Ragam
Hei Ladies, Diselingkuhin Bukan Salah Kamu! Dia Aja yang Nggak Bisa Pegang Komitmen!
Diselingkuhin tuh rasanya kayak ditampar pakai kepercayaan sendiriperih tapi juga bikin sadar, ternyata bukan kamu yang kurang, tapi dia yang kebanyakan alasan.
Vania Rossa

Dewiku.com - Menjalin hubungan itu butuh kepercayaan, kesetiaan, dan komitmen yang dijaga dua arah. Tapi semua bisa runtuh dalam sekejap saat tahu orang yang kita percaya justru berselingkuh. Buat banyak perempuan, diselingkuhi bukan cuma soal “dia punya orang lain,” tapi tentang dikhianati—tentang rasa aman yang hilang dan hati yang tiba-tiba nggak tahu harus percaya siapa lagi.
Rasanya kayak ditusuk dari belakang oleh orang yang paling kita percaya. Luka itu nggak kelihatan, tapi efeknya nyata: bikin hati remuk, pikiran berantakan, dan kadang bikin kita mempertanyakan diri sendiri.
“Kurang apa aku?” jadi pertanyaan yang sering muncul di kepala, padahal kalau dipikir-pikir, selingkuh adalah pilihan dia—bukan karena kita kurang cantik, kurang perhatian, atau kurang segalanya.
Yang paling berat sebenarnya bukan kehilangan dia, tapi kehilangan rasa percaya. Orang yang dulu jadi “rumah” mendadak terasa asing. Lihat dia buka ponsel bisa bikin curiga, dengar notifikasi masuk aja bisa bikin deg-degan. Luka kayak gini nggak cuma nyakitin, tapi juga ninggalin trauma buat percaya lagi, bahkan sama orang baru yang sebenarnya tulus.
Dari luar, mungkin perempuan yang diselingkuhi kelihatan tegar—masih kerja, masih senyum, masih posting seperti biasa. Tapi di dalamnya, ada perang batin yang nggak semua orang bisa ngerti. Kadang butuh waktu lama buat benar-benar pulih: nangis, cerita ke sahabat, atau sibuk cari kesibukan biar nggak terus keinget. Dan itu semua valid.
Pelan-pelan, luka itu akan sembuh. Karena sekeras apa pun rasa sakitnya, perempuan punya cara luar biasa buat bangkit. Dari patah hati, dia belajar mengenal dirinya sendiri, belajar batasannya, dan tahu siapa yang pantas dia perjuangkan.
Ingat, ya, diselingkuhi itu nggak bikin kita gagal, tapi justru membuka jalan buat menemukan cinta yang lebih sehat—dimulai dari mencintai diri sendiri lagi.
(Clarencia Gita Jelita Nazara)