Ragam

Ironi Gaya Hidup Sehat: Olahraga Rutin, Diet Ketat, Tapi Malah Mengidap Kondisi Ini

Niat mau mencapai body goals dengan diet ketat, malah berakhir mengidap penyakit. Kok bisa?

Vania Rossa | Natasya Regina Melati

Ilustrasi diet ketat (Freepik/jcomp)
Ilustrasi diet ketat (Freepik/jcomp)

Dewiku.com - Sebuah cuitan viral ramai dibicarakan di media sosial. Seorang wanita yang belum genap berusia 30 tahun, rajin olahraga, dan rutin menjalani diet ketat ternyata justru didiagnosis mengalami prediabetes. Padahal, diet ketat biasanya identik dengan gaya hidup sehat. Lalu, kok bisa kasus ini terjadi?

Cerita ini dibagikan ulang oleh akun @pikology dari unggahan pengguna @doktercamo. Dalam unggahan tersebut, terlihat hasil laboratorium pasien dengan nilai HbA1c sebesar 6,1—yang artinya sudah masuk kategori prediabetes—serta kadar glukosa puasa 111 mg/dL. Fakta ini langsung jadi peringatan bagi banyak wanita yang hobi diet ekstrem demi tampil slim dan awet muda.

Pasien yang dimaksud ternyata memang rutin olahraga, tapi yang bikin khawatir adalah pola dietnya. Hitungan kalori hariannya hanya sekitar 800–1000 kalori saja, jauh di bawah kebutuhan normal. Meski merasa sehat dan tidak ada keluhan fisik, hasil medical check up justru menunjukkan metabolisme tubuhnya bermasalah.

Saat ditanya alasan di balik diet ketatnya, jawabannya simpel: supaya terlihat langsing dan awet muda. Namun kenyataannya, kebiasaan ini justru berujung pada prediabetes. Hal yang sering luput dipahami adalah jika massa otot berkurang drastis akibat diet ketat, risiko diabetes justru meningkat. Sebab, otot berfungsi layaknya gudang penyimpanan gula darah. Kalau otot menyusut, gula darah akhirnya beredar terus di pembuluh darah dan sulit dikendalikan.

Dalam kasus ini, meskipun kadar gula darah puasa pasien belum mencapai 200 mg/dL, hasil HbA1c yang sudah 6,1 menandakan metabolisme tubuhnya mulai mengalami kerusakan. Kondisi ini jelas perlu diwaspadai sejak dini.

Nah, habis ini kita bahas tanda-tanda kalau metabolisme tubuh sudah mulai bermasalah, biar kamu bisa lebih aware dengan kondisi kesehatanmu.

Gejala Umum Metabolisme Lambat atau Rusak

Kalau metabolisme tubuh mulai bermasalah, biasanya ada tanda-tanda kecil yang sering kita abaikan. Padahal, sinyal ini penting banget buat diperhatikan sebelum jadi gangguan kesehatan serius. Nah, berikut beberapa ciri metabolisme yang mulai melambat atau bahkan rusak:

1. Lelah dan Kurang Bertenaga

Tubuh jadi gampang capek meski nggak banyak aktivitas. Hal ini terjadi karena makanan yang masuk tidak bisa diubah secara efisien menjadi energi.

2. Berat Badan Susah Turun

Sudah jaga makan dan rajin olahraga tapi timbangan tetap bandel? Bisa jadi karena metabolisme lambat, sehingga kalori yang terbakar lebih sedikit dan lemak pun menumpuk.

3. Kulit Kering, Rambut Rontok, dan Kuku Rapuh

Tanda lain yang sering muncul adalah kondisi kulit, rambut, dan kuku yang makin lemah. Ini terjadi karena nutrisi dari makanan tidak terserap optimal.

4. Tubuh Mudah Kedinginan

Metabolisme erat kaitannya dengan produksi panas tubuh. Kalau proses ini terganggu, tubuh bisa lebih sering merasa dingin meski orang lain biasa saja.

5. Masalah Pencernaan

Pernah merasa sering sembelit? Bisa jadi karena metabolisme melambat, membuat pergerakan usus ikut terganggu.

6. Ngidam Gula dan Karbohidrat

Saat metabolisme bermasalah, tubuh cenderung "minta" makanan manis atau berkarbohidrat tinggi. Ini karena tubuh kesulitan mengubah makanan jadi energi yang cukup.

7. Mood Tidak Stabil

Gangguan metabolisme juga bisa bikin suasana hati naik-turun. Hal ini berkaitan dengan ketidakseimbangan sistem saraf yang memicu stres, cemas, atau bahkan depresi ringan.

Kapan Harus ke Dokter?

Kalau kamu merasa beberapa gejala di atas muncul bersamaan dan berlangsung cukup lama, jangan dianggap sepele. Lebih baik segera periksa ke dokter untuk memastikan kondisi tubuh. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, atau tes urine guna mendeteksi penyebab dasarnya, misalnya resistensi insulin atau gangguan hormonal.

Dengan begitu, kamu bisa mendapat penanganan yang tepat sebelum kondisi semakin parah. Selebihnya, semoga kamu juga lebih aware soal kesehatan ya tapi juga pertimbangkan faktor lainnya, agar langkah yang kamu ambil itu benar.

Berita Terkait

Berita Terkini