Ragam

Bunga Zainal Tak Peduli Dicap Matre: Gua Kan Cakep!

Bunga Zainal menegaskan bahwa dirinya berhak punya standar tinggi dalam memilih pasangan hidup. Tapi malah disebut matre, kenapa?

Vania Rossa | Natasya Regina Melati

Bunga Zainal (Instagram/bungazainal05)
Bunga Zainal (Instagram/bungazainal05)

Dewiku.com - Nama Bunga Zainal belakangan jadi sorotan publik setelah kembali mendapat tudingan sebagai cewek matre. Hal ini tak lepas dari status pernikahannya dengan produser film ternama, Sukhdev Singh. Cap negatif yang melekat padanya rupanya membuat Bunga angkat bicara dengan jawaban telak.

Lewat unggahan di akun TikTok pribadinya, aktris sekaligus ibu dua anak ini menegaskan bahwa dirinya tidak menikah hanya karena uang. Ia bahkan membanggakan pencapaiannya sendiri di dunia hiburan.

"Sinetron gue banyak, gue bukan pengangguran, kerjaan gue banyak, penghasilan gue banyak," ungkap Bunga Zainal.

Ia menambahkan, "Jadi nggak serta-merta nih gue kawin sama orang cuma gara-gara duit."

Tidak berhenti di situ, Bunga Zainal justru membalikkan logika warganet yang menuding dirinya matre. Menurutnya, kalaupun memang uang jadi pertimbangan, hal itu sah-sah saja. Apalagi, ia merasa memiliki penampilan menarik yang membuatnya wajar jika mendapatkan pasangan yang mapan.

"Lagian kalau gara-gara duit juga kenapa sih, Bang? Gua kan cakep, Bang," ucapnya.

Dengan nada sindiran, ia menolak anggapan bahwa perempuan cantik seperti dirinya pantas bersama pria yang tidak berkecukupan.

"Masa gue dapetnya gue yang jelek, terus udah gitu kagak ada duitnya, kere? Ya ogah lah, Bang," tambah Bunga.

Lebih lanjut, Bunga Zainal menegaskan bahwa dirinya berhak punya standar tinggi dalam memilih pasangan hidup. Ia menolak keras pandangan bahwa perempuan harus menerima siapa saja tanpa mempertimbangkan finansial.

Menurutnya, label "matre" yang sering ditujukan pada perempuan justru tidak adil. Pasalnya, banyak pria juga memilih pasangan berdasarkan penampilan, tetapi jarang disebut matre.

Pernyataan ini memantik diskusi soal standar ganda dalam masyarakat. Kenapa ya, label matre lebih sering ditujukan pada perempuan, sementara laki-laki yang memilih pasangan cantik jarang disorot dengan cara yang sama?

Apa Itu Sifat Matre?

Sifat matre biasanya digambarkan sebagai kecenderungan menilai kualitas cinta atau hubungan dari sisi materi dan uang. Bagi orang yang matre, perhatian dan kasih sayang sering dianggap kurang berarti kalau tidak disertai dengan bukti berupa barang mahal atau pemberian finansial.

  • Fokus pada materi: Orang dengan sifat matre melihat uang dan barang mewah sebagai ukuran cinta.
  • Eksploitasi finansial: Ada kecenderungan untuk memanfaatkan pasangan, misalnya sering menuntut barang atau gaya hidup di luar kemampuan.
  • Ketidakpuasan & ketidakdewasaan: Kalau keinginan finansial tidak terpenuhi, bisa muncul rasa tidak puas, kecewa, bahkan dendam.

Stigma dan Stereotip Negatif

Sayangnya, sifat matre sering dikaitkan dengan perempuan saja. Padahal, label ini muncul dari generalisasi dan prasangka yang nggak adil.

  • Generalisasi & prasangka: Stigma matre terlalu menyederhanakan kepribadian seseorang.
  • Pengabaian kondisi sosial: Banyak faktor sosial, budaya, hingga tekanan ekonomi yang juga bisa membentuk perilaku seseorang.
  • Menyederhanakan perilaku: Alih-alih memahami individu secara utuh, masyarakat gampang melabeli seseorang dengan cap “matre” saja.

Perbedaan dengan Sifat Realistis

Beda halnya dengan sifat realistis. Kalau matre lebih condong ke tuntutan berlebihan, realistis justru lebih sehat dalam memandang hubungan dan keuangan.

  • Keseimbangan finansial: Orang realistis tahu cara mengatur keuangan, mandiri, dan paham batas kemampuan pasangan.
  • Kemandirian & kemampuan: Mereka bekerja keras, punya usaha sendiri, dan tidak hanya menuntut.
  • Hubungan sehat: Dengan sikap realistis, hubungan lebih seimbang, tanpa harapan muluk-muluk yang bikin pasangan terbebani.

Pentingnya Memperbaiki Diri

Kalau merasa punya sifat matre, bukan berarti tidak bisa berubah.

  • Kesadaran diri: Mulai dari mengenali ciri-ciri diri sendiri.
  • Membangun hubungan sehat: Perubahan ke arah positif bisa membuat hubungan lebih tulus dan harmonis.
  • Komunikasi: Bicara soal keuangan dengan jujur bersama pasangan jadi kunci penting agar hubungan tetap kuat.

Sifat matre sebenarnya bukan cuma milik perempuan, tapi bisa dialami siapa saja, termasuk laki-laki. Stigma bahwa perempuan lebih matre datang dari konstruksi sosial yang menempatkan perempuan sebagai pihak yang bergantung pada laki-laki.

Padahal kenyataannya, sifat ini sering kali lebih dekat dengan masalah ketidakdewasaan emosional atau rasa tidak aman, bukan sekadar obsesi pada materi.

Jadi, sudah saatnya kita menghapus label matre yang hanya diarahkan ke perempuan, karena pada dasarnya sifat ini bisa ada pada siapa pun.

Berita Terkait

Berita Terkini