Zero Post: Saat Gen Z Memilih Feed Kosong Demi Hidup Lebih Santai

Dewiku.com - Media sosial terus bergerak, dan tahun ini muncul satu tren yang kelihatannya simpel tapi ternyata banyak ceritanya: Zero Post. Yup, fenomena ketika Gen Z memilih membiarkan feed kosong, menghapus postingan lama, atau bahkan nggak pernah upload apa pun sejak awal. Di tengah budaya pamer yang masih kuat, pilihan ini justru terasa cukup berani.

Buat banyak Gen Z, Zero Post bukan berarti anti media sosial. Mereka tetap aktif kok—balas DM, update Story, pakai Notes. Bedanya, feed nggak lagi jadi etalase hidup. Nggak harus penuh foto liburan, OOTD, atau momen “hidup lagi seru-serunya”. Feed kosong justru bikin napas lebih lega.

Ada rasa capek yang sama-sama dirasain: tekanan buat selalu tampil rapi, estetik, dan kelihatan bahagia. Padahal, hidup nggak selalu begitu. Lewat Zero Post, Gen Z seolah bilang, “Aku pengin santai aja.” Nggak ada kewajiban buat terus membuktikan apa pun ke publik.

Soal privasi juga jadi alasan kuat. Sekarang makin banyak yang sadar kalau nggak semua momen harus dibagi ke semua orang. Ada cerita yang cukup disimpan buat diri sendiri atau lingkaran terdekat. Feed kosong pun jadi pilihan sadar—bukan karena nggak punya cerita, tapi karena nggak semua cerita perlu dipamerkan.

Menariknya, Zero Post malah jadi gaya baru. Kosong bukan berarti membosankan. Buat Gen Z, feed yang clean dan sepi justru kelihatan tenang, jujur, dan nggak dibuat-buat. Estetika yang lahir dari keinginan buat lebih nyaman sama diri sendiri.

Di balik feed yang sunyi, ada generasi yang lagi belajar hadir dengan cara berbeda di media sosial. Bukan soal seberapa sering posting, tapi soal seberapa nyaman jadi diri sendiri. Zero Post bukan cuma tren, tapi cara Gen Z memilih hidup online dengan lebih ringan dan apa adanya.

(Clarencia Gita Jelita)