Ragam
Sama Teman Bisa Sabar, Tapi Sama Orang Tua Gampang Meledak: Normal Nggak Sih?
Hubungan dekat bikin kita nyaman, tapi kenapa justru gampang emosi ke orang tua? Simak penjelasan psikologis dan cara mengelolanya di sini.
Vania Rossa

Dewiku.com - Pernah nggak sih kamu sadar kalau sama orang tua tuh gampang banget naik darah, padahal di luar rumah bisa ramah dan sabar kayak malaikat? Tenang, kamu nggak sendirian. Banyak orang dewasa ngalamin hal yang sama, dan ternyata ada alasan psikologis kenapa kita sering lebih meledak emosinya kalau berhadapan sama orang tua.
Orang Tua = Zona Paling Aman
Hubungan sama orang tua adalah hubungan terlama yang kita punya sejak lahir. Karena saking dekatnya, tercipta rasa aman yang bikin kita merasa bebas nunjukin semua sisi diri, termasuk emosi negatif. Kita tahu, meskipun marah, cinta mereka nggak bakal hilang.
Fenomena ini sering disebut comfort zone effect. Kita jadi lebih jujur ke orang yang kita yakin nggak akan pergi ninggalin kita. Sayangnya, kejujuran itu kadang keluar dalam bentuk marah-marah yang susah dikontrol.
Luka Lama yang Belum Sembuh
Selain faktor kedekatan, ada alasan yang lebih dalam: luka batin masa kecil alias inner child wound. Bisa jadi dulu kita pernah merasa nggak didengar, sering dibandingin, atau dikritik terus-menerus. Luka itu kebawa sampai dewasa, lalu muncul lagi tiap orang tua tanpa sadar ngulang pola lama.
Komentar kecil dari mereka bisa terasa besar banget buat kita, karena memicu ingatan sakit di masa lalu. Makanya, kita sering marah seolah lagi membela “versi kecil diri kita” yang dulu nggak bisa bersuara.
Kenapa ke Orang Lain Bisa Sabar?
Di luar rumah, ceritanya beda. Kita pengin diterima, takut dihakimi, dan nggak mau merusak citra diri. Jadi, meski kesel, kita lebih milih tahan emosi. Tapi sama orang tua, kita tahu mereka akan tetap maafin, jadi tanpa sadar kita lebih keras ke mereka.
Efeknya Bisa Bikin Jarak
Baca Juga
Dari Gaza ke Panggung Dunia, Nadeen Ayoub Buktikan Suara Palestina yang Nggak Bisa Dibungkam
Pratama Arhan dan Azizah Salsha Cerai: Perjodohan Nggak Selalu Berakhir Manis?
Ospek Calon Mantu ala Soimah: Gimana Anak Harus Hadapi Orang Tua yang Ikut Campur?
Dari Trauma ke Tumbuh: Begini Cara Bangkit dari Luka dan Jadi Versi Terbaik Dirimu
Drama Pernikahan Kilat Pratama Arhan dan Azizah Salsha: Harus Berakhir Setelah 2 Tahun Bersama
Ironi Gaya Hidup Sehat: Olahraga Rutin, Diet Ketat, Tapi Malah Mengidap Kondisi Ini
Kalau kebiasaan ini terus dibiarkan, hubungan bisa rusak. Amarah yang berulang bisa bikin jarak emosional antara kita dan orang tua. Karena itu, penting banget untuk sadar kapan emosi mulai naik, apa pemicunya, dan gimana cara ngatasinnya.
Cara Ngatasinnya
- Kenali pemicu marah – Apakah karena komentar, ekspektasi, atau luka lama yang ke-trigger?
- Bangun batas sehat (healthy boundaries) – Nggak semua perkataan orang tua harus ditanggapi. Kadang, diam atau alihin obrolan lebih sehat daripada debat panjang.
- Sembuhkan luka batin – Refleksi diri, journaling, atau bahkan ke terapis bisa bantu berdamai dengan masa lalu.
Belajar Tenang, Biar Hubungan Lebih Sehat
Ngendaliin emosi bukan berarti ditahan sampai meledak, tapi memahami akar masalahnya dan belajar mengelolanya dengan bijak. Orang tua memang nggak sempurna, tapi mereka tetap bagian penting dalam hidup kita.
Kalau kita bisa lebih tenang, komunikasi jadi sehat, dan luka batin perlahan sembuh, hubungan sama orang tua bisa lebih harmonis. Bonusnya, bukan cuma mereka yang merasa dihargai, tapi kita juga bisa ngerasain kedamaian yang selama ini dicari.
(Clarencia Gita Jelita Nazara)