Ragam
Sorot Tunjangan Rumah DPR Rp 3 Juta Sehari, Yenny Wahid Tergoda Jadi Pengusaha Kos-Kosan
Anggaran rumah DPR Rp3 juta per hari bikin publik geleng-geleng. Yenny Wahid sampai nyindir, kalau segitu tarifnya, dia tertarik jadi juragan kos-kosan.
Vania Rossa | Estika Kusumaningtyas

Dewiku.com - Baru-baru ini, media sosial ramai dengan topik pembahasan tentang statement anggota DPR yang membuat hitungan anggaran kos Rp3 Juta per hari. Perbincangan ini semakin hangat mengingat anggaran tersebut dinilai berlebihan oleh publik.
Menariknya, Yenny Wahid ikut buka suara tentang hal ini. Putri Presiden keempat RI tersebut menilai kalau biaya sewa rumah bagi anggota DPR itu membebani anggaran negara. Angka tersebut dianggap terlalu tinggi dan mewah bagi pejabat negara.
Bukan sekadar berkomentar, dalam lansiran Suara.com, Yenny Wahid bahkan menyindir kalau dirinya tertarik menjadi pengusaha kos-kosan dengan tarif kos harian seperti dalam anggaran tadi.
“Aduh, 3 Juta sehari kos-kosan. Saya juga mau sih jadi pengusaha kos-kosan kalau bisa nyewain 3 Juta per hari,” ucapnya saat memberi respons atas isu hangat tersebut.
Dari Mana Angka Rp3 Juta per Hari Itu Muncul?
Sebenarnya, nominal Rp3 Juta per hari nggak secara resmi dideklarasikan oleh DPR. Hanya saja, salah satu anggota DPR mengeluarkan hitungan nggak realistis yang menyebut tunjangan Rp50 Juta untuk rumah masih nombok.
Bahkan banyak netizen sampai influencer yang meragukan kemampuan berhitung anggota dewan tersebut saat menganalogikan biaya kos harian dengan statement “Rp3 Juta per bulan” yang masih dikalikan 26 hari kerja.
Terlepas dari analogi nggak realistis tersebut, entah itu tunjangan rumah senilai Rp50 Juta atau biaya kos Rp3 Juta per hari, sama-sama fantastis. Padahal selain tunjangan rumah, anggota dewan masih mendapat fasilitas mewah lainnya yang menyedot anggaran negara.
Yenny Wahid: Anggaran Itu Membebani Negara
Senada dengan opini publik, Yenny Wahid juga menganggap kalau anggaran fasilitas tempat tinggal bagi anggota DPR sebagai beban negara. Bahkan bisa dikatakan kalau anggaran tersebut terlalu berlebihan dan membebani keuangan negara.
Baca Juga
Saat Ayah di Swedia Jadi Latte Dad, Indonesia Masih Berjuang Atasi Fatherless
Mertua Rasa Ibu Kandung, Begini Panggilan Donna Harun ke Herfiza Novianti
Alur Cerita Emily in Paris Season 5: Cinta Segitiga, Persaingan Karier, sampai Plot Twist Mengejutkan
Heboh! Undian Rp 100 Juta Atas Nama Raffi Ahmad Ternyata Tipu-Tipu AI
Pagelaran Sabang Merauke 2025: Merangkai Hikayat Nusantara di Panggung Broadway Indonesia
Cara Bikin Makeup Tired Girl ala Jenna Ortega: Look-nya Capek Tapi Tetap Aesthetic!
Menurutnya, para anggota DPR seharusnya bisa lebih realistis dalam menuntut dan menerima tunjangan fasilitas. Sebab, di sisi lain, masih banyak rakyat yang harus berjuang keras hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sudah seharusnya anggota DPR yang katanya wakil rakyat bekerja lebih serius dan menggunakan anggaran negara untuk kepentingan rakyat alih-alih kemewahan pejabat di tengah kondisi ekonomi yang sulit.
Nggak heran kalau anggaran kos Rp3 juta per hari untuk anggota DPR langsung bikin heboh publik. Terlepas dari argumen kebutuhan fasilitas memadai untuk bekerja bagi pejabat, angka ini relatif fantastis dan sulit diterima nalar masyarakat
Kritik Yenny Wahid mencerminkan suara rakyat yang ingin wakil rakyat yang duduk di DPR lebih realistis dan nggak membebani negara dengan fasilitas berlebihan. Rakyat hanya ingin wakilnya lebih fokus pada kinerja, bukan kenyamanan pribadi.
Reaksi Warganet
Seperti biasa, isu terkait anggaran jadi beban negara ini langsung jadi bahan perbincangan seru di media sosial. Apalagi sampai Yenny Wahid melontarkan kritik lewat sindiran yang cukup menohok, komentar warganet pun makin ramai.
“emg potensial kayanya buka kos2an,” komentar warganet merespons candaan Yenny Wahid.
“Hebat Bu, kritikan,” timpal yang lain.
“Mbak yenny ketua MPR,” balas yang lain dengan gaya khas candaan warganet di kolom komentar.
“GILA? SEWA RUMAH 3 JUTA PERHARI...YANG BENAR AJA BOSS...3 JUTA UDAH BISA BANTU SEWA RUMAH RAKYAT MISKIN UNTUK 2 TAHUN BOSS...,” tulis warganet lainnya yang tampak emosi menanggapi wacana anggaran tersebut.
Perlu Transparansi dan Evaluasi
Dari kontroversi ini, tampaknya pemerintah dan DPR harus lebih transparan dalam menyusun anggaran. Publik berhak tahu alokasi dana digunakan untuk apa saja, apalagi jika menyangkut fasilitas bagi pejabat negara.
Alih-alih memperbesar anggaran fasilitas yang seolah menambah kemewahan pribadi, seharusnya para wakil rakyat ini lebih fokus mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat.