Trending
Dari Gaza ke Panggung Dunia, Nadeen Ayoub Buktikan Suara Palestina yang Nggak Bisa Dibungkam
Nadeen Ayoub membuktikan Miss Universe bukan sekadar ajang kecantikan. Ia mewakili Palestina dengan misi kemanusiaan, keberanian, dan suara untuk mereka yang dibungkam.
Vania Rossa

Dewiku.com - Nama Nadeen Ayoub kini jadi sorotan dunia. Di usianya yang baru 24 tahun, ia mencetak sejarah dengan menjadi perempuan Palestina pertama yang melangkah ke panggung Miss Universe 2025. Tapi, kehadirannya bukan sekadar soal mahkota atau gaun indah—Nadeen datang membawa misi kemanusiaan untuk rakyat Palestina.
Sejak dinobatkan sebagai Miss Palestine 2024, Nadeen dengan lantang menyuarakan suara bangsanya yang selama ini sering berusaha dibungkam. Ia ingin mengubah cara dunia memandang Palestina, sekaligus memperlihatkan bahwa perempuan Palestina bukan hanya korban konflik, melainkan juga pemimpin, inovator, dan agen perubahan.
“Saya melangkah ke panggung Miss Universe bukan hanya dengan sebuah gelar, tetapi dengan sebuah kebenaran. Kami lebih dari sekadar penderitaan kami. Kami adalah ketangguhan, harapan, dan detak jantung tanah air yang terus hidup melalui kami,” tulis Nadeen di akun pribadinya.
Perjalanan Hidup yang Penuh Warna
Nadeen tumbuh di Palestina, Amerika Serikat, dan Kanada. Sejak muda, ia sudah menunjukkan kepeduliannya pada dunia pendidikan dan kesehatan. Ia meraih diploma di bidang sastra dan psikologi, sekaligus menempuh sertifikasi kesehatan serta gizi. Bekal ini ia bawa pulang ke Palestina untuk mengabdi sebagai guru psikologi, konselor gizi, dan instruktur kesehatan.
Bakat dan dedikasinya sempat mengantarkannya ke panggung Miss Earth 2022, di mana ia berhasil menembus lima besar. Namun, meski mendapat tawaran lebih awal untuk mengikuti Miss Universe, Nadeen memilih menundanya. Alasannya sederhana: konflik di tanah air membuatnya merasa waktu itu belum tepat.
Kini, di tahun 2025, ia merasa panggung Miss Universe adalah momen yang paling pas untuk bersuara.
Membawa Perubahan Lewat Aksi Nyata
Di balik pesona riasan dan panggung gemerlap, Nadeen adalah sosok yang aktif bergerak di akar rumput. Ia mendirikan Olive Green Academy, sebuah lembaga yang melatih perempuan Palestina membangun bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan. Tujuannya bukan hanya soal ekonomi, tapi juga memberdayakan perempuan agar mandiri sekaligus peduli pada isu iklim global.
Selain itu, ia juga mendukung Sayidat Falasteen, platform filantropi yang mendorong karya perempuan Palestina di berbagai wilayah. Dari kesehatan, keberlanjutan, hingga pemberdayaan anak-anak, semua menjadi bagian dari visi besar Nadeen: menciptakan Palestina yang lebih kuat lewat generasi muda.
Baca Juga
Pratama Arhan dan Azizah Salsha Cerai: Perjodohan Nggak Selalu Berakhir Manis?
Ospek Calon Mantu ala Soimah: Gimana Anak Harus Hadapi Orang Tua yang Ikut Campur?
Dari Trauma ke Tumbuh: Begini Cara Bangkit dari Luka dan Jadi Versi Terbaik Dirimu
Drama Pernikahan Kilat Pratama Arhan dan Azizah Salsha: Harus Berakhir Setelah 2 Tahun Bersama
Janice Tjen, Petenis Muda Indonesia Lolos ke US Open 2025: Bukti Cewek 20-an Bisa Tembus Dunia
Viral! Curhat Polos Cewek ke Psikiater, Ending-nya Sama Sekali Nggak Disangka!
Melawan Stereotip, Menyuarakan Kemanusiaan
Di Miss Universe nanti, Nadeen akan bersaing dengan lebih dari 130 kontestan dari seluruh dunia—termasuk Israel yang diwakili oleh Melanie Shiraz. Namun, bagi Nadeen, persaingan bukan hanya soal siapa yang keluar sebagai pemenang. Kehadirannya sendiri sudah jadi kemenangan.
Ia ingin dunia melihat bahwa Palestina lebih dari sekadar berita duka. Bahwa di balik reruntuhan Gaza dan cerita penderitaan, ada perempuan dan anak-anak yang penuh harapan, keberanian, dan mimpi.
Sejarah Baru di Panggung Dunia
Dengan bendera Palestina di tangannya, Nadeen Ayoub melangkah penuh percaya diri ke ajang Miss Universe yang akan digelar pada 21 November 2025 di Thailand. Kehadirannya menjadi simbol bahwa suara Palestina tak bisa dibungkam, bahkan di panggung internasional.
Nadeen adalah bukti bahwa kecantikan sejati bukan sekadar tampilan luar. Ia adalah suara bagi bangsanya, wajah bagi harapan, dan teladan bagi perempuan muda di seluruh dunia bahwa dari mana pun kita berasal, kita bisa memilih untuk menjadi cahaya di tengah kegelapan.
(Himayatul Azizah)