Ragam
Cinta Manis Ala Drakor, Tapi Kok Bikin Stres? Waspada Racun yang Nggak Kelihatan
Siapa sih yang nggak ingin punya kisah cinta manis seperti di drama Korea? Rasanya dunia jadi lebih indah saat ada yang peduli, perhatian, dan selalu ada buat kita.
Vania Rossa

Dewiku.com - Siapa sih yang nggak ingin punya kisah cinta manis seperti di drama Korea? Rasanya dunia jadi lebih indah saat ada yang peduli, perhatian, dan selalu ada buat kita. Tapi, pernah nggak kamu sadar kalau cinta yang kelihatan manis itu, diam-diam bisa jadi racun buat mental kita?
Fenomena ini lagi marak banget di kalangan anak muda. Banyak yang berpikir pacaran itu wajib, kalau nggak punya pasangan dibilang nggak laku. Akhirnya, banyak yang buru-buru masuk hubungan tanpa benar-benar siap. Di awal memang terasa indah, tapi lama-lama hubungan itu justru bikin tertekan.
Cinta yang sehat nggak bikin kamu kehilangan diri sendiri.
Kenapa bisa begitu? Salah satunya karena ekspektasi yang terlalu tinggi. Kita sering terjebak sama bayangan cinta sempurna dari film atau postingan pasangan romantis di Instagram. Mereka kelihatan mesra, jalan bareng, kasih kado mahal, dan selalu update story berdua. Tanpa sadar, kita mulai bandingin diri sendiri. “Kenapa pacarku nggak kayak dia?” atau “Apa aku kurang cantik atau ganteng?” Perbandingan ini bikin kita jadi nggak puas dan insecure.
Belum lagi kalau pasangan mulai bersikap posesif. Awalnya mungkin kita mikir, “Ah, dia perhatian banget.” Tapi kalau sudah sampai harus lapor terus, nggak boleh main sama teman, atau diatur-atur cara berpakaian, itu bukan perhatian lagi, tapi kontrol. Parahnya, banyak yang menormalisasi hal ini karena menganggap itu tanda cinta. Padahal, kalau sampai kita kehilangan kebebasan dan jati diri, itu jelas nggak sehat.
Kalau cinta bikin stres, itu bukan cinta. Itu beban.
Cinta juga bisa berubah jadi racun kalau kita terus bertahan di hubungan yang toksik. Misalnya, sering disalahin, dimanipulasi, atau bahkan dihina dengan kata-kata yang bikin down. Yang lebih bahaya lagi, kalau kita mulai percaya kalau semua itu wajar dan kita yang salah. Kondisi ini bisa bikin mental drop, stres, dan akhirnya trauma hubungan.
Menurut survei American Psychological Association, 45% anak muda yang pernah berada di hubungan toksik mengalami gangguan kecemasan setelah putus. Bahkan, 33% di antaranya mengaku jadi sulit percaya pada orang lain. Data ini menunjukkan kalau dampak hubungan yang nggak sehat bukan cuma luka hati, tapi juga gangguan mental yang serius.
Yang bikin miris, setelah putus, banyak anak muda yang masih kebayang-bayang luka dari hubungan sebelumnya. Ada yang jadi nggak percaya sama orang lain, ada yang takut jatuh cinta lagi, bahkan ada yang merasa dirinya nggak layak dicintai. Semua berawal dari cinta manis yang kelihatan sempurna, tapi ternyata menyakitkan di balik layar.
Jadi, apa yang harus dilakukan? Pertama, sadari kalau cinta yang sehat nggak bikin kamu kehilangan diri sendiri. Kalau pasangan benar-benar sayang, dia bakal dukung kamu jadi versi terbaik dirimu, bukan malah mengendalikan hidupmu. Kedua, jangan takut bilang “cukup” kalau hubungan udah bikin nggak bahagia. Ingat, lebih baik sakit sekarang daripada hancur terus-terusan.
Baca Juga
Daftar Film dan Serial Populer Zoe Kravitz, Jadi Sorotan Usai Gandengan Tangan Sama Harry Styles di Roma
Dari Gaza ke Panggung Dunia, Nadeen Ayoub Buktikan Suara Palestina yang Nggak Bisa Dibungkam
Sama Teman Bisa Sabar, Tapi Sama Orang Tua Gampang Meledak: Normal Nggak Sih?
Pratama Arhan dan Azizah Salsha Cerai: Perjodohan Nggak Selalu Berakhir Manis?
Ospek Calon Mantu ala Soimah: Gimana Anak Harus Hadapi Orang Tua yang Ikut Campur?
Orasi Ilmiah Bikin Kontroversi, UI Diserbu Kritik Usai Hadirkan Akademisi Prozionis
Bahagia sendirian jauh lebih baik daripada terjebak di cinta yang salah.
Cinta itu memang indah, tapi jangan sampai kamu lupa kalau kebahagiaan terbesar datang dari dirimu sendiri, bukan dari orang lain. Jadi, sebelum sibuk cari pasangan, pastikan kamu sudah sayang sama diri sendiri dulu. Karena kalau kamu bahagia sendirian, kamu nggak akan pernah terjebak dalam racun cinta yang manis di luar tapi pahit di dalam.
(Clarencia Gita Jelita Nazara)