Ragam
Tips dari Febby Rastanty untuk Pelari Pemula: Jangan Gaspol dari Start Kalau Gak Mau Bernasib Sama Sepertinya
Febby Rastanty berbagi pengalaman ikut maraton London. Meski sempat kesulitan, ia justru belajar pentingnya tahu batas tubuh dan nggak keburu ngebut di awal.
Vania Rossa | Estika Kusumaningtyas

Dewiku.com - Febby Rastanty merupakan salah satu artis muda yang aktif ikut serta dalam ajang lari maraton di berbagai negara, baik di New York, Tokyo, maupun London. Bicara maraton London, Febby pun bercerita pengalaman kram saat itu.
Dalam curhatan Febby, mantan anggota girlgrup Blink itu mengaku kalau dirinya sempat kram parah karena terlalu memaksakan diri di race 25 kilometer pertama dan bahkan menyebut sudah melewati limit pribadinya.
“Tentang kesusahan dan kayak kram tuh paling pas di London. Karena aku push di awal, kayak the first 25 kilos tuh aku agak push lebih dari biasanya. Kayaknya itu lebih dari limit aku,” cerita Febby mengenang pengalaman maraton di London.
Lebih lanjut Febby juga menuturkan kalau pada lintasan selanjutnya, ia sudah pasrah sampai akhirnya cuma bisa berlari sambil pegang-pegang kaki dan berdoa cepat sampai di garis finish.
“Dari 25 sampai 42 km sambil komat-kamit berdoa sambil pegang-pegang kaki. Ya Allah, kapan selesainya. Race-nya jadi udah enggak nyaman lagi karena udah nggak menikmati perjalanan. Yang penting cepat finish, itu enggak nyaman banget,” ungkap Febby Rastanty.
Febby Rastanty: Dari Pasrah Jadi Pelajaran
Meski sempat kesulitan, pengalaman maraton di London nggak membuat Febby Rastanty kapok. Melansir Suara.com, momen tersebut justru jadi pelajaran berharga yang membuat Febby lebih memahami tubuh dan batas kemampuannya sendiri.
“Jadi itu pelajaran banget buat aku next-nya, ya untuk tahu limit aku misalnya dari awal ya nggak bisa di-push dari awal, gitu,” kata Febby pada awak media.
Cerita Febby ini juga bisa jadi pengingat buat banyak orang yang ingin mencoba maraton, termasuk pelari pemula agar nggak terlalu semangat di awal sampai akhirnya kehabisan tenaga di tengah jalan.
Padahal, kunci sukses maraton bukan sekadar kecepatan, tetapi konsistensi dan pengendalian diri. Karena itu, pengalaman Febby Rastanty bisa jadi pelajaran buat lebih bijak dalam menakar kemampuan fisik.
Baca Juga
Bikin Geleng-Geleng Kepala! Ditanya Cita-Cita Jadi DPR, Jawaban Anak Ini Menohok
Harusnya Dididik, Malah Mau Dicekik: Viral Oknum Guru Meledak Emosinya di Tengah Upacara
Sorot Tunjangan Rumah DPR Rp 3 Juta Sehari, Yenny Wahid Tergoda Jadi Pengusaha Kos-Kosan
Saat Ayah di Swedia Jadi Latte Dad, Indonesia Masih Berjuang Atasi Fatherless
Mertua Rasa Ibu Kandung, Begini Panggilan Donna Harun ke Herfiza Novianti
Slow Fashion: Gaya dengan Makna, Cerita Makaffah Daily dalam Mengubah Industri
Pelajaran Penting Saat Ikut Lari Maraton
Berkaca dari pengalaman Febby Rastanty, ada beberapa pelajaran penting saat ikut lari maraton yang harus dilakukan, terutama pelari pemula.
1. Kenali Batas Tubuh
Pertama, kamu harus kenali batas tubuhmu sendiri dan jangan terlalu memaksakan diri. Banyak pelari pemula langsung ngebut di awal, padahal perjalanan masih panjang. Maraton itu soal daya tahan, bukan sprint.
2. Pentingnya Manajemen Energi
Atur ritme sejak awal sebagai cara efektif manajemen energi. Simpan tenaga untuk fase akhir race karena biasanya bagian ini yang paling berat secara fisik dan mental.
3. Asupan Nutrisi dan Hidrasi
Tubuh butuh “bahan bakar” yang cukup. Jadi, pastikan buak konsumsi makanan bergizi sebelum lomba dan jangan lupa minum air secara berkala supaya nggak alami dehidrasi.
4. Mental Lebih Penting dari Fisik
Maraton bukan hanya adu kuat otot, tapi juga adu kuat pikiran. Saat tubuh mulai lelah, motivasi dan mental yang bikin tetap jalan sampai garis finish. Faktor ini juga yang jadi inspirasi dari cerita Febby Rastanty maraton di London.
5. Nikmati Perjalanan
Jangan cuma fokus pada garis akhir, rasakan juga atmosfer dan perjalanan larimu di sepanjang lintasan, termasuk pemandangannya. Menikmati perjalanan juga bikin momen maraton jadi pengalaman berharga.
6. Belajar dari Kegagalan
Kram, lelah, bahkan gagal finish itu hal yang wajar dalam maraton. Namun, dari pengalaman itu, pelari jadi tahu bagaimana cara memperbaiki strategi di maraton berikutnya.
7. Konsistensi Lebih Penting dari Kecepatan
Lari maraton mengajarkan konsistensi yang bisa dibawa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hidup itu bukan soal siapa yang tercepat, tapi siapa yang bisa konsisten bertahan sampai akhir.