Ternyata Terlalu Sering Chatting Pasangan Itu Nggak Baik

Salah satu kunci menjaga hubungan yang harmonis dengan pasangan adalah komunikasi yang baik. Hal tersebut nggak susah dilakukan karena sekarang banyak aplikasi chat maupun video call yang bisa digunakan.

Namun ternyata, ada efek buruk juga lho kalau terlalu sering nge-chat pasangan. Efek buruk apa ya kira-kira? Yuk simak ulasan Dewiku.com berikut ini.

Jadi, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Couple and Relationship Therapy menunjukkan bahwa ada pengaruh dari mengirim pesan teks terhadap kepuasan menjalani hubungan cinta.

Penelitian yang diikuti orang dewasa usia 18-25 tahun ini menanyakan tentang kebiasaan mengirim pesan teks dengan tingkat kepuasan menjalani hubungan cinta. Subyek penelitiannya terdiri dari 38 persen sedang berpacaran, 48 persen sedang menjalin hubungan serius dengan pasangannya, dan 16 persen sudah menikah.

Dalam penelitian tersebut, mereka ditanya meliputi seberapa sering mengirim pesan teks ke pasangan mereka hingga betapa sering mereka memikirkan untuk putus atau mengakhiri hubungannya.

Dan rupanya, hasilnya berbeda antara pria dan wanita.

Pihak wanita merasa lebih lebih nyaman jika sering menghubungi pasangan dengan pesan teks. Sedangkan pria cenderung lebih nyaman jika bisa sering bertemu atau face-to-face dengan pasangan.

Bahkan, pria cenderung lebih sering mengirim pesan teks justru jika ia nggak serius menjalani hubungan atau nggak tertarik meneruskan hubungan. Ini bahaya jika pihak wanita kekeuh terus nge-chat tapi nggak diimbangi bertemu langsung, bakal membuat pria merasa nggak diinginkan dan memilih mundur teratur.

Para peneliti juga menemukan, wanita yang sering membicarakan hal serius seperti minta maaf atau menyelesaikan masalah dengan pasangan via SMS atau chat justru nggak membuat masalah cepat selesai lho, karena wanita nggak bisa melihat secara langsung ekspresi pasangan.

Jadi secara umum, pemikiran wanita dan pria berbeda soal komunikasi. Daripada menebak-nebak, coba deh bicarakan dengan pasangan, apakah dia nyaman jika dichat terus menerus? Atau memilih untuk lebih sering bertemu saja?