Ragam

Pratama Arhan dan Azizah Salsha Cerai: Perjodohan Nggak Selalu Berakhir Manis?

Perceraian Pratama Arhan dan Azizah Salsha bikin banyak orang bertanya, benarkah orang tua selalu tahu yang terbaik untuk anaknya?

Vania Rossa

Pratama Arhan dan Azizah Salsha (Instagram/pratamaarhan8)
Pratama Arhan dan Azizah Salsha (Instagram/pratamaarhan8)

Dewiku.com - Perceraian Pratama Arhan dan Azizah Salsha sempat bikin publik heboh. Pasalnya, pernikahan mereka dulu disebut-sebut hasil perjodohan dari orang tua. Tapi ternyata, rumah tangga yang diawali dengan restu penuh malah nggak berjalan mulus. Dari sini muncul pertanyaan klasik yang sering banget kita dengar: apakah benar orang tua selalu tahu yang terbaik soal pasangan hidup anaknya?

Restu Itu Penting, Tapi Bukan Satu-Satunya

Nggak bisa dipungkiri, restu orang tua punya pengaruh besar dalam pernikahan. Orang tua biasanya merasa lebih berpengalaman, sudah paham mana yang cocok dan mana yang kurang. Tapi di sisi lain, mereka nggak sepenuhnya tahu seperti apa keseharian, pola pikir, bahkan cara komunikasi anak dan pasangannya. Pernikahan kan bukan sekadar “siapa yang kelihatan baik di mata keluarga”, tapi juga soal kecocokan dua individu yang akan hidup bareng setiap hari.

Dalam kasus Arhan dan Azizah, kita bisa lihat bahwa restu orang tua saja ternyata nggak cukup jadi jaminan. Hubungan tetap butuh komunikasi, komitmen, dan rasa nyaman dari kedua belah pihak.

Dilema Anak Muda: Ikut Kata Hati atau Ikut Kata Orang Tua?

Buat banyak anak muda, perjodohan sering bikin bingung. Di satu sisi, ada rasa sungkan sama orang tua. Di sisi lain, ada kebutuhan pribadi untuk milih pasangan yang benar-benar klik. Kadang muncul pertanyaan, “Kalau nolak, apa aku durhaka?” atau “Kalau nurut, apa aku bakal bahagia?”

Jawaban simpelnya: orang tua memang selalu ingin yang terbaik, tapi mereka juga manusia biasa yang bisa salah menilai. Pada akhirnya, yang akan ngejalanin pernikahan bukan orang tua, melainkan kita sendiri. Jadi, penting banget buat berani ngomongin perasaan dan batasan kita dengan jujur.

Tips Menyikapi Perjodohan Biar Pernikahan Tetap Bahagia

Kalau kamu lagi ada di situasi serupa, ini beberapa hal yang bisa kamu coba:

1. Kenali dulu pasanganmu secara mendalam
Jangan langsung “yes” atau “no” hanya karena dijodohkan. Kasih waktu buat saling kenal. Lihat cara dia menyelesaikan masalah, bagaimana dia memperlakukan orang lain, dan apakah kalian punya visi hidup yang nyambung.

2. Komunikasikan perasaanmu ke orang tua
Daripada diem-diem nolak atau nerima dengan terpaksa, lebih baik jujur ke orang tua. Sampaikan dengan tenang, apa yang kamu rasain. Orang tua biasanya lebih bisa menerima kalau anaknya menyampaikan dengan alasan yang jelas, bukan sekadar “nggak suka.”

3. Jangan abaikan intuisi diri sendiri
Kadang hati kecil kita udah kasih tanda sejak awal. Kalau ada red flag yang bikin kamu nggak nyaman, jangan buru-buru menutup mata hanya karena ingin menyenangkan orang tua.

4. Bangun fondasi hubungan dengan pasangan
Kalau memang kamu memutuskan untuk lanjut, pastikan hubungan kalian punya dasar yang kuat. Komunikasi yang jujur, saling menghargai, dan kesepakatan soal hal-hal penting (keuangan, tempat tinggal, anak) harus dibicarakan sejak awal.

5. Jangan lupa minta restu, tapi juga minta doa
Restu itu penting, tapi doa juga sama berharganya. Orang tua mungkin nggak selalu benar dalam memilih, tapi doa mereka bisa jadi kekuatan buat perjalanan pernikahanmu.

Jadi, Apakah Orang Tua Selalu Tahu yang Terbaik?

Jawabannya: nggak selalu. Orang tua punya niat baik, tapi bukan berarti mereka tahu segalanya tentang kebahagiaan kita. Yang terpenting, anak tetap menghargai pendapat orang tua tanpa harus mengorbankan kebahagiaan pribadi.

Perceraian Arhan dan Azizah jadi pengingat bahwa pernikahan bukan hanya soal restu, tapi juga soal kesiapan, kecocokan, dan komitmen kedua orang yang ngejalanin. Jadi, kalau kamu ada di posisi dijodohkan, jangan panik dulu. Anggap itu sebagai kesempatan untuk kenal lebih dekat. Kalau cocok, syukur. Kalau nggak, setidaknya kamu udah berani jujur sama diri sendiri dan orang tua.

Pada akhirnya, hidup dan pernikahan itu kamu yang ngejalanin. Restu orang tua memang manis, tapi kebahagiaan sejati lahir dari keputusan yang benar-benar datang dari hati.

Berita Terkait

Berita Terkini