehat dibangun dengan kesetiaan yang sadar, bukan sekadar ketertarikan sesaat.